"karna.... saya nggak tertarik dengan masa depan" ucap Calvin datar.
Seketika semua orang yang berada di ruangan tersebut terdiam, "haha.... Gue nggak salah larang lo deketin adek gue... Siapa yang mau kasi adeknya pacaran ama cowo yang nggak punya masa depan hah??... Mikir" ucap Daren sinis.
"Kak!!!"
"Calvin memang belum tertarik tapi bukan berarti dia nggak punya masa depan kan??..., lagian kita masih SMA perjalanannya masih panjang kok..."
"Lo belain dia??..., Del... sadar emang lo mau sama cowo yang masa depannya aja nggak keliatan, kalo gue kasi tau perilaku cowo ini ke mama papa mereka juga pasti nggak bakal biarin hubungan lo sama Calvin berlanjut"
"Cukup!!!.... Daren sopan kamu berbicara seperti itu hah??" Bentak papa Mereka sedikit tegas.
Daren pasrah kembali duduk di kursinya, "kenapa nak Calvin??..."
"Ah maaf, saya cuman penasaran tapi saya yakin kamu pasti punya alasan atas semuanya... Tapi nak apa yang anak saya katakan tadi sedikit ada benarnya.. saya tidak bisa restui hubungan anak saya dengan cowo yang tidak mau berusaha dengan masa depannya sendiri"
"Pasti kamu paham maksud saya".
"Saya paham om" balas Calvin dengan nada pelan.
Pembicaraan berhenti sampai di sini, semua yang berada di ruang makan tersebut sibuk melahap makanan masing masing, beberapa kali Altha terlihat seperti memperhatikan Delta diam² sembari tersenyum tanpa alasan.
"Makasih om, tan. saya pamit pulang"
"Hati² di jalan Nak Altha, titip salam saya pada ayah kamu" ucap Ayah Delta menepuk bahu Altha.
Setelah Altha pergi Delta dan Calvin juga meminta izin untuk keluar sebentar, lagi pula masih belum terlalu malam untuk keluar.
"Bun, yah, Delta izin keluar ya bareng Calvin, nggak lama kok bentar doang" ucap Delta membujuk ayah dan bundanya.
"Iya boleh, kamu hati² yah nggak boleh macem², Calvin saya titip anak saya sama kamu" ucap bunda Delta yang langsung mendapatkan anggukan Calvin.
***
"Kamu nggak papa kan??" Tanya Delta khawatir perkataan Daren tadi membuat Calvin menyakiti pria itu.
"Nggak, emang kenapa?" Jawab Calvin beralih menatap Delta.
"Nggak papa".
"Mau makan ice cream??" Tanya Calvin mengalihkan pembicaraan.
"Mau, aku rasa matcha ya" semangat Delta.
Calvin tersenyum melihat tingkah gadis yang sekarang berstatus pacarnya itu, tidak sia² ia menuggu hampir 5 tahun selama ini.
"Ayo" ucap pria itu lembut menggenggam tangan Delta erat.
***
"Kenapa lagi lo, tiba² banget panggil malam²..., mana nih apart berantakan" tanya Fasya bingung melihat apartemen Calvin yang sudah berantakan."Gue mau balik ke rumah"
"Hah???... tumben, lo di paksa ama bokap lo lagi, di ancam apaan sampai lo patuh kek gini??" Tanya Fasya sambil membantu Calvin memasukkan baju² pria itu ke dalam koper.
"Nggak, gue yang mau"
"Lo nggak papa??"
"Hmm..."
"Gue udah telfon Arhan, bentar lagi kesini katanya" ucap Fasya yang hanya di angguki Calvin.
*Tok... Tok...*
"Woy, buka njir lama banget dah..." Dengan sedikit kesal Fasya beranjak dari duduknya baru saja ia membicarakan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Reality
FantasyGadis yang terjerumus masalah perpindahan jiwa, Kebencian orang² di sekitar membuatnya tidak mengerti apa penyebab orang² di sekitarnya membenci tubuh yang ia tempati ini??... Gadis Egois yang tidak di sukai semua orang, Depresi, Masalah, Dan trauma...