"Ya ampun, ada-ada aja itu orang." Gadis berhijab itu kembali menarik langkahnya menuju rumah Salma setelah Jerome pergi.
Di jarak yang tidak begitu jauh, dua orang aki-aki tengah asyik berbincang sembari menenteng kresek bening berisi buah-buahan serta remahan kue kering sisa-sisa acara bukber tadi sore.
"Si Jerome, cucu gue kudu buru-buru kawin, Ing." Celetuk Aki Ucan di sela-sela obrolan mereka.
"Mau kawin sama siapa, bestie?" Tanya haji Toing sambil ngunyah kacang kulit yang baru saja mendarat di mulutnya.
"Sama anak lo dah, si Mia, lo kan bestie gue. Gue udah tua, Ing. Gue pengen ngerasain punya Cicit."
"Lah, ogah gue punya mantu kayak cucu lo." Jawab haji Toing menolak keras ajakan Aki Ucan.
"Yah, parah banget lo."
"Permisi. Assalamu'alaikum Kong." Suara lembut seorang gadis menghentikan obrolan kedua aki-aki tersebut. Gadis berparas manis itu lantas menundukkan sedikit tubuhnya untuk menyalip jalan keduanya.
"Wa'alaikumussalam. Iya." Jawab kompak kedua aki-aki tersebut tak kalah lembut.
"Maa syaa allaah, Can. Bening bener. Sayang banget bini gue udah empat, kagak bisa nambah lagi." Bisik haji Toing.
"Udah tua masih demen daun muda aja lo. Eh, ngomong-ngomong Ing, roman-romannya gue kayak pernah ngelihat tu cewek dah."
"Emang nya lo kenal?"
"Ya kagak, tapi gue kayak pernah lihat muka nya. Samperin yuk, mumpung orangnya belum jauh."
"Dih, sok kenal lo Can."
Tanpa banyak bicara, Aki Ucan segera menarik bestie nya untuk mendekat ke arah Syifa.
"Assalamu'alaikum, neng." Sapa Aki Ucan basa-basi-busuk.
"Eh, wa'alaikumussalam Kong. Ada apa ya?" Tanya Syifa ramah.
"Muka nya ngapa mirip banget sama si Jenab ya, Can?" Bisik haji Toing.
"Kan, apa gue bilang?"
"Emang lo bilang apa?"
Lah?
"Saya memang anaknya Zainab, Kong." Syifa pun menginterupsi bisik-bisik keduanya.
"Hah? Lo beneran anaknya si Jenab?" Tanya haji Toing dengan raut wajah tak percaya.
"Perasaan dulu waktu kecil lo item dah, ingusan, udah gitu jelek lagi. Sekarang ngapa jadi cakep begini."
"Can!" Interupsi haji Toing.
"Hah?" Aki-aki yang gigi nya sisa dua di tengah itu lantas menoleh.
"Kaya muka lo gak jelek aja."
Syifa hanya tersenyum melihat candaan kedua aki-aki tersebut.
"Sekarang kan Syifa udah gede Kong, udah bisa ngerawat diri juga."
"Iya sih bener, eh, tapi, ngomong-ngomong lo udah punya pacar belum, neng?" Tanya Aki Ucan lagi, sementara haji Toing sudah menunjukan tatapan ngeri nya.
"Bukan, Ing. Bukan buat gue. Buat cucu gue." Aki Ucan segera mengenyahkan dugaan buruk sahabatnya.
"Ooh, gue kirain buat lo."
"Hm, kebetulan Syifa nggak mau pacaran, Kong. Buang-buang waktu."
"Wah bagus dah kalo gitu, langsung gue kawinin sama cucu gue aja gimana? Lo jangan takut cucu gue jelek. Cucu gue ganteng kok. Lo kalo ketemu pasti demen dah."
"Ha?" Gadis itu kembali menunjukkan ekspresi bingung nya.
"Can, udah dah, mending kita pulang aja. Lo gak lihat muka nya udah bingung gitu." Belum selesai dengan misinya, haji Toing buru-buru membawa Aki Ucan menjauh dari Syifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kampung Senggol X PANAROMA
FanfictionWARNING!! KHUSUS CERITA INI, DILARANG MENG-COPAST!