38| Penghalang

1K 72 6
                                    

Bus berhenti tepat di depan sebuah beberapa tenda yang sudah berdiri tegak, suasana di sini memang benar² indah karena sudah di persiapkan sebelum²nya.

Tenda yang langsung mengarah ke pantai yang lumayan cukup jauh dari tempatnya masih bisa terlihat jelas indahnya, sekarang masih sangat sore tetapi bisa di bayangkan keindahannya saat menjelang malam nanti bukan...

"By bangun..." Ujar Calvin pelan agar tidak membuat gadisnya kaget.

"Baby..."

Delta membuka matanya perlahan mengerjapkannya berkali² melihat sekeliling bus yang sudah terlihat sepi.

Sudah di pastikan Calvin membangunkannya sejak tadi, "udah sampai yah??..." Tanya Delta menatap pria itu.

"Hm..." Balas Calvin tersenyum, gemes sendiri dengan tingkah pacarnya.

"Kenapa??..." Tanya Delta sedikit heran dengan tingkah Calvin yang berbeda seperti biasanya.

"Nggak, bukan apa²" elak Calvin menormalkan ekspresinya, ia benar² tidak bisa menyembunyikan ekspresinya saat ini, hilang sudah jabatannya sebagai brandal kalau terus seperti ini.

"Kita turun sekarang, yang lain juga udah nungguin" ucap Calvin kembali dingin mulai menegangkan barangnya dan Delta.

Calvin berjalan duluan menuruni Bus setelah itu membantu Delta, "hati-hati" tahan Calvin memperhatikan pijakan Delta.

Altha menatap situasi itu dingin, ia kembali teringat dengan penawaran Daren sebelumnya yang belum ia berikan jawaban.

"Tolong lanjut..., Gue mau ke toilet" ucap Altha menyerahkan kertas absen kepada Juan teman satu²nya yang dekat dengannya.

Altha membasuh wajahnya sedikit frustasi menghadap cermin, ia benar² tidak bisa berpikir jernih karena Delta dan Calvin, "nggak, gue nggak boleh lakuin itu!!..."

Sekali lagi Altha memukul-mukuli wajahnya pelan, ia tidak mau pikirannya semakin kacau kemana-mana hanya karena keegoisan dalam dirinya.

Pria itu kembali menatap kaca lekat, "Nggak ada salahnya bukan kalau gue sedikit egois buat dapatin Delta??..."

"Gue juga mau bahagia!!!" Gumam Altha sinis memikirkan rencana yang akan ia buat.

***
"Kalo ada apa² telfon Aku" Ucap Calvin pelan mengelus rambut Delta.

Delta mengangguk setelah itu mengambil barangnya dari pria itu, "Calvin lo sehat kan???...." Tanya Hera sangat terkejut dengan Suara lembut yang keluar dari mulut pria itu.

"Enggak² nih orang sakit pasti, woy lah brandal Gemilang dah tobat bjir!!!"

"Calvin lo jadi imam di masjid juga cocok tuh azan pake nada tadi, Oh jangan... Jadi biduan aja kali yak terus nanti uangnya setor ke gue kan untung banyak lo" celetuk Abel Tanpa beban sedikit pun.

Hera menabok lengan Abel pelan menurutnya itu sangat berlebihan apa lagi yang gadis itu bicarakan adalah Calvin, "Lo bicara aja dulu deh..., Abel sama gue masuk duluan aja nanti kita tunggu di dalam ya" ucap Hera buru² mendorong pelan Abel Untuk masuk ke tenda yang lumayan besar.

Delta menatap ekspresi Calvin yang sedikit terlihat kesal, "udah nggak papa kok justru aku suka kalo kamu kayak tadi, tapi kalo kamu nggak nyaman-"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Delta menatap ekspresi Calvin yang sedikit terlihat kesal, "udah nggak papa kok justru aku suka kalo kamu kayak tadi, tapi kalo kamu nggak nyaman-"

"Nggak.. aku bakal lakuin apapun buat kamu ta, aku suka apapun yang kamu suka" ucap Calvin lembut bahkan sangat lembut dari sebelumnya.

Delta tersenyum kecil entah mengapa tubuhnya menjadi panas dingin karena ucapan pria di depannya, "ta?... Kamu nggak papa kan pipi kamu merah, kamu nggak lagi sakit kan??..."

"E-enggak" gugup Delta memegang pipinya yang terasa panas.

Calvin menempelkan tangannya di kening gadis itu memeriksa suhu tubuh Delta, "nggak panas??" Bingung Calvin.

"Kita ke uks aja ya biar di periksa??..."

"Nggak usah!! Serius aku nggak papa" malu Delta menutup wajahnya.

"Makanya lo jangan tatap gue kek gitu Astaga, gue malu!!!" Gumam Delta sedikit ngegas.

Sementara Calvin terdiam sebentar setelah itu mengerti apa yang di maksud gadis di depannya, menurutnya Delta benar² sangat lucu saat salting seperti ini.

Pria itu menarik Delta ke dalam pelukannya hangat, "Gue beruntung dapatin lo ta" gumam Calvin tak melepaskan pelukannya hingga beberapa Detik.

*Cekrek...*

"Goblok lo ngapain kasi nyala blistnya, entar ketahuan bego..!!!" Bisik Abel ngegas.

"Suara lo lebih berisik anjir!!"

Setelah Calvin pergi Delta membuka tirai Tenda berniat akan masuk, "lo berdua ngapain??..." Bingung Delta menatap Kedua sahabatnya yang tengah berdebat.

"Nggak ada" ucap Hera cepat² menyembunyikan ponselnya.

Abel menarik Delta agar cepat² duduk, "ceritain dong, kok lo bisa pacaran sama Calvin??" Tanya Abel dengan semangat.

"Kepo lo, udah ah mending cuci muka entar malam kan masih ada kegiatan" balas Hera tapi jujur sebenarnya ia juga penasaran.

Abel menatap Hera tajam, "ini kalo gue geplak yang ada gue yang di tendang" pikir Abel setelah itu memutuskan tatapannya.

"Malas ah, lo berdua duluan aja nanti gue nyusul" balas Delta duduk tenang mengambil Novel yang akan ia baca.

"Yaudah terserah lo aja, tapi Ta disini tuh ada makhluk halus loh emang lo berani ke toilet sendiri mana jarak dari tenda kita jauh lagi??..." Tanya Hera dengan nada seriusnya.

"Ck jangan nakut²in, di pikir gue anak kecil apa"

"Gue serius anjir, kemarin sebelum kesini gue baca artikel tentang pantai ini tau-" Hera melambatkan ucapannya beralih menatap Abel begitupun dengan tatapan Abel sekarang.

"Makhluk apa??" Tanya Gadis itu polos sedikit mendekati kedua sahabatnya.

"Nggak ada, lo parno an soalnya" lanjut Hera, ia sangat tahu jika Abel benar² sangat penakut, walaupun energi Gadis itu 100% seperti pemberani tetapi jika sudah di sangkutkan dengan hal yang menyeramkan dah lah seketika jadi cupu.

"Nggak seru ih, Buruan cerita woy... Terlanjur lo udah buat gue penasaran masa mau lo gantung!!!"

"Gue sih mau² aja, tapi lo nya aja yang penakut"

"Nggak ada tuh, udah cerita aja gue janji nggak bakal takut" Semangat Abel sangat penasaran.

"Yaudah deh" dengan ragu Hera mulai menceritakan hal yang ia ketahui di artikel tersebut, ya walaupun ragu karena salah satu sahabatnya yang penakut.

"Ini malam apa??" tanya Abel yang sudah dempet memeluk pergelangan tangan Abel.

"Selasa, tuh kan apa gue bilang lo pasti takut kan??" Kesal Hera sesak karena Abel yang terlalu dempet.

"Berarti hantunya juga ada hari ini kan??..., Ta lo jangan jauh² dari gue ya gue takut lo hilang"

"Dih Alasan.. bilang aja lo yang takut, udah ah bentar lagi mau malam buruan cuci muka yuk" lanjut Delta mulai beranjak dari duduknya, mengubah rencana sebelumnya.

***
Artikel pantai yang di ceritakan Hera...

Makhluk halus dengan wujud lelaki, wajah tampan yang di tutupi luka gores di sebagian matanya tertutup oleh rambut, Tatapan sayup yang membuat semua orang lengah, Logat *Saya* Selalu menyertai khas suara dan wajah datar Makhluk itu, tidak ada artikel tentang apa yang akan terjadi jika bertemu Makhluk tersebut tetapi banyak yang mengatakan wajahnya yang benar² menyeramkan.

(di harap para pembaca bijak dalam mengerti cerita fiksi/karangan yang di buat author.)

Bersambung...

Kalo hantunya tampan mungkin bakal di karungin deh yakali mau di lepas kan ya???....

Hay teman-teman yuk banyakin Vote dan komennya biar Author juga rajin upnya, sampai jumpa di Chapter selanjutnya....

Jumat, 29 Maret 2024

Bitter RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang