Bab 17

1.1K 101 4
                                    

Salma masih terus mengumpulkan amarah nya, ia hanya sibuk meletakan ayam bakar yang baru saja ia beli di atas piring sambil merutuki sikap Nabila yang sama sekali tidak memiliki sopan santun.

"Kurang asem emang si Nabila! Bisa-bisanya banda Babeh gue udah di embat, sekarang daun singkong ama cabe gue juga ikutan di gasak,"

"Malah cuma di sisain tiga biji, masih pentil lagi! Dia kagak tau tangan gue ampe rasa pegel nyiramin cabe-cabean doang,"

Salma terus menggerutu sambil meletakan sambal ayam bakar ke dalam wadah kecil.

"Besok-besok gue tanemin pecahan kaca biar dia kagak bisa masuk ke pekarangan rumah gue lagi!"

Akhirnya, Salma telah selesai dengan aktivitasnya, ia beralih meraih sapu, lalu mulai membersihkan setiap bagian rumahnya. Pekerjaan nya semakin terasa berat setelah kejadian Nabila mengambil daun singkong serta cabe-cabean miliknya tanpa izin. Nabila memang selalu berhasil membangkitkan amarah Salma.

"Lihat aja lo, Nab. Gue bakal bales kelakuan lo, nanti!"

***

Sementara itu, di sebuah dapur nan cantik, Nabila terus tersenyum seorang diri, ia tidak menyangka akan semudah itu menjahili mantan saudara tirinya.

"Lumayan, gue jadi kagak perlu lagi beli cabe selama seminggu. Pinter juga si Midun bercocok tanamnya." Kata Nabila sambil menaruh cabai curiannya ke dalam wadah.

"Naah, berhubung gue dapet daun singkong nya si Midun alias kaum duafa, jadi kita masak sayur daun singkong ama ayam goreng aja. Kagak ngapa-ngapa dah sekali-kali kita makan makanannya orang kismin, asal e'e gue, si papih ama si Putri kagak ijo." Seloroh Nabila sombong, sambil tertawa sendiri.

***

Salma masih memikirkan cara untuk membalas kedzaliman Nabila, ia duduk termenung sambil mengetuk-ngetukan jari tangannya di atas pahanya.

"AHHA! Gue punya ide!"

Salma berjalan mencari galah panjang di belakang rumahnya. Setelah ia temukan, dengan sangat hati-hati Salma beralih membopong tangga miliknya lalu menyandarkan nya di pembatas tembok yang memisahkan rumahnya dengan rumah Nabila. Setelah itu, ia meraih galah panjang yang menurutnya sedikit menyusahkan, namun demi ditegakkan nya keadilan, Salma pun rela bersusah payah membawa galah tersebut sambil menaiki satu persatu anak tangga.

Matanya mulai menebar ke seisi halaman belakang rumah Nabila.

"Lihat aja lo, Nab. Gue bakal bales lo, sekarang juga!"

Salma mulai mengangkat galah yang berada di tangannya tinggi-tinggi ke udara, hingga tangga tersebut berhasil menjangkau pekarangan rumah mantan saudara tirnya tersebut.

"Ck! Susah amat, si!" Salma terus berusaha mendorong-dorong jemuran baju milik Nabila dengan tangga panjang tersebut.

"Ayo, dikit lagiiiiii! Ya, okeey!"

BRRUUUKK!!

"ASTAGHFIRULLAH! APAAN, TUH?" Nabila yang tengah asyik memotong daun singkong curian nya mendadak di kejutkan dengan suara benda jatuh dari halaman belakang rumahnya.

"Nah, kan! Lo rasain dah, tuh!"

Dengan kekuatan super yang dimiliki Salma, ia pun berhasil menjatuhkan jemuran baju milik Nabila hingga roboh.

Salma kembali menarik galah panjang miliknya ke pekarangan rumah nya, lalu menuruni anak tangga dengan sangat hati-hati. Setelah puas melakukan aksi balas dendam, Salma pun melenggang santai ke dalam rumahnya.

"MIDUUUUUUN!!! JEMURAN GUEE!! KURANG AJAR, LO!" Pekik Nabila, yang membuat Salma menghentikan langkahnya tepat di ambang pintu belakang rumahnya.

"Rasain, lo! Ini pembalasan buat lo karena lo udah nyolong cabe ama daon singkong gue!"

Salma hanya tertawa ketika mendengar Nabila yang sudah berteriak frustasi tersebut.
___________________

Kampung Senggol X PANAROMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang