Sekiranya setelah menghabiskan waktu selama 2 jam berada di kelas, hal itu membuat Deera kewalahan untuk mengontrol dirinya. Bahkan saat perkenalan tadi, ia mengalami hal yang serupa saat melakukan perkenalan di panti.
Akibat hal tersebut, sebagian anak-anak tertawa pada Deera sebab gadis kecil itu tak berhenti membuat dirinya gemetar dan berbicara kaku di hadapan banyak orang.
Deera menggigit bibirnya supaya tidak menangis, ternyata realita dikehidupan sekolah sedikit lebih buruk dari yang ia pikirkan. Jika panti anak-anak akan bertingkah untuk menjauhinya, di sekolah justru mereka melayangkan sorakan ejek yang membuat hati Deera gemetar sedih.
Beruntung, wali kelas Deera yang tampak seumuran seperti Ibu Ratna dapat menenangkan gadis kecil itu. Sepanjang pelajaran, waniita paruh baya yang dipanggil dengan nama Ibu Mirna—selalu memberi Deera sebuah senyuman kecil dan dukungan kata-kata yang hangat.
Jadi sekiranya Deera memiliki ketenangan walau terkadang hampir seluruh murid yang lain telah menganggapnya aneh.
Tring!!
Jam pelajaran akhirnya berakhir. Deera yang sama sekali tak dapat berfokus pada materi hanya bisa menghela nafas dan memasrahkan dirinya. Semua yang dijelaskan oleh Ibu Mirna tidak dapat Deera cerna dengan baik. Ia terbiasa belajar dalam suasana yang tenang, sedangkan dikelasnya terkadang akan ada anak-anak yang membuat keributan dan hal tersebut sangat mengusik Deera.
Beradaptasi disekolah sepertinya akan membutuhkan waktu yang lama.
"Nama kamu Deera 'kan?" Saat hendak membereskan buku sekolahnya, Deera menoleh melihat dua anak perempuan yang menghampirinya. Ternyata itu teman sekelas Deera.
"Iya." Jawabnya.
"Kenalin, nama aku Ella, ini Siska."
"Hai." Sahut anak perempuan lain yang berada di samping Ella.
Deera mengangguk dan tersenyum canggung saat mendapatkan perlakuan mengejutkan ini.
"Kamu mau ke kantin ya? sama yuk, kebetulan kita berdua juga mau kesana." Ella mengajak Deera dengan ramah. Bahkan anak perempuan itu melempar senyum tulus padanya.
Namun Deera teringat kembali akan perkataan Vincent. Anak laki-laki itu lebih dulu mengajak Deera untuk makan bersama-sama.
Rasanya bingung ketika ia harus memilih teman perempuan atau teman lelakinya.
"Dee.." Suara Vincent memanggil Deera dari dilema. Anak laki-laki itu kini masuk ke dalam kelas dengan tatapan penasaran akan eksistensi dua anak perempuan yang menghampiri Deera. "Mereka siapa?" Tanya Vincent.
"Kamu yang siapa? Kita berdua teman sekelasnya Deera." Jelas Ella.
Vincent menukikkan alis tidak suka. Ia mendekati Deera seolah ingin menunjukan siapa yang paling berhak memiliki gadis kecil itu. "Aku juga temannya. Kami berdua tinggal satu tempat." Vincent kemudian menoleh pada Deera. "Kamu jadi makan sama aku? Nih, udah bawa bekal dari Bunda. Katanya suruh habisin."
Setelah Vincent mengatakan itu, Ella dan Siska serentak melirik Deera yang terlihat kebingungan saat berada di posisi ini. Ia menatap keduanya dengan perasaan canggung. "Anu, Vincent udah janjian duluan. Deera mau makan sama dia."
Ella dan Siska saling menatap satu sama lain, lalu setelahnya Siska membuka suara. "Oh ya udah, ga papa kok. Mungkin lain kali aja." Katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINCENT OBSESSION
RomanceTRIGGER WARNING: THIS STORY CONTAINS SCENES THAT DEPICT SEXUAL ABUSE, MENTAL PROBLEMS AND MORE. READER DISCRETION IS ADVISED!! OBSESSION SERIES #1 .... "Kupikir, mimpi-mimpi buruk yang selama ini kutakuti akan sirna oleh waktu. Tapi ternyata tebak...