Alkean mendapat kabar jika Walikota dan orang-orangnya kembali beraksi. Imbas dari kerugian besar akibat barang bukti Narkotika sejumlah 2 ton yang habis terbakar membuat mereka memutar otak untuk mencari cara agar bisa lolos pendistribusian tahap berikutnya. Sementara itu kabar mencurigakan terdengar bahwa seorang jurnalis di laporkan meninggal setelah memberitakan lahan yang tengah bermasalah akibat proyek yang tengah di bangun oleh walikota. Alkean meminta anggotanya mencari bukti yang di miiki jurnalis itu.
Malam ini operasi mendadak terjadi. Alkean langsung mengerahkan 10 orang anggota termasuk dirinya menuju pelabuhan. Sementara itu ia meminta Sera untuk mencari sesuatu di rumah Walikota.
Sebenarnya bukti Walikota terlibat dalam menyeludupan barang bukti narkotika itu sudah di kantongi namun Alkean menunggu kartu as lain, yaitu proyek pembangunan yang merugikan masyarakat, hingga menewaskan beberapa orang, juga kasus korupsi di dalamnya. Ia akan membongkar semua satu persatu secara berurutan agar Walikota dan orang-orang yang terlibat tak bisa mengelak.
Sesampainya di pelabuhan Alkean dan anggotanya terlambat. Kapal sudah berangkat lima belas menit yang lalu. Mata Alkean terlihat tak senang. Mereka ketinggalan informasi.
"Berapa berat yang mereka bawa?"Tanya Alkean.
"1 ton capt,"Jawab Felix. Alkean terdengar mengumpat.
"Kita berangkat besok sebelum mereka sampai di Singapura,"Jelas Alkean.
"Bagaimana caranya Capt,?"Tanya Zac.
"Apa kita bekerja sama dengan polisi Singapur?"
"Iya, jika kita curi langsung dari mereka itu akan cukup sulit, kita butuh banyak peralatan satu lagi biar mereka merasa kali ini terjadi karena insiden dari pemeriksaan di pelabuhan bukan dari kita,"Terang Alkean. Mereka kembali ke markas untuk mengadakan rapat.
Drrt...
Alkean mengambil ponselnya.
Walikota calling.
Terdengar lagi umpatan dari bibir pria itu. Ia menempelkan ponsel ke telinga setelah menekan tombol hijau.
"Haloo Haven, wah sudah lam kita tak bertemu, apa kabar?"
"Kabar baik, Pak walikota,"
"Hmm kalau begitu bisa datang ke rumah saya sekarang, ada yang hendak saya bicara kan sembil kita minum"
Rahang Alkean mengetat. Ia harus mengadakan rapat tapi satu sisi ia juga harus pergi menemui walikota, karena ini kesempatan untuk bagus. Ia harus tetap menjadi sosok Presiden Haven grup yang baik agar tak di curigai walikota.
"Tapi saya tidak sedah di rumah pak, kemungkinan 1 jam baru sampai di sana,"Ujar Alkean.
"Hmm, tak masalah saya tunggu,"
"Baik Pak,"
Setelah mematikan sambungan Alkean mengajak anggotanya menuju mobil. Mereka akan mengadakan rapat dengan anggota di dalam mobil secara online.
"Apa dia akan kembali membahas perjodohan dengan adik iparnya capt?"Tanya Felix.
"Aku akan tahu jika aku sudah sampai disana"Balas Alkean. Benar sebulan yang lalu Walikota mengajak Alkean bertemu lalu pria itu meminta Alkean berkenalan dengan adik iparnya. Alkean mulai melihat kemana arah kerja sama yang di inginkan pria licik itu. Saat itu Alkean menolak dengan halus. Jika saat ini ia belum ingin menikah. Walikota masih tetap membujuk hanya untuk berkenalan saja.
"Lalu sampai kapan, nunim akan disembunyikan capt?"Tanya Zac. Alkean memejamkan mata sambil menghela napas. Entalah ia sendiri tak tahu sampai kapan. Jika pekerjaannya masih terus berlajut tak boleh ada orang lain yang mengetaui statusnya dan Kala. Saat ini saja keadaan gadis itu sering dalam bahaya apa lagi nanti jika diketahui kalau ia sudah menikahi gadis itu. Namun yang pasti setelah ia membereskan Walikota dan antek-anteknya Alkean akan memberitahu semuanya pada Kala.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIGILANTE S1 -21+ (END✔️)
RomanceSequel Aslam-Haura (Rate 18-21+) Adegan dewasa, kekerasan, pembunuhan. (Tersedia di Karya Karya da Henbuk) ❣️❣️❣️ "Kakak cuma menghibur aku kan, memang ciuman bisa jadi tanda merindukan seseorang." Kala masih tak percaya pada Alkean. Alkean menarik...