54. Gaun pernikahan

92 5 0
                                    



          Esok lusa adalah hari pernikahan mereka. Vincent dan Deera. Terdengar sedikit konyol, tapi hal itu akan terjadi dan benar adanya. Segala kebutuhan dan urusan mengenai pengucapan janji suci di Gereja sudah diatur sedemikian rupa oleh Vincent. Ia mengandal pihak-pihak tertentu dengan bayaran yang sudah diterima.

          Sebenarnya ini hanya pernikahan sederhana. Vincent dan Deera mengundang beberapa orang saja. Seperti Kakek Agus beserta sang istri, pihak penyelenggara pernikahan, dan beberapa rekan kerja Vincent yang diharapkan dapat hadir.

          Kakek Agus dan istrinya sangat antusias dengan berita itu. Meski sebelumnya mereka sudah memiliki asumsi bahwa Vincent dan Deera telah menikah, nyatanya mereka tetap bersemangat untuk mendukung pernikahan antara kedua sejoli itu untuk melakukan pengucapan janji suci yang sebenarnya.

          Entah apa yang Vincent katakan pada kedua lansia itu hingga mereka setuju. Vincent memiliki taktik dan cara yang luar biasa untuk membuat orang-orang terpikat dengan kata-kata nya.

          Hari ini setelah bangun tidur, rencananya calon kedua mempelai itu akan pergi membeli gaun pernikahan di suatu tempat. Tidak jauh, karena pemilik butik merupakan desainer lokal yang benar-benar menciptakan pakaian menggunakan jahitan tangannya sendiri.

          Deera yang sudah bersiap-siap lantas berjalan menuju jendela ruang depan. Membuka kain gorden tersebut agar cahaya dapat masuk ke dalam rumahnya yang sedikit kelam.

          Namun ada pemandangan menarik tatkala Deera menyingkirkan kain penutup jendela itu. Diujung jalan sana, Deera melihat sebuah mobil hitam misterius yang tengah terparkir. Transportasi itu tidak bergerak.

          Tetapi ketika Deera meneliti lebih lekat, ada sekiranya dua orang yang ada di dalam mobil tersebut. Wajah mereka tidak jelas. Sebab kaca mobil yang gelap membuat Deera kesulitan melihatnya secara sempurna.

          Beberapa detik Deera memfokuskan pandangan ke arah sana, tiba-tiba saja mobil tersebut menyala. Entah ini hanya perasaan saja, Deera merasa bahwa mobil tersebut kembali menyala lantaran Deera yang berhasil memergoki dari jendela.

          Aneh.

          Dengan kecepatan penuh mobil itu meninggalkan lokasi. Menyebabkan rasa bingung menghampiri pikiran Deera.

          "Sayang... Kamu dimana?" Vincent tahu-tahu memanggilnya dari arah belakang.

          Laki-laki itu tampak mencarinya setelah ia sudah selesai mengenakan pakaian untuk mereka pergi keluar.

          "Kamu di sini?" Kata Vincent sembari membawa gadisnya itu dalam pelukan. Tak lupa memberikan ciuman singkat sebagai kebiasaan mereka.

           "Udah siap?" Tanya Deera.

           "Udah, yuk." Tanpa basa-basi panjang, keduanya langsung melangkahkan tungkai, bergerak menuju tempat akan mereka kunjungi. Vincent terlihat antusias dengan segalanya, tentang pernikahan yang selama ini ia idam-idamkan.

          Sementara Deera yang tampak berada di dimensi lain—memikirkan apa yang baru saja ia lihati tadi. Sebab sebenarnya, jalan yang melewati rumah mereka cukup jarang dilewati orang. Apalagi mobil bagus yang tampak seperti bukan kepemilikan orang-orang di desa itu.

           Tapi mobil tersebut juga berkemungkinan adalah milik orang lain yang memang tersesat di kawasan perumahan sepi mereka. Deera tak dapat menudingnya dengan sembarangan.

          Alhasil karena tak ingin merusak hari bahagianya dengan hal sepele tersebut, Deera pun melupakannya. Kini ia berfokus pada Vincent yang tengah mengendarai mobil mereka.

VINCENT OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang