29. Mencoba Dekat

350 41 58
                                    

Sudah seminggu setelah kejadian di unit 909. Kondisi Kala Sudah membaik. Ia sudah kembali beraktifitas seperti biasa. Arin sudah Kembali ke apartemennya. Zhean, jelas masuk kerja. Dan Haven? Pria itu kadang-kadang datang melihat kondisi Kala.

Dari kejadian seminggu yang lalu banyak menimbulkan tanda tanya di benak Kala. Pertama, kenapa tidak ada pemberitaan di televisi jika ada kasus penculikan dan pembunuhan Perempuan muda yang jumlahnya lebih dari 5 orang. Kala sempat bertanya pada Zheo, kenapa tidak di beritakan oleh pers. Menurut Zheo pihak kepolisian ingin melakukan penyelidikan secara tertutup.

Kedua, kebetulan macam apa, jika ternyata Jay adalah staf yang bekerja dengan Haven, Jadi kecurigaanya selama ini mencuat Kembali. Berarti benar ada yang memata-matainya. Jika itu dilakukan oleh Haven kenapa pria itu menyembunyikannya dari Kala.

Ketiga ada sesuatu antara Zheo dan Haven. Dua orang itu terlihat akrab. Dan Kala semakin curiga jika ada sesuatu yang di sembunyikan dua orang itu darinya. Dengan berbagai pertanyaan lain di kepala Kala. Tapi ia memutuskan untuk tidak langsung menayakan hal itu pada Haven. Ia akan menjawab semua teka-teki itu sendiri. Jika Haven berinisiatif memberi tahunya terlebih dahulu, tidak masalah toh pria itu juga pernah berjanji akan memberitahu suatu hal padanya dan juga tentang pernikahan mereka.

Bibbb..

Bibbb..

Bibb...

Kala menoleh kearah pintu masuk. Ia tengah menyiapkan makan malam untuknya dan Zhean.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam"Jawab Kala. Ia menaikan alis melihat raut adiknya terlihat ceria.

"Anyeong teteh bininya hyung,"

Kala membalas dengan tatapan jengkel.

"Nihh, buah kesukaan teteh, pesanan dari oppa tercinta, oh iya adek balik ke kantor ada lembur hehe,"Zhean menaruh 1 kg salak di atas meja.

"Makan malam dulukan?"Tanya Kala.

"Gak dong, makan malamnya di kantor bareng yang lain, hhee"

Kala memicing curiga. Pekerjaan apa yang dilakukan adiknya itu sehingga begitu sumringah saat di minta lembur.

"Memang berapa sih gaji adek?"

"Tiga puluh-"

"Tiga puluh ribu? Sejam?"

Zhean menggaruk kepalanya sambil memutar mata.

"Gak usah bohong,"Kala menjewer telinga Zhean.

"Aaakk... teteh ih" Zhean melepaskan diri dari jangkauan Kala.

"Padahal teteh mau minta temenin keluar mau belanja, malah pake lembur segala"Ujar Kala.

"Hehhe duhhh kasihan ya Kalong ga bisa kelayapan lagi malam-malam"Zhean mengejek Kala sambil meggusap-usap kepala kakaknya yang tertutup kerudung.

Plak..

Sebuah spatula mendarat di tangan Zhean dengan keras.

"Aaak moma, iIh teteh anarkis banget, dasar Kalong"Panggilan Zhean jika sudah terlalu kesal dengan Kala. Kalong. Julukan karena kakaknya itu hobi kelayapan saat malam. Dan Kala sangat benci dengan panggilan itu. Dan sudah lama juga Zhean tak memanggilnya begitu. Biasanya Zhean memanggilnya 'Kalong' Jika ia merasa diatas angin dan tidak akan di tindas oleh Kala. Arin juga pernah iku-ikutan Zhean memanggilnya begitu namun karena amukan Kala ia berhenti lalu memanggil Kala dengan sebutan 'Kanzan".

"Bilang lagi Kalong, ayo bilang,"Kala mengejar Zhean yang berlari menuju pintu.

"Wlee gak kena, aaakk.. ampun buinnya hyung kakakaka.... Daa teteh, Assalamualaikum" Zhean mengilang dari balik pintu.

VIGILANTE S1 -21+ (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang