13. Kabar yang tak di inginkan

175 19 0
                                    

Baru saja selesai kuliah Kala tiba-tiba di suruh pulang ke rumah orang tuanya. Rencana hendak mengunjungi klinik terpaksa ia batalkan. Ia berangkat ke Depok bersama Zhean. Sepertinya acara kumpul keluarga sebab Kala dengar dari Zhean, abangnya, Zheo juga datang. Tapi acara penting apa kira-kira sampai harus datang sore-sore begini.

Kala menarik lengan Zhean agar adiknya memberikan bocoran tentang hal apa gerangan dari inti kumpul keluarga ini. Zhean merupakan informan terpercaya Kala, apa pun yang tidak ia ketahui pasti Zhean mengetahuinya.

"Apa sih teh?" Tanya Zhean malas melihat Kala yang menarik turunkan alisnya.

"Teteh serius" ujar Kala penuh penekanan.

"Ya adek gak tau beneran," balas Zhean

"Teteh buruan kesini" Suara Haura terdengar dari ruang keluarga. Kala menghampiri dengan bibir mengerucut.

Dia mencium bau-bau yang mencurigakan. Disana ada Aslam, Haura, Arkan, Safa dan Zheo. Berarti keluarga besar berkumpul minus Azlan dan Haena.

Kala duduk di samping Haura.

Drttt ...

Ano: Kall...gue masih di jalan. Tolongin gue. Gue ada janji OP 2 jam lagi. Tapi gue gak bisa nih. Gantiin ya.

Kala

Gue gak bisa juga No, gue lagi di rumah bonyok.

Ga ke kejar kalau balik. Arin coba deh.

"Kala," suara Aslam menginterupsi Kala.

Kala mendongak mendengarkan apa yang di sampaikan sang Ayah.

Tiba-tiba ia merasa was-was. Kala dan isntingnya itu sepaket. Memang benar dulu ia sering gembar-gembor minta di jodohkan dan di nikahkan. Lalu sekarang saat Aslam mengatakan ada seorang pria yang datang dia malah menciut. Takut, khawatir dan cemas.

Ya, ia dulu memang ingin menikah. Tapi sekarang ia rasa bukan itu yang ia butuhkan. Ia sedang pusing dengan hal yang bernama kuliah, jadi sekarang ia belum siap dengan kedatangan seseorang berlabel suami.

"Teteh," Haura membuyarkan lamunan Haura.

"Eh iya Bun,"

"Di lihat dulu," Haura menyodorkan sebuah map pada Kala.

Kala menarik map itu dan hendak membukanya.

"Tapi ini beneran udah sesuai kriteria yang Teteh kasih kan Yah?" Tanya Kala sebelum melihat kertas itu.

Aslam mengangguk.

Kala menaruh kembali Map itu .

"Yah, tapi Teteh belum mau nikah sekarang" ujar Kala dengan wajah lesu.

Semua orang di ruangan itu mendesah kecewa. Termasuk Zhean. Kala melirik adiknya itu iya yakin bocah manja itu mengetahui sesuatu.

"Kemarin-kemarin katanya mau, minta ayah buat cariin" ujar Haura pelan.

"Tapi Teteh lagi pusing kuliah bun,"jawab Kala dengan raut terlihat lelah menanggung beban hidupnya. Siapapun pria di balik map itu ia tak berminat sekarang. Menikah bukan lagi tujuan utama.

Ia ingin menjadi wanita karir, entah kapan cita-citanya berubah lagi.

Memang semakin bertambah umur. Semakin banyak dan pelik persoalanan hidup, tujuan hidup seseorang bisa berubah.

"Berkenalan dulu," Ujar Aslam.

"Ha?" Kala bingung. Ayahnya sedang tidak memaksanyakan? Aslam tidak pernah meminta seperti itu sebelumnya. Ia tidak akan meminta apapun jika Kala mengatakan tidak mau atau tidak suka.

VIGILANTE S1 -21+ (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang