Altha berhenti tepat di depan pintu ruangan tata usaha lama, di sini memang sangat sepi bahkan di saat jam pelajaran di mulai pun tetap sama, karna pada dasarnya tempat ini sudah tidak terpakai makanya sangat jarang siswa lain berlalu-lalang di sekitar sini.
Altha mendorong pintu itu sekali tetapi sayangnya itu terkunci, karna sangat khawatir pun ia tidak sempat meminta kunci pada kelima orang tadi.
Pintu ini sangat tebal mungkin jika di dobrak pun akan sulit, Altha menaruh tasnya dan juga jas osisnya di pojok pintu setelah itu menggulung lengan bajunya agar leluasa untuk bergerak.
*Brak...*
*Brak...*
*Brak...*Pria itu beberapa kali mendobrak tapi sama saja tidak ada hasilnya, Altha menetralkan nafasnya lelah lalu menarik dasinya sedikit terasa sesak.
"DELTA LO DENGAR GUE KAN??..., LO BAIK² AJA KAN DI DALAM??"
"DELTA PLEASE JAWAB GUE KALO LO BENERAN NGGAK PAPA...!!!" Teriak Altha frustasi.
Altha memang menaruh perasaan baru² ini pada Delta, Ia juga tidak tahu mengapa tapi satu hal yang ia rasakan ~perasaanya sangat sulit untuk di kendalikan~.
***
Calvin berlari tanpa henti ia mencari di setiap sudut manapun sampai sebuah teriakan terdengar jelas di telinganya, Ia mendengar Altha yang seperti meneriaki Delta.Dengan pikiran campur aduk ia pergi menuju ke suara itu, Calvin melihat Altha yang terus mendobrak pintu tanpa henti.
"Delta di dalam??..." Tanya Calvin serius tidak peduli dengan siapa ia bicara sekarang.
Tak mendapatkan jawaban Altha, dengan cepat Calvin menyingkirkan Pria itu mendorong sekuat tenaga pintu ruangan tersebut.
Pria itu melihat sekeliling mendapatkan sebuah kayu yang cukup besar, tak peduli Calvin mengambil kayu tersebut lalu merusak gagang pintu ruangan hingga benar² hancur.
*Brakk...*
Pintu terbuka menampakkan suasana gelap bahkan suhu dingin di dalam sangat tinggi, mereka berdua memasuki ruangan tersebut dengan berhati-hati.
saklar lampu ruangan ini berada di luar tetapi sama saja karna sudah tidak berfungsi kalau remot AC mungkin kelima orang tadi sudah menyembunyikannya di suatu tempat sangat licik pikir Altha...
Calvin melihat cahaya di ruangan tersebut, tanpa pikir panjang ia berlari melihatnya, Altha juga yang penasaran mengikuti Calvin Kemana pria itu akan pergi.
Calvin menghentikan langkahnya shock melihat Delta yang sudah terpapar di lantai dengan beberapa barang yang berserakan.
"Delta..!!" Sahut Calvin bergegas memangku kepala Delta, Altha yang melihat itu pun ikut mendudukkan diri di samping Gadis itu.
Pria itu menepuk-nepuk pelan pipi Delta berharap Gadis itu akan bangun, melihat darah yang akan mengering di sekitar wajah Delta membuatnya semakin khawatir.
Tubuh dingin Delta sangat terasa, Calvin bergegas mengangkat tubuh gadis itu keluar dari ruangan, Altha terdiam masih terduduk sejak tadi mulai mengambil barang² milik Delta.
Tatapannya terhenti pada berkas tepat di samping ponsel Delta melihatnya sebentar Tak peduli bergegas pergi menyusul Calvin.
Altha membukakan pintu belakang mobil untuk Calvin yang menggendong Delta, setelah itu ia duduk di kursi kemudi.
Pria itu mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan di atas rata² menuju rumah sakit terdekat, sekarang sudah pukul 18:20 malam.
Calvin melepaskan Sweater yang ia kenakan menyelimuti Delta, keringat dingin keluar dari pelipis kening gadis itu membuatnya semakin khawatir.
"Altha ngebut ta Gue takut Delta kenapa-napa..!!!" Ucap Calvin dengan suara yang terdengar gemetar.
Altha yang mendengar itu pasrah ia memang cemburu tetapi di sisi lain ia juga takut Delta kenapa-napa.
***
*Tit... Tit... Tit...*Ponsel Daren berbunyi tertera nomor yang ia tidak kenal di sana, sekarang bukanlah waktunya untuk mengangkat telfon ia sangat khawatir dengan Delta bahkan sampai sekarang ia belum menemukannya.
