"Kalung kamu bagus. Tapi kayak ga asing gitu. Aku ngelihatnya dimana ya?"
Teman sekelas Zizi berujar tentang pendapatnya saat tak sengaja melihat kalung yang ada dileher Deera. Namanya Nala. Ibarat teman sejati, ia dan Zizi adalah bentuk perwujudan dari sebutan itu.
Zizi yang juga sedang berada di tempat yang mereka datangi itu juga baru menyadari tentang kalung Deera. Ia melihat dengan lebih jelas. Memegang dan merasakan sebentar tentang perhiasan tersebut.
"Kalung kamu mirip sama kalung yang lagi viral itu lho! Kalung mahal yang jadi trend artis-artis Korea!!"
Dahi Deera mengkerut. Ia memastikan dengan baik-baik kalung yang ada di lehernya. "Masa sih?" Tanya gadis itu keheranan.
Nala dengan yakin mengangguk. "Iya, itu mirip banget sama kalung yang lagi dipakai orang-orang kalangan atas di sana. Kamu mau tahu ga harganya berapa?"
Deera dan Zizi sontak saling melirik satu sama lain. "Emang berapa?" Kata mereka.
"20.000 dollar Amerika. Trus kalau di rupiahin, totalnya bisa nyampe 300 juta."
Mendengar perkataan Nala, Deera dan Zizi tak bisa lagi menyembunyikan keterkejutan mereka. Rasa tak percaya mencuat dan menyeruak ke dalam relung hati. Sepenuhnya mereka sungguh keheranan.
Deera sendiri memiliki pikiran yang kini tertuju pada Vincent. Laki-laki itulah yang memberikannya sebagai hadiah ulang tahun. Dan untuk 300 juta, Deera rasanya tidak yakin. Vincent pasti tidak mungkin akan membelikannya kalung dengan harga yang se fantastis itu.
Memangnya Vincent mendapatkan uang yang banyak darimana? Kerja apa yang Vincent lakukan untuk memiliki pendapatan yang luar biasa?
"Deera, kamu dapat kalung ini dari mana? Siapa yang kasih kamu?" Pertanyaan Zizi membuat Deera gelagapan.
Disatu sisi ia pernah mendapatkan kecaman dari perempuan itu mengenai memiliki perasaan terhadap Vincent. Bahkan satu sekolah juga tahu bahwa Zizi saat ini benar-benar menaruh hati pada kekasihnya itu.
Jadi apa resiko yang Deera dapatkan jika ia mengatakan kejujuran yang sebenarnya terkait kalungnya. Haruskah Deera bilang kalung tersebut hadiah spesial dari Vincent? Atau yang lain.
Memikirkannya membuat Deera pusing. Alhasil ia memilih untuk tak mengambil resiko memiliki musuh terlebih dahulu. Deera memutuskan untuk membohonginya.
"Kalung ini, anu... Aku dapat dari hadiah Tante Giselle. Kemarin waktu kasih HP, Tante Giselle ternyata juga nyelipin kalung ini sama bungkusnya. Mungkin ini tiruan, ga mungkin kan Tante Giselle keluarin duit sebanyak itu cuman buat beli kalung mahal." Deera mencoba meyakinkan. "Daripada gitu, mending Tante Giselle beliin aku HP keluaran terbaru. Atau ga laptop. Iya kan?"
Setelah menjelaskan dengan panjang lebar, Deera meneliti satu persatu dari ekpresi teman-temannya. Dan duluan yang berbicara adalah Nala.
"Betul sih, keknya itu tiruan. Tapi bagus tahu. Aku jadi kepingin punya kalung yang sama."
Deera tersenyum dan diam-diam menghela nafas dengan lega. Perkataannya berhasil membuat pikiran mereka berubah. Tapi tak lama setelahnya Zizi mulai mengutarakan pendapatnya dan nyaris membuat Deera berkeringat cemas.
"Aneh, kenapa Tante Giselle ga kasih secara terang-terangan di depan kamu? Masa diselipin ke dalam kotak HP?"
Nala langsung menyela, "mungkin tujuannya memang gitu, kasih Deera kejutan. Kan kemarin dia ulang tahun."
KAMU SEDANG MEMBACA
VINCENT OBSESSION
RomanceTRIGGER WARNING: THIS STORY CONTAINS SCENES THAT DEPICT SEXUAL ABUSE, MENTAL PROBLEMS AND MORE. READER DISCRETION IS ADVISED!! OBSESSION SERIES #1 .... "Kupikir, mimpi-mimpi buruk yang selama ini kutakuti akan sirna oleh waktu. Tapi ternyata tebak...