Mengenai pekerjaan Vincent, Deera tampaknya tak terlalu memikirkan hal itu. Ia hanya diam dan kembali menyimpan segala jenis rahasia Vincent di dalam otaknya yang terkadang Deera sendiri juga sering melupakan rahasianya. Sudah banyak yang Vincent sembunyikan, dan Deeralah satu-satunya orang yang akan selalu mengetahui semua itu.
Hal yang terjadi di saat mereka kecil—Vincent yang trauma ditinggalkan, susah mengendalikan emosi, suka melampiaskan kepada sesuatu yang diluar nalar, dan kini Vincent melakukan pekerjaan tanpa sepengetahuan pihak panti.
Deera yakin Ibu Ratna pasti tidak akan suka dengan ini. Wanita paruh baya itu pernah bilang bahwa segala sesuatu yang dilakukan anak asuhnya harus diberi tahu, biar pun itu rahasia sekecil gula pasir. Tidak boleh ada yang saling menutupi.
Tapi sayang, Deera dan Vincent sudah lebih dulu melanggar perjanjian itu. Mereka memiliki rahasia di belakang orang-orang. Menyembunyikannya dengan baik.
Sore ini setelah obrolan rahasia tentang pekerjaan Vincent saat pulang tadi, keduanya berlanjut untuk membantu segala jenis aktivitas yang ada di panti.
Seperti biasa, Vincent selalu bertugas untuk mengurus peternakan ayam bersama Rifki. Sedang Deera, membantu Ibu Ratna dan Kira untuk menyiapkan makan malam mereka.
Zizi tampak menghilang dari radar. Deera belum menemukan perempuan itu disaat kali terakhir ia melihat Zizi pulang bersama dengannya tadi. Teman perempuannya itu seperti ditelan bumi.
"Dee, tolong Bunda ambilin telur ayam dikulkas ya. Stok disini udah abis."
"Iya Bunda." Deera mencuci kedua tangannya di wastafel. Lalu setelah itu ia berjalan menuju kulkas yang ada di ruang sebelah. Deera mencari keberadaan telur-telur yang dimaksud Ibu Ratna. Tapi ia sama sekali tidak bisa menjumpainya.
"Bun, telurnya ga ada."
Dari kejauhan Ibu Ratna menyahut, "kalau gitu coba minta sama Vincent aja dikandang."
Setelah mendengar titah itu, Deera segera melangkahkan kakinya keluar dari dapur menuju peternakan ayam. Ia melewati beberapa adik asuhnya yang sedang bermain dengan gembira. Melihat mereka berlari dan tertawa membuat Deera teringat akan masa kecilnya bersama Vincent juga.
Ia tersenyum. Ternyata jika diingat-ingat semua memori itu berubah menjadi lucu. Bagaimana jahilnya Vincent yang suka menggoda Deera, membuatnya menangis, atau mungkin sedikit ketakutan karena Vincent mempunyai temperamen yang buruk.
Kini mereka sudah beranjak remaja. Tahap menuju dewasa. Semua itu hanya bisa menjadi kenangan yang mereka ingat saat semasa tua. Tidak ada yang perlu disesali dalam setiap langkah yang mereka lakukan dimasa lalu.
...
Sesampainya dikandang, Deera hendak memanggil Vincent saat laki-laki itu tampak bekerja keras membawa beberapa ember yang berisikan makanan ayam. Namun bukannya melanjutkan, Deera terdiam saat melihat Zizi yang ternyata juga ikut berada di sana dan terlihat sedang mengekori Vincent, kemanapun laki-laki itu melangkah.
Akhirnya Deera memutuskan untuk mundur beberapa kali. Bersembunyi disebalik dinding untuk memperhatikan keduanya.
"Vin, sini aku bantu. Aku kuat lho, beda dari cewe-cewe yang lain."
"Minggir." Kata Vincent acuh.
"Ih, Vincent." Zizi tampak merenggut tapi ia tetap tidak menyerah. Perempuan itu tetap mengekori Vincent kemanapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINCENT OBSESSION
RomanceTRIGGER WARNING: THIS STORY CONTAINS SCENES THAT DEPICT SEXUAL ABUSE, MENTAL PROBLEMS AND MORE. READER DISCRETION IS ADVISED!! OBSESSION SERIES #1 .... "Kupikir, mimpi-mimpi buruk yang selama ini kutakuti akan sirna oleh waktu. Tapi ternyata tebak...