16| Positif Thigking

5.4K 296 26
                                    

Delta berjalan di taman santai, ada sangat banyak jajanan di sini tetapi ia lebih memilih untuk duduk di kursi panjang yang berada di sana.

"Jodoh gue nanti kek gimana ya??..." Gumam Delta ngabrut tiba² ingat jodoh.

"Ya allah semoga aja jodoh Delta nanti ganteng, pintar, multitalent, dari korea, kaya raya, kalau boleh park bo-gum juga nggak papa kok tapi jangan yang kayak Calvin si brandal, kayak kak Altha yang dingin kek es kutub, apa lagi Albian jangan sampai deh" doa Delta antusias kasian semasa hidup jomblo mulu.

"Stress, mana ada orang doa kek gitu" ucap Daren yang baru saja datang dengan 2 es krim di kedua tangannya.

Delta melirik ke samping, "dih serah gue lah sibuk banget sih lo, es krim gue siniin??.." ucap Delta meminta satu es krim di tangan Daren.

Daren menyodorkan satu eskrim milik Delta lalu duduk di dekat gadis itu, "nggak lagi deh gue janjiin lo, bangkrut gue lama²" ucap Daren, benar² mustahil jika Delta hanya jajan sekali.

"Nggak papa kali jajanin adek sendiri" ucap Delta santai sambil memakan es krimnya.

"Lo beneran udah berubah ta" Daren menatap langit lalu beralih menatap Delta.

"Menurut lo??..." Tanya Delta balik yang membuat pria itu kembali kesal padahal dah serius malah ni orang main².

"Nggak, gue salah" balas Daren acuh, cepat kembali menatap ke depan.

Delta tertawa kecil melihat Daren membuat nya rindu dengan kakaknya Rafa, "bagus deh kalo lo percaya" ucap Delta kembali memakan es krimnya.

"Gue harap lo nggak bohong kali ini ta" batin Daren masih menatap kedepan, ada sedikit rasa penyesalan di benaknya walau masih di titik belum mempercayai sepenuhnya.

***
Delta berjalan menuju kelasnya santai sambil sesekali menyapa orang² yang berada di koridor, udah tau lah ya gimana ekspresi mereka yang di sapa.

Ia mendudukkan dirinya di kursi, seperti biasa yang setiap hari ia lihat Calvin akan tertidur di sebelah mejanya, "nggak niat sekolah banget ni orang" gumam Delta pelan.

"Gue dengar" ucap Calvin lalu berbalik ke arah Delta dengan posisi masih berbaring.

"Bagus deh kalo lo dengar, biar cepat tobat"

"Kasian bet ortu lo kalo liat anaknya kek gini di sekolah" lanjut Delta ceplas ceplos sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"perhatian lo sama gue??" tanya Calvin menaikkan satu alisnya dengan tatapan yang sulit di artikan membuat Delta sedikit canggung.

"Badut, yang perhatiaan sama lo siapa hah orang gue kasian sama emak bapak lo" ngegas Delta cengengesan.

"Gue anaknya sama aja lo perhatiin gue".

"Ngelunjak banget sih lo-" belum sempat Delta menyelesaikan ucapannya tiba² saja Albian yang baru saja datang menarik tangannya kencang.

"Ikut gue" tegas Albian yang membuat Delta bingung, sedangkan Calvin hanya acuh dan membiarkan interaksi keduanya, walaupun ada sedikit rasa tidak suka.

Albian membawanya ke lorong sekolah yang mungkin jarang siswa lain lewati, menghempas gadis itu kasar ke dinding.

"Ck, lo kenapa lagi sih??..."

"Nggak bisa liat orang bahagia apa" lanjut Delta mengusap bahunya yang sakit tanpa menyadari jarak diantara mereka cukup Dekat atau mungkin sangat dekat.

"Tatap gue" ucap Albian dengan nada tegas sekaligus seraknya, tetapi Delta hanya sibuk dengan bahunya sehingga tidak fokus mendengar apa yang pria itu ucapkan, nggak penting juga sih menurutnya.

"TATAP GUE DELTA..." Bentak Albian sehingga Delta menatap Albian cepat dengan ekspresi polosnya.

Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut Delta karna merasa gugup dengan bentakan Bian.

"Sampah, itu yang selalu gue lihat dari lo" ucap Albian, pria itu mengeluarkan ponselnya lalu memperlihatkan sebuah vidio di mana Gesya terkunci di gudang balkon sekolah dengan terus berteriak meminta tolong.

"Lo mau ngelak apa lagi HAH..." Bentak Albian dengan mata memerah karena amarah.

"M-maksud lo apa, lo nuduh gue??..." tanya Delta gugup karena tatapan pria itu.

"Gue nggak pernah lakuin itu, sumpah gue langsung pulang waktu itu" lanjut Delta mengelak.

"Terus kenapa lo takut??..." Tanya Bian dengan tersenyum smirk.

"Iya juga ya kenapa gue takut, ck bodoh banget sih" batin Delta berpikir.

Delta terus terdiam ia tidak bisa berpikir karena situasi sehingga membuat pria di depannya semakin percaya kalau ia lah yang mengunci Gesya saat pulang sekolah saat itu.

Albian memundurkan langkahnya pelan lalu menggebrak dinding tepat di samping telinga Delta keras.

*Brak...*

Gebrakan itu sangat keras sehingga Delta gemetar ketakutan, jika di lihat Albian adalah tipikal pria yang tidak bisa menahan emosi, tidak peduli itu berlaku untuk siapapun mau itu pria atau pun perempuan ia benar² tidak peduli.

"Kenapa lo diam hah?..."

"takut, karna kebusukan lo ke bongkar" tanya Albian pelan tetapi sangat tajam.

"JAWAB GUE DELTA..." Teriak Bian.

"Mau jawab apa woy, nih otak kok ngelek pas gini sih" batin Delta frustasi ia tidak tau harus bagaimana sedangkan sekarang situasinya sudah sangat di pojok fitnah.

*Kringgg.... Kringgg....*

Bel jam pertama berbunyi pertanda kelas sebentar lagi akan di mulai, ini kesempatan ia untuk menghindari pria ini bukan.

Delta mendorong pelan tubuh Biar agar menjauh darinya gemetar, "bel udah bunyi, g-gue duluan ya" ucap Delta lalu berlari kecil pergi begitu saja.

"SIALAN...!!!" umpat Bian memukul apapun benda yang ada di sekitarnya.

"Gue nggak akan biarin lo Delta" ucap Bian sekali lagi lalu pergi berjalan menuju kelasnya.

***
Delta terus memainkan tangannya gelisah, bel pulang sudah bunyi sejak tadi tetapi ia takut karna Albian yang berada tepat di parkiran seperti menunggu mangsa.

"Kurang kerjaan banget sih tuh hama udah di bilang bukan gue juga masih ngotot, gimana cara pulangnya coba??..." Gerutu Delta terus mengoceh.

"Coba aja hari ini bukan piket gue pasti dah nyantai gue di rumah" lanjutnya cemas.

Delta terus berpikir sampai ia melihat Altha ketua osis yang pernah menghukumnya yang baru saja keluar dari pintu utama sekolah ingin ke parkiran , ide cemerlang muncul begitu saja dalam benaknya.

Delta tersenyum "gue tau" ucapnya lalu nyempil di belakang Altha tanpa pria itu sadari.

Altha terus saja berjalan sampai ia menghentikan langkahnya karena sadar dengan keberadaan seseorang di belakangnya.

*Bruk*

"Aus..., lo kenapa berhenti mendadak sih??..." Tanya Delta mengusap Dahinya karna terbentur di punggung pria itu.

Altha berbalik menghadap Delta dengan tatapan dinginnya, "yang suruh lo di belakang gue siapa??..." Tanyanya balik.

Delta menatap lama Altha, "sejak kapan lo dekat sama Della??..." Tanya Delta tiba² yang membuat ekspresi pria itu berubah seketika.

Bersambung...

Altha kira² punya hubungan apa yah sama Della dulu sampai ngaku² temenan...

Yuk kita tebak bersama guys, di kolom komentar ya...

Selasa, 2 januari 2024.

Bitter RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang