Seandainya Deera punya kekuatan teleportasi,mungkin kini ia akan menggunakan kekuatan itu untuk menghilang dari radar siswi-siswi yang mengejarnya guna mencari informasi.
Iya, siapa lagi kalau bukan penggemar Vincent. Setelah berjuang keras menghindari mereka, tampaknya nasib beruntung memang belum berpihak. Entah bagaimana perempuan-perempuan dilanda asmara gila itu bisa menemukan Deera yang tengah bersembunyi di dalam kamar mandi.
Akibatnya Deera tidak sempat mendapatkan makan siang dikantin bersama Vincent dan Zizi. Karena sekarang ia tengah dikerumuni para penggemar yang sudah cinta mati.
"Dee, masakan kesukaan Vincent itu apa sih? Kasih tahu dong." Siswi berambut bob bulat bertanya dengan mata yang berbinar. Bingung dalam menjawab, Deera kembali dihampiri beberapa pertanyaan yang benar-benar membuatnya pusing.
"Kalau ukuran kaki Vincent berapa Dee?"
"Vincent alergi udang ga?"
"Kok kamu bisa ga teriak sih disamping dia. Vincent gantengnya ga main-main lho."
Memang benar, Vincent itu sangat tampan. Laki-laki itu mungkin saja akan berkarir sukses di bidang permodelan yang menjadi profesi bergengsi kaum-kaum anak muda mereka sekarang ini.
Tapi Deera dan Vincent sudah lama bersama sejak kecil. Mungkin hanya sekedar kagum saja dengan pencapaian Vincent. Tapi untuk visual, Deera tidak terlalu heboh mengenai yang satu itu. Baginya jikalau Vincent memang tampan, Deera akan jujur dengan sikap yang biasa. Tidak fanatik dan berlebihan seperti mereka. Karena Vincent adalah temannya.
Kring!!
Bel berbunyi tanda istirahat telah selesai. Siswi-siswi yang mengelilingi Deera tampak kecewa karena harus mengakhiri sesi wawancara penting (yang sebenarnya juga tidak berguna) di kehidupan mereka.
Satu persatu mulai meninggalkan Deera. Sementara gadis itu sendiri mendengus sebal karena tak bisa mencicipi makan siang sedikitpun. Ia hanya terjebak di depan kursi kamar mandi tanpa bisa kabur.
Bahu Deera melorot lemas. Ia berjalan keluar dengan ekspresi letih yang tak terhingga. Pikirnya ia harus melampiaskan semua kejadian hari ini pada Vincent. Laki-laki itu wajib bertanggung jawab. Karena penggemarnya, Deera jadi terlibat dalam masalah gizi buruk yang sebentar lagi akan menghampiri dirinya.
Bruk!
Seseorang berlari dengan cepat dan tak sengaja menyenggol bahu Deera hingga keduanya terjatuh. Beruntung tidak terlalu fatal. Deera hanya merasakan sakit sejenak pada bokongnya yang terhempas tidak terlalu kuat ke tanah.
"Aww, sshhhh...." Ringis Deera.
"Maaf, maafin aku. Aku ga sengaja nabrak kamu karena buru-buru. Maaf sekali lagi." Seorang lelaki bertubuh kurus tinggi dan berkacamata tebal itu berulang membungkuk pada Deera sebagai bentuk permintaan maafnya.
Laki-laki yang tidak Deera ketahui namanya itu juga membantu Deeda untuk berdiri, dan lagi-lagi menyahutkan kata permintaan maaf yang berulang kali. Deera menjadi risih jika laki-laki itu terus melakukannya. Akhirnya Deera menganggukkan kepala dan memaafkan perbuatan tidak sengaja tersebut.
"Udah, aku ga papa kok. Lain kali hati-hati aja kalau jalannya. Ntar kena resiko lebih fatal dari yang ini."
"Iya, maaf sekali lagi."
Deera mengangguk dan hendak pergi dari sana. Tapi melihat laki-laki berkacamata itu sedang membungkuk untuk menyusun bukunya yang berserakan, membuat hati Deera tidak tega.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINCENT OBSESSION
RomanceTRIGGER WARNING: THIS STORY CONTAINS SCENES THAT DEPICT SEXUAL ABUSE, MENTAL PROBLEMS AND MORE. READER DISCRETION IS ADVISED!! OBSESSION SERIES #1 .... "Kupikir, mimpi-mimpi buruk yang selama ini kutakuti akan sirna oleh waktu. Tapi ternyata tebak...