Jalanan diluar begitu sepi, hanya beberapa truk muatan berat melintas untuk keperluan membawa barang ke perusahaan-perusahaan besar di kota. Tak ada polisi yang berjaga, bahkan untuk pemeriksaan keliling tidak diterapkan untuk setiap harinya.
Jadi saat membawa kendaraan, Vincent dengan santai mengendarai mobilnya menggunakan kecepatan penuh. Gerak tangannya yang lihai memutar stir, membunyikan klakson untuk memberi kode pada truk-truk yang melaju lamban, lalu mengotak-atik radio seperti sedang memastikan sesuatu.
Deera memperhatikannya. Di dalam diam dan ketidakbergunaan itu, ia hanya bisa mengamati dan menelaah melalui pikirannya sendiri. Ia sejujurnya tadi cukup terkejut melihat Vincent yang mahir membawa mobil dengan kecepatan penuh. Apalagi menyalip beberapa truk tanpa terlihat ragu sama sekali.
Deera baru tahu akan hal ini. Mungkin Deera belum mengenal kekasihnya lebih dalam. Ada beberapa hal tersembunyi dari Vincent yang belum Deera tahu sepenuhnya. Tentang pekerjaan Vincent, apa yang bisa Vincent perbuat hingga menghasilkan jutaan uang dari beberapa malam.
Deera tak pernah mengetahuinya. Karena Vincent selalu menghindar ketika Deera akan melayangkan pertanyaan itu. Vincent hanya berucap bahwa seseorang yang baik dan mengenal keluarganya dimasa lalu, datang padanya dan memberi Vincent sebuah pekerjaan. Pekerjaan yang cukup rumit, tapi Vincent masih enggan membeberkannya.
Vincent pernah bilang suatu hari nanti laki-laki itu akan memberitahu Deera tentang semuanya. Apapun yang ingin Deera ketahui, Vincent akan mengatakannya dengan jujur. Dan Deera benar-benar menantikan hal itu.
Saat ini di daerah antah berantah—setelah melewati jalan raya, Vincent mengendarai mobilnya menuju kawasan hutan dan mulai meninggalkan kota. Sudah berjam-jam mereka di jalanan. Mungkin tak lama lagi matahari akan terbit dan mereka akan melihat daerah sekitar dengan terang benderang.
Sesekali Deera mengusir kebosanan dengan memainkan ponsel untuk menjelajahi dunia maya. Melihat beberapa postingan berita yang memperlihatkan kejadian terbaru.
Hal yang Deera pun tak luput dari pengawasan Vincent. Laki-laki itu tampak serius memandang jalanan sembari meminum kopi instan dalam bentuk kemasan botol.
"Polisi itu ada ngehubungin kamu?" Tanya Vincent.
Deera menggeleng. "Ga tahu, aku dari tadi ga buka chat-an."
"Kalau gitu lebih baik kamu buang SIM card-nya. Aku takut dia bakalan ngelacak posisi kita lagi ada dimana."
Deera mengalihkan tatapannya pada Vincent. Sedikit terkejut mendengar akan fakta itu. "Memangnya bisa?"
"Bisalah. Apa yang engga bisa dilakuin sama polisi? Semua kriminal yang ada diluar negeri pun juga bisa ketangkep sama mereka."
"Terus kita gimana? Kalau kita kabur, mereka ga akan tahu?" Deera mendadak cemas. Tentu saja! Vincent baru mengatakan hal ini padanya. Kalau kabur merupakan hal yang sia-sia, mengapa Vincent mengiyakan permintaan ini!!
Berbanding terbalik dengan ekspresi Deera, Vincent hanya tersenyum kecil sembari mengulurkan tangannya untuk mencubit pipi kekasihnya itu pelan. "Kalau soal kita, kamu tenang aja. Aku udah persiapin semua usaha kabur ini dari dulu. Jadi ga bakal ada yang berhasil nemuin kita."
Deera tetap cemas. "Kamu yakin?"
"Seratus persen. Tapi aku cuman perlu mastiin satu hal itu." Jawab Vincent. Setelah berucap seperti itu, beberapa saat setelahnya Vincent memberhentikan mobil dipinggir jalan. Deera sedikit takut, sebab suasana hutan yang kelam membuat hawa semakin tidak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINCENT OBSESSION
RomanceTRIGGER WARNING: THIS STORY CONTAINS SCENES THAT DEPICT SEXUAL ABUSE, MENTAL PROBLEMS AND MORE. READER DISCRETION IS ADVISED!! OBSESSION SERIES #1 .... "Kupikir, mimpi-mimpi buruk yang selama ini kutakuti akan sirna oleh waktu. Tapi ternyata tebak...