Jasmine
Mengawali liburan semester, gue sama Adam memutuskan buat main ke Pengalengan, sebelum nanti Adam balik ke Bogor dan gue sendiri balik ke Jogja.
Setelah itu, kemungkinan kita nggak akan ketemu selama hampir sebulanan.
Iya, awal rencana bener-bener cuma mau momotoran doang, liat-liat jalan yang kelilingi sama kebun teh, terus mampir bentar ke Situ Cileunca buat liat danau sambil foto-foto.
"Nge-camp, yuk?" ajak Adam, di tengah perjalanan balik dari Situ Cileunca.
Dalam posisi meluk dia di motor, gue mikir bentar, "Sekarang?"
"Iya, sekalian aja mumpung udah sampe sini."
Bandung Kota-Pangalengan emang jaraknya lumayan. Makan waktu hampir dua jam-an, belum macetnya.
"Hayuk."
Gue nggak yakin sebenarnya sama jawaban gue ini. Kirain juga, Adam cuma asal ngajak doang soalnya abis itu gue liat dia senyum sama ketawa-ketawa kayak lagi bercanda.
"Mampir minimarket dulu, ya, beli jajan."
Eh taunya, dia beneran bawa gue ke Sunrise Camping Deks-nya Taman Langit setelah beli sekresek jajanan dari minimarket.
Nggak perlu capek-capek bangun tenda karena tendanya udah langsung ditata sama pengelola di sana. Pengunjung tinggal dateng dan menikmati kenyamanan fasilitas beserta view-nya aja.
Syaratnya satu: bayar.
Satu tips dari gue kalo kalian mau yang gratisan: bawa pacar.
Kita sampe sini, sore. Dan, alam yang merestui kita di sini sekarang lagi mempersembahkan sunset terindahnya. Gue nontonnya sambil melongo, tapi buru-buru mingkem pas nyadar Adam lagi ngeliatin gue.
Kita berdua pas ini lagi duduk hadap-hadapan di kursi kayu yang ada di depan tenda kita sambil makan ciki minumnya teh pucuk.
"Liat ke sana, atuh. Itu liat sunset-nya cantik banget." Muka dia gue arahin biar nengok ke samping, ke arah sunset yang jadi perhatian gue sekaligus orang-orang di area medium sunrise desk ini.
Dianya cuma nengok bentar, terus balik lagi ngadep depan, ngadep gue.
Katanya, "Silau. Mending liatin yang di depan aku. Lebih cantik."
Astaga! Gue mau protes, tapi keburu baper. Jadi, bibir gue nggak bisa ngomong apa-apa. Cuma bisa melukis senyum buat dia yang juga lagi senyum.
"Gombal mulu, ih, si Aa'."
Biar nggak keliatan banget saltingnya, gue menggerutu dikit tanpa nengok ke dia.
"Bae atuh gombal ka pacar Aa, mah. Kalo gombal ke cewek lain, tah ...."
"Awas aja kalo berani!"
"Hahaha. Belum selese ngomong."
"Iya, aku ngingetin aja."
"Bukan ngingetin itu mah ngomel."
"Hm."
Nggak tahu kenapa gue agak sensitif belakangan ini.
Entah karena gue lagi PMS, atau karena Jasmine yang dulunya mengklaim dirinya nggak suka drama, ngambek, marah-marah nggak jelas ini sekarang lagi kemakan omongan sendiri.
"Minggir atuh, A', ketutupan badan kamu sunsetnya."
Adam duduknya pindah dari depan gue ke samping kiri gue, mana mepet banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
INESPERADO [END]
Romance"Gue pacarin, kalo lo bilang suka gue." "Suka aja nggak apa-apa. Gue udah soalnya."