55. Rahasia Vincent

263 13 4
                                    



          "T-tante Giselle?"

          Detik juga Deera dilanda kesadaran dan ketakutan akan semua pemikirannya dimasa lalu. Kehadiran Giselle dikediaman rumahnya mengenakan pakaian dinas kepolisian lengkap, membuat Deera tanpa ragu untuk menutup pintu.

          Namun sayang, Deera hanyalah gadis berotot lemah dibandingkan Giselle yang sudah terlatih fisik dalam profesinya.

          "Deera kamu harus dengarin Tante!"

          "Pergi! Pergi dari sini!!"

          "Deera, Tante cuman mau bicara!!"

          "Engga!" Deera berusaha berlari untuk menghindari Giselle. Apalagi disaat wanita dewasa itu mencoba untuk meraih tangannya. "Lepasin!"

          "Tante udah cari kamu kemana-mana. Kamu ga bisa pergi gitu aja, Deera!! Sekarang hidup kamu dalam bahaya!!"

          Deera menggeleng, menulikan segala perkataan Giselle yang ingin memprovokasinya. "Hidup aku lebih bahaya kalau tinggal dipanti!! Aku ga mau balik kesana lagi!! Lepasin tangan aku!!"

          "Deera!!" Giselle seperti kewalahan menghadapi Deera yang tak mau mendengarkan perkataannya. Alhasil karena didesak oleh waktu, Giselle tak memiliki pilihan lain. Ia dengan kuat melakukan gerakan penguncian pada Deera, hingga gadis itu tertelungkup dengan kedua tangan terikatnya.

          "Arghhhhh!! Lepas!!!" Gadis itu berteriak histeris. Meminta tolong agar orang-orang disekitar sana mendatangi rumahnya.

          Tetapi diterpa fakta, Deera sadar bahwa kawasan rumah itu sangat jarang dilewati. Ia rasanya ingin menangis kala ketakutan itu mulai memuncak di dirinya. Ia dan Vincent sudah berusaha pergi menjauh dari masa lalu. Mungkin hal itu terdengar tidak baik, tapi keputusan yang mereka ambil berdua adalah untuk kebaikan semua orang.

          Namun sayang, kini Giselle menemukannya. Deera yakin bahwa mobil yang tengah terparkir jauh di pagi hari tadi adalah milik Giselle beserta anggota kepolisian yang lain. Wanita itu seperti sudah memiliki niat untuk memata-matainya.

          Deera terus memberontak, air matanya keluar saat rasa takut itu tak lagi bisa terbendung. Badan pun juga mulai melemah, seluruh kekuatan yang dikerahkan seperti akan habis.

          Maka dalam lirihan permohonan, Deera berucap, "lepasin aku Tante. Aku ga mau dipenjara. Aku ga mau lagi tinggal disana."

          "Tante ga bakal penjarain kamu, Deera. Justru Tante nemuin kamu karena ada hal yang harus Tante kasih tahu. Ini penting."

          "Aku tahu Tante bakal suruh aku buat tinggalin Vincent. Aku ga mau." Deera terus menggeleng, "jangan paksa aku pulang, Tante."

          "Deera.." Giselle terlihat pusing memikirkan bagaimana caranya agar Deera tenang. Apalagi kini Giselle benar-benar dikejar oleh waktu karena kepergian Vincent yang sementara.

          Dan karena tak memiliki pilihan lain, wanita itu lantas perlahan-lahan melepaskan kuncian tangannya pada tubuh Deera yang tertelungkup. Sembari berhati-hati ia mengatakan, "dengarin ucapan Tante. Tante datang ke sini, cuman mau kasih tahu sesuatu sama kamu tentang Vincent. Tante lakuin semuanya supaya kamu ga nyesal Deera."

          Giselle berkata dengan sedikit frustasi. Ia ingin Deera mempercayai kata-katanya.

          "Orang yang kamu percayai, dan bawa kamu pergi dari panti, adalah orang yang terlibat dengan kecelakaan kedua orang tua kamu. Vincent ada sangkut pautnya."

VINCENT OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang