Sesampainya di basemen gedung apartemen, Bian langsung memarkirkan mobilnya,keluar membanting pintu dan menarik Salsa keluar,sedangkan Salsa hanya pasrah tangannya kembali ditarik oleh Bian dia berusaha untuk menyamakan langkahnya dengan Bian agar tidak tersandung.
Orang-orang yang ada di lift dibuat kaget saat melihat Bian menarik Salsa dengan kasar untuk masuk ke dalam lift,Bian memencet tombol lift lantai di mana apartemen nya berada mengabaikan orang-orang yang ada di lift, Salsa hanya tersenyum tidak enak kepada orang-orang yang melihat mereka,dia merasa malu ketika orang-orang melihatnya bersama Bian dengan keadaan seperti ini.
Sampai di lantai tujuan, Bian lagi-lagi kembali menarik tangan Salsa dengan cepat menuju ke unit apartemen nya, memasukkan sandi apartemen nya setelah pintu terbuka Bian tanpa basa-basi masuk ke dalam tak lupa membanting pintu.
Berjalan cepat menuju ke kamar tamu yang biasa dipakai oleh Salsa jika menginap, sampainya di kamar keduanya berhadapan,Bian melepaskan cengkraman nya,Salsa melihat kalau pergelangan tangannya menjadi memerah karena cengkraman Bian.
Bian melirik sejenak ke arah tangan Salsa dirinya sedikit merasa bersalah melihat pergelangan tangan itu memerah karenanya, tapi dia tidak bisa menahan emosinya dan berakhir kelepasan mencengkram tangan pacarnya itu dengan kuat.
"Diajarin siapa ngelawan kayak tadi hm? Aku cuman suruh kamu pulang tapi kamu gak mau,dengerin aku bisa gak sih? Nurut Sha nurut,itu juga buat kebaikan kamu sendiri aku gak mau kamu kenapa-kenapa karena keluar malem-malem sendirian." Bian mulai menceramahi Salsa.
Sedangkan Salsa nampak tidak perduli, dia lebih peduli dengan kondisi tangannya yang memerah,dan pikirannya juga tertuju dengan dua tugasnya yang belum selesai ia kerjakan.
"Denger gak aku ngomong apa?" Ucap Bian dia melihat sikap Salsa yang nampak tidak perduli dengan ucapannya.
Salsa memutar mata malas, "iya denger," ketusnya.
"Jawab yang bener!"
"CK! Iya aku denger!"
Bian terdiam melihat Salsa yang mengalihkan pandanganya tak mau menatapnya, sebenarnya Salsa kenapa? Sudah beberapa hari ini Salsa nampak acuh tak acuh kepadanya, Sikapnya berubah tidak seperti dulu, pacarnya ini lebih sering diam walaupun dulu dia memang pendiam tapi kali ini lebih pendiam dari biasanya bahkan terkesan cuek.
Salsa tidak pernah lagi mengirimkan pesan kepadanya jika tidak ia memulai lebih dulu.
"Sebenarnya kamu kenapa sih, hm? Aku perhatiin sikap kamu akhir-akhir ini berubah,kenapa? Ada masalah?" Tanya Bian.
Salsa menatap sejenak ke arah Bian lalu kembali mengalihkan pandanganya.
'kamu masalahnya...'
"Gak kenapa-kenapa kok,sikapku gak berubah sama seperti kayak dulu,kalau kamu ngerasa sikapku berubah mungkin itu cuman perasaan kamu," balas Salsa.
Dalam pikirannya,sebenarnya ini adalah waktu yang tepat untuk mengatakan kalau ia ingin putus,tapi sepertinya ini akan berbahaya untuknya karena emosi Bian saat ini sedang tidak stabil dia takut kalau Bian akan berbuat sesuatu yang nekat kepada nya,jadi lebih baik ia tunda dulu.
Bian Menghela nafas lelah,dia capek berdebat jadi lebih baik ia berhenti disini.
"Jangan keluar dari kamar ini sebelum aku suruh," ucapnya lalu pergi dari sana tak lupa mengunci pintu kamar.
Salsa yang melihat itu sudah terbiasa,dia sudah sering dikuncikan seperti ini jika telah membuat kesalahan baik itu masalah sepele atau bukan pasti ujung-ujungnya dia bakalan di kunciin sama pacarnya itu dan baru di buka keesokan harinya.
Jadi daripada dia tinggal diam lebih baik dia lanjut mengerjakan tugasnya yang belum selesai,dia memilih untuk mengerjakannya di meja belajar yang ada di kamar ini. Dulu saat baru mulai berpacaran Bian membeli 1 meja belajar untuknya dan di taruh di kamar ini.
Mengeluarkan buku dari tasnya yang tadi dimasukkan secara asal-asalan oleh Bian alhasil isi tasnya acak-acakan, sedangkan Salsa paling tidak suka kalau isi tasnya dalam keadaan seperti ini.
Memakai kembali headphone nya dan memutar musik dengan volume keras walaupun ia tau ini tidak baik tapi ini bisa membuatnya menjadi lebih rileks ketika sedang ada masalah ,jadi dengan perasaan yang sudah sedikit tenang dia pun mengerjakan tugasnya kembali sesekali kepalanya bergoyang mengikuti irama musik yang didengarnya.
***
Sementara itu Bian saat ini sedang berada di balkon apartemen nya,dia duduk di kursi yang ada di sana, di tangannya ada sebatang rokok yang sudah habis setengah.
Ini adalah salah satu kebiasaan yang tidak diketahui salsa tentang Bian,bisa dibilang Bian itu cukup sering merokok apalagi saat sedang tertekan ataupun sedang banyak masalah,yah... dia tau ini tidak baik untuk kesehatan nya apalagi kan dia ini mahasiswa kedokteran dan jelaslah dia harusnya lebih tau bahaya dari benda yang di hisapnya ini.
Tapi dia tidak punya pilihan lain,hanya rokok yang bisa membuatnya rileks dengan cepat,dia dulu sempat berpikiran untuk meminum alkohol tapi dia langsung menepis pikiran itu,Bian tidak mau tambah merusak tubuhnya dengan alkohol,cukup rokok saja yang merusak tubuhnya, lagipula kalau dia mabuk yang kesusahan juga pasti dirinya sendiri jadi lebih baik tidak.
Bian memandang langit malam yang bertabur bintang, dia sedang memikirkan masalah hubungan nya dengan Salsa saat ini, jika kalian bertanya apakah dia menyayangi Salsa? tentu saja dia menyayangi nya,apakah dia mencintai Salsa? Tentu saja,sangat malahan.
Dia berpikir apakah dia membuat kesalahan? Karena hubungan keduanya saat ini mulai merenggang, meskipun dulu Bian cenderung pasif dalam hubungan keduanya, tapi dia bisa merasakan kalau hubungan keduanya tidak renggang,tapi saat ini dia merasa hubungan keduanya sedang diambang bahaya.
Dia tidak pernah terpikirkan sama sekali untuk mengakhiri hubungannya dengan Salsa dia sudah terlanjur jatuh dengan pacarnya, jadi saat ini Bian sedang memikirkan sebuah cara agar hubungan keduanya kembali membaik seperti dulu.
Dia tau kalau dirinya ini tak pandai mengekspresikan perasaannya dengan baik tapi dia merasa kalau dirinya itu cukup baik dalam yang namanya bertindak, biasanya dia juga cukup peka apa yang dibutuhkan oleh Salsa kadang pacarnya itu tak perlu mengatakan apapun dia sudah tau dan langsung bertindak.
"Hah..."
Tak terasa dia sudah menghabiskan 5 batang rokok dan terhitung sudah setengah jam dia menguncikan Salsa di kamar,Bian sebenarnya tidak tega tapi ini demi keselamatan Salsa juga dia tidak mau kelepasan menyakiti Salsa lebih parah.
1 jam berlalu,Bian masih bertahan di posisinya bahkan dia sudah menghabiskan hampir sebungkus rokok tapi pikiran nya belum tenang sama sekali.
Mengusap wajahnya dengan frustasi.
"ARGH BANGSAT!" beranjak dari posisinya dia memilih mengambil buku soal yang biasa dia kerjakan saat sedang senggang, duduk di sofa depan televisi dengan sebuah pensil ditangannya dia pun mengerjakan soal-soal yang ada di buku tebal itu untuk melupakan masalahnya sejenak.
***
Hai? How is it? Good?
I'm sorry if I don't get the feeling
Cuz I also typed it spontaneously and didn't have any ideas because I was already thinking about the next chapter jadi agak sedikit nge blankSo...yeah bye-bye 🖐️
Pub:07,01,24.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTUS ✔️
RomanceMakasih udah mampir Baca dari awal yah,jangan baca end nya dulu:) *** Salsa lelah dengan hubungannya, hubungannya dengan pacarnya juga dengan keluarganya. Haruskah ia menyerah? *** Rank: #1 boyfriend (020324) #1 boyfriend (180224) #1 boyfriend (260...