35. Game

360 48 74
                                    

🌜🌜🌜

Kala masih menatap Arin dengan raut permusuhan. Ia bilang belum memaafkan Arin tapi mereka masih berinteraksi seperti biasa hanya kadang Kala yang menatap dengan raut kesal.

Sementara itu Arin mengusap-usap bahunya yang di gigit Kala kemarin. Memang tak berdarah tapi cukup menimbulkan cetakan gigi Kala di sana. Arin lupa Kala terlalu kesal dan gemas bisa berubah menjadi monyet.

Kala memegangi kepalanya, sementara Kakinya bergerak-gerak. Tandanya ia sedang berpikir.

"Menurut lo-"

"Gak.."bantah Arin.

"Ishh,"Kala menjulid kesal.

"Ga bakal satu pun alasan Lo diterima. Udah datang aja dari pada Momma marah,"ujar Arin.

Kala mendapat telepon dari Safa semalam. Mengajak semua anak-anaknya berkumpul di rumahnya di Jakarta.  Acara kumpul keluarga yang di isi dengan kegiatan makan-makan dan cerita-cerita para tetua.

Sedangkan Kala merasa belum siap bertemu Alkean. Semalam ia bersyukur Alkean tak mampir ke unit pria itu hanya mengirim pesan jika ia ada kegiatan.

Tapi malam ini ia tak ada alasan syar'i begitu kata Arin untuk di berikan pada orang tuanya.

"Kali aja Papi Ven ga ikut,"ujar Arin.

Kala menghela napas.

"Gue tau, gue pura-pura sakit aja"tukas Kala akhirnya.

"Serius Lo,"

"Dan Lo harus ikut,"Kala menunjuk Arin.

"Dih ogah gue bukan keluarga besar, kalau di rumah bunda Lo masih mau gue"jawab Arin. Ia tak mau terlalu terlihat mengejar Zheo. Lagi pula pria itu terlihat sudah punya calon.

"Lo udah janji nurutin apa yang gue mau Arin"

Arin memicingkan matanya.

"Siapa paduka putri"

"Ayoo temenin gue belanja"ajak Kala.

***

Kala dan Arin sengaja datang lebih cepat agar nanti juga bisa izin pulang lebih awal. Selesai membantu memasak di dapur Kala dan Arin menuju lapangan yang biasa di pakai untuk tenis dan badminton.

"Ayook yang mau main, jean jadi....penonton hahaha"

Kala merotasikan mata. Salah berharap pada adik durjananya itu.

"Ihh jean, ayook lah jadi wasitnya"Ujar Arin.

"Maless jean makan dulu"Ujar Zhean merebahkan diri dikursi santai sambil menikmati kue kering.

"Lu tadi bilang sama momma ga enak badan, tapi malah main tenis"Ujar Arin.

"Ihh udah biarin orang momma bunda di dalam,"Balas Kala.

Keduanya asyik bermain tanpa memperdulikan skor.

"Ishh Si kanzan pakai tenaga dalam,"Ujar Arin setelah mengambil bola di luar lapangan.

"Ayook,"Balas Kala saat melihat Arin yang terlihat ngos-ngosan.

Arin mengambil ancang-ancang untuk melakukan forehand.

Pakhh..

Bola melambung tinggi.

"Lah kok ke atas?"Kala membiarkan bola jatuh di luar lapangan.

"Capek gue.."Arin terduduk di lapangan.

"Mana bolanya,"Kala menoleh kebelakang bertanya pada a Zhean yang tengah asyik main ponsel.

VIGILANTE S1 -21+ (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang