Last memories (END)

330 31 40
                                    

Delta mengambil makanan pasien yang berada di atas nakas depan kamar rawat Calvin, pagi ini ia datang lebih awal dari sebelumnya, berhubungan Hara, abel, Arhan, Fasya dan kelima Anggota Axzero juga ingin menjenguk pria itu.

Delta memasuki kamar rawat Calvin, terlihat pria itu yang masih tidur pulas, sangat tampan bahkan pria itu sedang tertidur.

Perlahan-lahan ia menutup pintu agar Calvin tidak terbangun, menyiapkan makanan tersebut untuk pria itu makan setelah bangun nanti.

Setelah semuanya selesai Delta berjalan ke brangkar Calvin mengusap kepala pria itu lembut,
"aku senang masih bisa lihat kamu sampai saat ini"

"Jangan pergi lagi yah... Aku beneran takut kamu bakal ninggalin aku kayak kemarin"

"Nggak akan..." Calvin membuka matanya menatap Delta.

"Sampai kapan kamu mikir kayak gitu ta??..."

"Perasaan aku nggak enak aja"

"Tutup mata kamu"

"Mau ngapain" tanya Delta sedikit curiga.

"Mau aku cium"

"Ck jangan bercanda, emang kamu berani??..."

"Beranilah, mau coba??..." Tanya pria itu menggoda Delta.

"Serius??..." Tanya Delta menatap Calvin berniat mengejek Pria itu.

Calvin memperlihatkan senyum tertantangnya itu menarik pinggang Delta agar mendekat, "Kalo udah kayak gini kamu nggak bisa lepas loh ta" Calvin perlahan mendekatkan bibirnya menyatukannya dengan bibir Delta cukup lama.

*Cekrek*

"Bjir, nggak liat... Nggak liat... gue rabun" Refleks Arhan kembali menutup pintu kamar rawat Calvin.

"Calvin udah nggak polos lagi Bjir..!!!" Histeris Abel yang berada di belakan Arhan.

"Kebalik, Seharusnya kan Delta bego" Celetuk Fasya agak ngegas.

"Berarti selama ini Calvin nggak polos dong..!!, ya allah besti gue ternodai" lanjut Abel yang membuat Hera sedikit Kesal.

"Mau² lo deh" ucap Gadis itu, entah mengapa ia kesal tetapi juga malas mengutarakannya.

"Jadi masuk nggak nih??..."

"Masuk lah udah terlanjur juga lihatnya" ucap Arhan menggeser pintu kamar rawat Calvin.

"Bisa²nya lo baru operasi udah Ki*s- an" geleng² Fasya menaruh beberapa buah²an ke meja dekat bangku panjang.

"Emang nggak boleh ya??..." Tanya Abel sekali lagi yang membuat Fasya geram sendiri ingin menglakban mulut gadis itu.

"Udah bel kuping gue nggak sanggup dengar pertanyaan lo yang cerocos² terus" ampun Hera sudah tidak kuat.

"Mumpung lo semua di sini, gue ada tugas".

"Ceillah baru juga sampai udah mau di suruh² sama ibunda Calon istri pak bos" ucap Arhan agak malas.

"Nggak usah ngeluh, buruan!!" Delta mengambil perban yang berada di lemari nakas memberikan obat²an tersebut kepada Arhan dan Fasya.

"Manja amat sih lo, biar gini doang di obatin" ejek Arhan mengetuk-ngetuk Kapas dengan cairan alkohol ke perut bekas jahitan Calvin.

Calvin mengambil pisau buah yang berada di atas nakas, "Lo mau juga??..." Tanya pria itu dengan ekspresi sedikit kesal.

"E-enggak"

"Lo udah beneran baikan kan??..." Tanya Fasya sedikit khawatir pada sahabatnya itu, dan sebenarnya ada pesan dari ayah pria itu yang harus ia sampaikan.

Bitter RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang