Memiliki teman anak sultan memang luar biasa menyenangkan. Begitu pula halnya yang sering di rasakan Kala. Arin liana Widjaja. Anak salah satu pengusaha terkaya di Indonesia. Pemilik KlikBank, beberapa stasiun TV, hotel dan bidang properti lainnya.
Namun dibalik hal yang menyenangkan itu ada satu hal yang membuat Kala sakit kepala. Tentunya masalah itu bermula dari Arin. Sebagai anak perempuan satu- satunya Arin sudah di jodokah berkali-kali semenjak ia memasuki bangku kuliah. Orang tuanya selalu gembar-gembor menjodohkan anaknya dengan kolega mereka.
Untungnya mereka tidak menjodohkan dengan paksa. Semenjak di sahkannya undang-undang baru tentang HAM yang mencatut diantaranya hak memilih agama sesuai kepercayaan masing-masing juga di tambahkan hak memilih pasangan setelah usia dewasa. Ini di berlakukan semenjak kejadian bunuh diri secara live beberapa kali karena orang tua yang menjodohkan anaknya.
Terdengar aneh dan agak nyeleneh undang-undang itu. Namun setelah di kaji lebih jauh. Memang benar itu merupakan hak setiap anak.
Meski sudah berlakunya undang-undang itu orang tua Arin tetap tidak patah arang untuk menjodohkan anaknya. Ya walau hanya sebatas menyarankan kencan buta. Hanya sekedar berkenalan perkara cocok tidak cocok urusan belakangan. Yang penting berkenalan terlebih dahulu.
Mengenai masaah ini lah yang ikut meyeret Kala sampai ia ikut pusing.
"Rin, Kali ni siapa lagi?Duh kepala gue udah mau pecah gara-gara tugas lu malah...hahhh" Kala sudah tidak bisa melanjutkan kata-katanya.
Sementara itu Arin memasang wajah mengiba sambil mengatup kan kedua tangan di depan wajah.
"Pleasee satu kali ini aja. Tugas? Gue yang ngerjain. Mau ke mana habis itu goyy. Semuaaa yang lo mau goyy" Arin menunjukan black cardnya.
Kala mengejela napas. Ia menyenderkan tubuh ke sofa.
"Lo tu belajar kek. Belajar acting Rin. "
"Susah Kal, lo kan tau gue orangnya gak bisa bohong apalagi ketemu orang baru. Ga bisa acting gue tapi kalau ngelabrak orang gue bisa."
"Rinn, ini udah kali keberapa? Kita harus pake siasat apa? Lagian lu coba aja sih. Mana tau cocokan,"
"No..no. gue ga bakal berpaling. Dan gue bakal menghindari kenalan dengan siapapun." Bantah Arin penuh pendirian.
"Ishh. Pede lo melampaui bimasakti. Bang Zheo aja inget lo enggak" cibir Kala.
"Ucapan lo terlalu jahat Kal sebagai calon adik ipar"Sungut Arin dengan wajah di buat-bua tsedih.
***
Hari ini Kala merasa gusar. Sejak kapan orang tuanya ketularan orang tuanya Arin. Ikut menjodoh-jodohkan anaknya. Tapi ini semua salah Kala sendiri yang terlalu percaya dengan ayahnya. Semenjak ia SMA memang sudah memita ayahnya untuk dicarikan suami idaman. Setiap tahun ia selau merevisi tipe kriteria yang ia berikan pada Aslam. Terlalu menjadikan sang ayah sebagai role model. Tapi Kali ini Kala kurang setuju, harusnya sang ayah hanya memberikan biodata pria itu saja bukan malah membiarkan pria itu mengajaknya berkenalan lebih jauh. Meski bertemu tidak berduaan tetap saja ini membuat Kala tidak suka.
Sore ini mereka sudah berjanji akan bertemu di salah satu cafe. Kala berangkat dengan Arin. Dan si calon berangkat dengan Zhean seperti yang di sarankan sang ayah.
Pria yang baru bertemu dua kali dengannya itu Jelas sekali terlihat bukan pria baik-baik. Tetapi kenapa Ayahnya memberikan lampu hijau?
"Inget bagian lu Rin, harus tepat timingnya" ujar Kala saat memasuki cafe.
"Iya tenang cemans. Saatnya gue membuktikan loyalitas gue sebagai besis. Perlu kita gladi resik dulu?"
"Goy lah gue yakin dia belum data- aishh adek malin malah gak ngasih tau kalau udah sampe" ujar Kala pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIGILANTE S1 -21+ (END✔️)
RomanceSequel Aslam-Haura (Rate 18-21+) Adegan dewasa, kekerasan, pembunuhan. (Tersedia di Karya Karya da Henbuk) ❣️❣️❣️ "Kakak cuma menghibur aku kan, memang ciuman bisa jadi tanda merindukan seseorang." Kala masih tak percaya pada Alkean. Alkean menarik...