Singkat cerita, Deera dan Vincent sedang dalam perjalanan pulang sekolah. Bersama dengan rombongan panti yang lain, keduanya berjalan bergandengan tangan seperti biasanya.
Tak ada yang istimewa dalam perjalanan pulang hari ini, hanya saja Vincent sudah kembali hangat kepada Deera layaknya kemarin hari. Terkadang Vincent menceritakan bagaimana situasi di kelasnya, atau mungkin mengenai materi yang ia pelajari hari ini.
"Aku suka pelajaran matematika, apalagi yang perkalian. Ibu Guru sering puji aku waktu jawab latihan dipapan tulis. Kamu gimana?"
"Deera ga fokus belajar. Teman-teman yang lain suka ketawain Deera."
"Siapa aja yang ketawain kamu?!"
Deera menggeleng. "Ga tahu, Deera belum kenalan."
Vincent menyahut lagi dengan nada khawatir. "Ga perlu kenalan, Dee. Kamu cukup menjauh aja dari mereka. Besok kalau mereka ketawain kamu lagi, bilang sama aku."
"Iya."
Sekiranya mereka berjalan sekitar 15 menit dari sekolah menuju panti, dan setibanya di tempat itu, Deera melihat ada sosok familiar yang sedang berdiri di depan halaman.
Senyum sumringah Deera langsung terulas. Dengan perasaan senang gadis kecil itu berlari menuju sang Polisi sampai tidak sadar jika genggaman tangannya Vincent sudah terlepas.
Anak laki-laki itu pun turut terkejut. Tapi setelah melihat alasan kenapa Deera tiba-tiba melepaskannya, Vincent memilih untuk tetap berjalan seperti biasa dengan ekspresi datar di wajahnya.
"Tante Polisi!!!" Deera menyambut sosok itu dengan hangat. Ia bahkan tak ragu untuk memberikan Giselle sebuah pelukan sayang kepada wanita itu.
"Akhirnya kamu pulang, Tante tadi rencananya mau jemput. Tapi udah keburu disusul sama Om Rifki."
"Hehe." Deera tergelak senang. Namun setelahnya Deera menyadari sesuatu yang tertinggal, ia dengan cepat menoleh kebelakang. Menemukan Vincent yang sedang berjalan kearahnya dengan wajah masam.
"Kalian pulangnya sama ya?" Tanya Giselle yang turut menyaksikan kehadiran Vincent.
"Iya." Ketus anak laki-laki itu.
Giselle mengangguk mengiyakan itu. Walau sebenarnya di dalam hati ia cukup merasa janggal dengan tingkah laku Vincent yang terlihat kurang menyambut kehadirannya di panti. Seperti ada yang salah. Tapi kenapa Vincent bersikap demikian padanya? Hal itu menjadi tanda tanya yang besar bagi Giselle.
Mencoba mengabaikan hal tersebut, Giselle lalu tersenyum dan kembali berfokus pada tujuan awalnya. Hari ini ia sedikit mendapatkan cuti dari tempat kerja. Maka dari itu waktu yang sangat berharga tersebut ia luangkan untuk bertemu Deera dan mengajak gadis kecil itu keluar sebentar.
"Deera, hari ini Tante mau ajak Deera makan di luar. Trus juga tadi Tante udah izin sama Bunda mau bawa Deera sebentar. Deera mau ga ikut Tante?" Setelah mengatakan hal itu, Giselle melihat Deera berekspresi bingung. Tapi kemudian, hal yang lebih mengejutkan terjadi saat Vincent tiba-tiba saja menyela perkataan Giselle dengan nada suara tidak suka.
"Jangan, Dee!! Ga usah ikut Tante itu." Vincent menghalangi Giselle yang hendak menyentuh Deera. Ia berdiri dengan postur menantang seakan Giselle adalah penyihir jahat yang akan menculik anak-anak. Tak hanya itu, Vincent juga sedikit bersikap kasar dengan mendorong Giselle walau itu tidak berpengaruh pada Polisi itu. "Deera ga boleh pergi kemana pun. Kalau Tante mau bawa Deera jauh, aku bakal bilang sama semua orang kalau Tante itu penculik!"
KAMU SEDANG MEMBACA
VINCENT OBSESSION
Roman d'amourTRIGGER WARNING: THIS STORY CONTAINS SCENES THAT DEPICT SEXUAL ABUSE, MENTAL PROBLEMS AND MORE. READER DISCRETION IS ADVISED!! OBSESSION SERIES #1 .... "Kupikir, mimpi-mimpi buruk yang selama ini kutakuti akan sirna oleh waktu. Tapi ternyata tebak...