32| Gesya

2K 117 12
                                    

Dengan kecepatan di atas rata² Albian menggas motornya, Pertandingan di mulai Posisi Atlan dan Albian begitu Dekat atau bisa di bilang bersebelahan.

Jalanan sepi dan sunyi terlihat di sepanjang jalan, suara gelegar motor ikut serta dalam pertandingan tersebut.

Entah mengapa perasaan Albian menjadi tidak enak, ia berada di lokasi Balap tetapi tidak dengan pikirannya.

Motor Albian melambat membuat Atlan lebih leluasa untuk melambung, Albian yang sadar akan hal itu semakin meng Gas motornya di kecepatan yang kurang stabil sehingga tidak sadar dengan Kecepatannya melampaui batas sehingga mengakibatkan rem yang tidak berfungsi.

Finish terlihat tepat di depan mata, perlahan Albian menekan remnya tapi tidak ada yang terjadi motornya terus saja berjalan dengan kecepatan penuh.

"Sial" gumamnya mulai merasa sedikit panik.

Tanpa pikir panjang pria itu membelokkan motornya di pembatas jalan hingga...

*Brukk...*

Pria itu terpental menggelinding di jalanan, sudah di pastikan motornya tidak bisa lagi di selamatkan karna tubrukan tersebut, Albian mengatur nafasnya setelah itu membuka helm yang terpasang di kepalanya dengan satu tangan.

Luka di wajahnya jelas terlihat dan lebih parahnya lagi tangannya Cedera karna tubrukan saat menjatuhkan diri ke tanah.

"BIAN!!!..." Teriak Daren dan yang lainnya mulai menghampirinya.

"Lo nggak papa kan??..." Tanya Alvin Khawatir.

Gio memukul lengan Alvin sedikit keras, "Bjir, orang jatuh dari motor woy, yakali nggak papa" ceplas ceplos Gio kesal.

Alvin tidak menanggapi ucapan Gio, memeriksa cepat lengan Albian yang sangat jelas terluka parah.

"Jan di sentuh, Arkhhh...!!!" Tekan pria itu meringis kesakitan.

"Makanya tangan lo diam aja, Sini bos gue yang bantu" Timpal Gio lagi yang langsung mendapatkan tatapan tajam Alvin.

Perlahan pria itu berdiri dengan di bantu Gio dan Daren, tidak beberapa lama kemudian Atlan datang menghampiri mereka.

"Haah..., ketua Geng Axzero... lo nggak papa kan??..." Tanya Atlan dengan nada menyebalkannya.

Albian menatap pria itu tajam tanpa membalas, "Gue udah bilang kan lo nggak mungkin menang di pertandingan ini, sekarang lo ada di bawah gue Bian...!!!" Lanjut Atlan Setelah iyu pergi meninggalkan lokasi balap.

***
"Bun pelan² bun, sakit!!" manja Bian memohon terus menerus.

"Udah diam..!! Siapa suruh kamu main motor²an hah??".

"Tuh dengar" tambah² Hyera membuat Albian kesal.

"Untung cuman luka kalau sampai ke Rahmatullah emang kamu mau..!!?" Oceh Bunda Caca terus²an.

"Bunda doain Bian??" Shock pria itu mendengar apa yang di katakan bundanya.

"Bukan doain kamu nya aja yang emang pecicilan" bunda caca menarik pelan kuping pria itu hingga Bian meringis kesakitan.

"Udah, Hyera kamu bantu kakak kamu makan, bunda masih banyak pekerjaan di dapur" ucap bunda setelah selesai memperban lengan anaknya.

"Nyusahin" gumam Hyera pelan mulai menyendoki makanan.

"bilang apa lo tadi?" Tanya Albian emosi.

"Nggak ada, kuping kakak kemasukan semut kali" jawab Hyera ngasal.

Tak ada balasan dari pria itu sibuk dengan ponselnya, Beberapa kali Ia membuka mulutnya menerima suapan dari adiknya.

"Assalamualaikum" sahut seseorang dari luar.

"Siapa??..." Gumam Bian bertanya.

"Nggak tau".

"Gue suruh lo liat, buruan!!" tegas pria itu memerintah.

Dengan tatapan tajam Hyera menatap kakak lelakinya itu, "Nggak mau, kan lo yang penasaran ngapain suruh gue?.. buka sendiri aja sana" acuh Hyera tak mau kalah.

"Lo berani lawan gue hah, Gue tanya bunda uang jajan lo abis.. mau??" Ancam pria itu yang membuat Hyera kesal.

"Ck, nyusahin banget sih lo" ucap Hyera mulai berdiri dari duduknya.

Hyera berjalan menuju pintu mulai membukanya perlahan, "kak Gesya?.., ngapain kesini??..." Tanya Hyera dengan nada tak sukanya.

Albian yang mendengar ucapan Adiknya dengan cepat beranjak dari posisi tidurnya menjadi duduk.

"Mm..., katanya Albian habis jatuh ya??..., Aku cuman mau bawain ini"

"sama ada yang perlu Aku bicarain ke Bian" ucap Gadis itu pelan.

"Masuk aja" ucap Hyera mempersilahkan acuh.

Gadis itu memasuki rumah tersebut, tanpa sadar tatapannya bertemu Dengan Albian sang mantan yang putusnya pun tak tahu terjadi sangat tiba².

Ia tahu ini memang kesalahannya karna tidak memberi tahu pacarnya dulu jika ia masih mencintai Atlan dan memilih menjalankan hubungan itu tanpa sepengetahuan Bian.

Bahkan lebih parahnya Albian mengetahui itu semua disaat ia bersama Atlan, tapi ada satu pertanyaan yang berada di benak Gesya...

Mengapa Delta juga berada di sana??.. bersama Bian??...

"Udah bicara aja kalau diaman terus nanti lama kelarnya" ucap Hyera kemudian pergi meninggalkan dua insan berbeda gender tersebut.

"Lo mau bicara apa, cepetan.. gue nggak banyak waktu untuk ngurusin ginian" Ucap Albian dingin.

"Aku minta maaf" ucap Gesya pelan yang membuat pria itu tersenyum sinis.

"Ngapain minta maaf, lo terlanjut nyakitin gue.. percuma".

Gesya menghembuskan nafasnya Pelan, "Aku memang salah, tapi ada hal yang ingin aku tanya.. boleh kan??..".

Albian menatap Gadis tersebut berusaha tetap untuk datar, "Waktu aku sama Atlan kenapa kamu sama Delta, kamu juga nggak bilang mau jalan sama siapa² waktu itu" tanya Gesya yang sepertinya menyudutkan Delta dalam hubungannya.

"Lo nuduh gue selingkuh??.. sama Delta??" Tanya pria itu tak percaya.

"Bukan nuduh aku cuman tanya".

"Sya gue udah usaha buat lindungi lo dari bullyan Delta, bisa²nya sekarang lo nuduh gue yang enggak²".

"Kak Bian aku bilang aku nggak nuduh aku cuman nanya, kenapa kak Bian mikir kayak gitu?.." ucap Gesya sedikit membentak.

"Lo sadar Sya, lo sama aja nuduh gue sama Delta selingkuh yang jelas² lo sendiri yang ngelakuin itu..!!!".

"Jelas banget sekarang kak Bian dukung Delta, karna emang pada dasarnya Delta yang memang mau hancurin hubungan kita, dan sekarang dia udah berhasil kan??.."

"GESYA..!!!" bentak Bian tidak suka dengan nada bicara gadis itu.

Gesya tersentak dengan bentakan Bian masih tidak percaya dengan pria di depannya, kemana Bian yang selalu berbicara lembut padanya dulu...??

"Bukan Delta yang hancurin hubungan kita tapi lo sendiri, lo nuduh Delta karna lo tau dia dulu ngejar Gue dan bully lo habis²an, tapi lo tau Sya Delta sekarang udah berubah" ucap Bian sedikit emosi.

"Lo nggak perlu jelasin kesalahan lo kalau akhirnya kek gini, Gue nggak suka lo Nuduh orang sembarangan Sya" ucap Bian pelan sadar ia sudah sangat terlalu kasar pada gadis tersebut.

Mata Gesya mulai memerah menahan tangisan yang sepertinya tidak akan tertahan, ia memang tidak bisa di bentak sedikit pun dan hal itu sudah menjadi kebiasaannya sejak lama.

"Gue mau lo pergi" lanjut Bian beralih menghindari tatapan gadis itu.

"Aku pamit kak" ucap Gesya gemetar tak sanggup lagi berbicara setelah itu pergi dari kediaman Zean.

Bersambung...

Satu kata untuk Permaisuri Gesya..???

Rabu, 28 Februari 2024.

Bitter RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang