Bab 8

1.2K 92 4
                                    

Setelah melakukan aksi pelemparan sandal ke atas pohon jambu, Putri pun kembali ke mushola untuk melanjutkan aktivitas mengaji nya.

***

Jam sudah menunjukan pukul stengah enam sore. Anak-anak berhamburan keluar mushola tanda berakhirnya waktu mengaji. Mata mereka mulai mencari-cari sandal yang berjejer rapi di halaman mushola.

"Dul, itu si Kipli pake sendal siapa?" Cicit Putri, bertanya pada Adul yang melihat Kipli memakai sandal berwarna merah.

"Emang Putri ngumpetin sendal nya siapa?"

"EMMAAAAKKK!! SENDAL BARON ADA YANG NGUMPETIIINN!!"

"WADUH!! PUT! KAMU NGUMPETIN SENDALNYA SI BARON?!!" Tanya Adul dengan tubuh yang sudah bergetar karena melawan rasa takutnya sendiri.

-Baron- seorang anak laki-laki yang lebih tinggi dari Adul dan Putri itu terus meneriaki ibu nya. Ibunya Baron -Mpok Desi- memang terkenal dengan kesangarannya. Bahkan Salma dan Nabila pun dibuat kicep jika sudah berhadapan dengan Desi.

"EMMAAAAKKK!! HUUAAA!! SENDAL BARON ADA YANG NGUMPETIIINN!!" Baron malah menangis, membuat Adul dan Putri semakin kalang kabut.

"Kenapa, Ron? Ada apa?" Akhirnya, Ridwan pun turun tangan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada Baron.

"Ini, bang. Ada yang ngumpetin sendal Baron." Kata Baron di sela-sela tangisnya.

Ridwan memperhatikan kearah sekitar, tidak ada satupun anak yang masih berada di halaman mushola kecuali Adul dan Putri, mereka menatap Ridwan dengan tatapan takut.

"Adul, Putri. Sini." Panggil Ridwan dengan suara lembut.

"I-iya, bang Ridwan." Putri memang mirip seperti Paul, dimana ia akan tergagap-gagap jika tengah dilanda ketakutan. Adul dan Putri pun menghampiri Ridwan sambil menundukan kepalanya.

"Putri, Adul. Kalian tau siapa yang udah ngumpetin sendalnya Baron?" Tanya Ridwan, masih dengan suara lembutnya.

"Hm, hm, Putri, bang." Kata Adul terlalu jujur. Putri semakin menundukan kepalanya tatkala Adul membuat dirinya semakin terpojok.

"Bener, Put?" Ridwan beralih bertanya pada Putri.

"I-i-iya, bang." Jawab Putri.

"Kenapa Putri ngumpetin sendal nya, Baron?"

"Putri kirain, itu sendalnya Kipli, bang." Mata Putri mulai berkaca-kaca, ketika ia ketahuan menjadi dalang atas hilangnya sendal Baron.

"Terus sekarang, sendalnya kemanain?"

"Putri lempar ke atas pohon, bang."

"PUUTTRRRIIII!!" Teriak Baron.

"Put, Adul nggak ikutan, ya. Adul mau pulang duluan aja." Kata Adul, lalu pergi meninggalkan Putri untuk mencari aman.

Ridwan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Putri yang ternyata beda dari anak-anak perempuan lainnya.

"Ya udah, sekarang Putri minta maaf sama Baron, Bang Ridwan mau ambilin sendal nya Baron dulu." Akhirnya, Ridwan pun pergi menuju pohon jambu yang berada di halaman mushola.

"Baron, Putri minta maaf, ya. Putri kirain, itu sendalnya Kipli."

"Iya, Baron, maafin. Tapi ntar Baron bilangin ama Emak, kalo Putri udah ngumpetin sendalnya Baron."

Putri hanya bisa tertunduk, setelah ini Putri yakin akan ada bencana besar di rumahnya. Nabila sudah pasti akan marah jika Putri ketahuan berbuat ulah lagi.

***

"Si Adul ngaji ampe udah wayah gini belom balik-balik." Salma mulai melirik ke arah jam di dinding rumahnya, lalu berjalan, meraih posisi duduk di teras rumahnya. Sudah hampir Maghrib, namun Adul belum pulang juga.

Kampung Senggol X PANAROMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang