Seminggu berikutnya adalah ulang tahun ke 17 Deera. Seusai pulang sekolah bersama Vincent dan Zizi, kini ketiganya harus segera pulang ke panti untuk menyiapkan syukuran kecil-kecilan.
Biasanya jika ada anak asuh yang sedang berulang tahun, pada hari itu semuanya ikut merayakan dengan makan bersama di tempat-tempat tertentu. Dan pastinya itu berasal dari biaya pribadi dari Ibu Ratna.
Namun kali ini Deera lebih memilih untuk memesan makanan dari luar saja. Menurutnya, jika merayakan di luar, itu akan sedikit lebih merepotkan. Pasalnya Deera tak ingin Ibu Ratna mengoceh biaya lebih banyak hanya untuk menyewa sebuah mobil yang digunakan untuk membawa adik-adik asuhnya.
Dan dengan keputusan serta perayaan sederhana tersebut, Deera sekaligus ingin mengajarkan sebuah pelajaran bahwa tidak perlu mewah untuk merasakan yang namanya bahagia. Cukup sederhana yang bisa dinikmati bersama-sama.
Malam itu semua orang mencicipi makanan cepat saji yang enak dan murah. Ada juga bonus potongan kue kecil yang memang dibagikan kepada setiap penghuni panti yang lain. Deera tersenyum kecil. Senang rasanya bisa melihat semua orang bahagia dihari istimewanya.
Apalagi semua itu semakin bertambah tatkala siang tadi Vincent sempat menjanjikan sebuah hadiah yang memang sengaja diperuntukkan pada Deera.
Sungguh, ia penasaran. Namun Deera harus menahan semua itu karena sekarang harus mengurusi adik-adiknya.
"Kak Deera, selamat ulang tahun." Anak kecil perempuan berumur 5 tahun memberikan Deera sebuah kartu ucapan selamat.
"Ya ampun Raya, makasih ya. Kakak senang deh dapat hadiah dari kamu." Deera tak lupa mencubit pipi Raya yang menggemaskan. "Ini siapa yang ajarin bikinnya? Kok bagus banget.." Seraya membolak-balikan kartu ucapan tersebut, Deera melihat bagaimana reaksi Raya yang terlihat malu-malu saat akan menjawab pertanyaannya.
"Hehe, ada deh, rahasia. Tapi kakak suka kan?"
Deera mengangguk dengan tegas. "Suka banget malah, makasih ya sayang. Kakak bakal simpan dan ingat kartu ucapan cantik kamu."
Raya mengangguk dan tersenyum lucu dengan gigi depannya yang ompong dua. Dari sekian adik-adik asuh yang Deera sayangi, hanya Raya yang paling dekat dengannya. Pasalnya mereka memiliki cerita masa lalu yang sama. Hanya saja Raya berusia lebih kecil dari Deera saat itu.
"Dee, Tante Giselle nitip hadiah buat kamu." Ibu Ratna menghampiri Deera dengan membawa sebuah kotak ditangannya. Sontak hal itu membuat sang empu mengerutkan dahi.
"Tante Giselle kesini, Bunda?"
Dengan wajah menyesal Ibu Ratna menggeleng, "ga bisa, Tante Giselle ada keperluan buat nanganin kasus di kantornya. Dia tadi cuman nitipin hadiah dari polisi yang lagi patroli. Nih, buat kamu."
Deera menghela nafas. Sudah lama sekali tidak bertemu Giselle yang kini sudah berjaya di dalam karirnya. Saat kecil wanita keren itu masih berpangkat sebagai polisi biasa, namun kini ia sudah menjadi kepala pemimpinnya suatu tim yang menangani kasus kriminal di kotanya.
Deera sebenarnya bangga. Namun beberapa tahun terakhir ini Giselle jadi jarang mengunjunginya.
Melihat hadiah yang dititipkan dari wanita itu, Deera menarik senyum kecil sebagai respon syukur. Ia segera membuka kotak hadiah yang isinya sedikit cukup berat.
Lalu setelah melihat isinya, "wah, ternyata Tante Giselle kasih kamu HP baru, Dee."
Deera menatap Ibu Ratna dengan perasaan canggung. Tidak menyangka bahwa Giselle akan memberikannya hadiah bagus seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINCENT OBSESSION
RomanceTRIGGER WARNING: THIS STORY CONTAINS SCENES THAT DEPICT SEXUAL ABUSE, MENTAL PROBLEMS AND MORE. READER DISCRETION IS ADVISED!! OBSESSION SERIES #1 .... "Kupikir, mimpi-mimpi buruk yang selama ini kutakuti akan sirna oleh waktu. Tapi ternyata tebak...