Albian dan Daren sekarang berada di parkiran sekolah mereka menuggu anggota Axzero lainnya di sini mungkin saja Ada salah satu dari mereka yang menemukan Delta.
*Tit... Tit... Tit..."
Deringan ponsel Daren berbunyi lagi belum sempat pria itu mematikannya Albian terlebih dulu bicara... "Mending lo angkat siap tau penting" ucap Albian menenangkan Sahabatnya.
Daren menatap ponselnya pasrah kemudian mengangkatnya, "halo??..." Sahut Daren dingin.
"Daren kan??...Lo kerumah sakit sekarang Calvin sama Altha udah bawa Delta ke sana".
"Maksud lo apa...!!, Delta kenapa??... Dia baik² aja kan??..." Tanya Daren Semakin khawatir.
"Lo kerumah sakit dulu, nanti kita jelasin".
Panggilan terputus sepihak, pria yang menelponnya tadi mengirimkan Sherlock rumah sakit yang sepertinya tempat Delta sekarang.
Albian berlari menuju mobilnya segera mengeluarkannya dari parkiran, "naik... Nanti yang lainnya suruh nyusul...!!" ucap Bian, setelah Daren naik pria itu menjalankan mobilnya dengan kecepatan di atas rata².
"Gue udah telpon Saudara Delta mereka bentar lagi kesini" ucap Arhan yang mendapatkan anggukan dari Fasya, Arhan sudah menebak pasti bukan hanya Daren yang datang sudah pasti pria itu bersama Geng Inti Axzero lainnya.
Fasya dan Arhan memang sudah mengetahui Delta karna saat Calvin masih berada di perjalanan menuju rumah sakit pria itu menyempatkan untuk menelfon keduanya.
Fasya dan Arhan sekarang berada di ruang pendaftara dan Administrasi, mereka mengurus semua data² yang di perlukan untuk perawatan Delta.
Sedangkan Altha dan Calvin berada tepat di depan ruang pemeriksaan Delta, kedua pria itu sejak tadi tidak tenang menunggu Dokter yang belum keluar sejak tadi menangani kondisi Gadis itu sekarang.
Beberapa menit menuggu dokter keluar dari ruangan Delta, "Dengan Wali pasien Delta??..." Tanya Dokter tersebut membuat Altha yang duduk berdiri Cepat begitupun Calvin yang sejak tadi berdiri di samping kursi menghampiri Dokter tersebut.
"Saya..."
"Saya..."Ucap keduanya Antusias, Altha dan Calvin saling menatap terlihat wajah tak suka dari keduanya, "Saya ingin membicarakan hal penting untuk kondisi pasien" ucap Dokter tersebut tak peduli dengan ekspresi kedua pria itu.
"Sebelumnya mungkin sudah di peringatkan untuk tidak memaksakan pasien Delta mengigat terlalu keras karna masih menjalankan proses penyembuhan".
"Tapi dari hasil yang saya lihat masalahnya bukan karna memaksakan ingatan pasien melainkan ingatan nona Delta sendiri yang sepertinya tidak mampu kembali untuk menerima ingatan tersebut sehingga pasien Drop dan akhirnya pingsan" lanjut Dokter yang terlihat sangat serius.
"Ini bukan masalah besar tidak ada hal yang sangat perlu dikhawatirkan, itu juga tidak akan mempengaruhi masalah ingatan pasien tetapi mungkin akan sedikit memperlambat proses penyembuhan, sekarang kalian sudah bisa menemui pasien kalau begitu saya juga pamit" Setelah mengatakan hal itu Dokter pun pergi meninggalkan ruangan.
Mungkin Calvin sudah mengetahui hal ini tetapi beda halnya dengan Altha, pria itu terdiam berusaha mencerna apa yang di katakan Dokter tadi.
"Lo udah tau..??" Tanya Altha dingin berusaha mempertahankan Kharismanya.
Calvin melirik Sekali Pria itu kemudian berjalan masuk ke ruangan Delta meniggalkan Altha.
Pria itu menormalkan posturnya bisa² hilang harga dirinya bertanya pada Calvin, setelah itu ia juga mulai berjalan memasuki ruangan Delta.
Bersambung...
Vote dan komen yang banyak ya guys... Bye...bye... Di Chapter berikutnya.
Rabu, 7 Februari 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Reality
FantasyGadis yang terjerumus masalah perpindahan jiwa, Kebencian orang² di sekitar membuatnya tidak mengerti apa penyebab orang² di sekitarnya membenci tubuh yang ia tempati ini??... Gadis Egois yang tidak di sukai semua orang, Depresi, Masalah, Dan trauma...