20

2.1K 89 0
                                    

Suara tepuk tangan terdengar diseluruh restoran setelah Bian bernyanyi.

Bian turun dari panggung berjalan kembali ke meja teman-temannya, matanya tak pernah lepas dari Salsa yang saat ini juga menatapnya.

"MAS BIAN!"

Saat sudah dekat ada sebuah suara yang tiba-tiba memanggil namanya.Bukan hanya Bian tapi Salsa dan semua teman-temannya ikut menoleh ke sumber suara.

Dapat mereka lihat ada seorang perempuan berlari merentangkan tangan ke Bian diikuti sepasang paru baya dibelakangnya.

Perempuan itu berlari dan langsung memeluk Bian yang masih terdiam mencerna apa yang terjadi sekarang.

"Mas Bian,aku kangen banget sama mas!" Ucap perempuan itu dengan semangat,bahkan pelukannya terlihat sangat erat.

Bian terdiam berusaha memproses apa yang sedang terjadi.Setelah tersadar Bian pun mencoba melepaskan pelukan dari perempuan itu meskipun sedikit susah.

"Lepas!" Ucapnya menyentak.

"Ih,kok mas gitu sih!? Gak kangen sama aku apa? Aku aja kangen banget loh sama mas!" Ucap perempuan itu dan kembali berusaha memeluk Bian tapi Bian dengan cepat menghindar.

Sepasang paru baya itu datang menghampiri keduanya.

"Halo Bian apa kabar? Om sudah lama nggak liat kamu," sapa laki-laki paru baya.

"Iya nih, kamu makin ganteng aja," sambung perempuan paru baya disampingnya.

Sebentar Bian sedang mencoba mengenali siapa ketiga orang di hadapannya saat ini.Dia menatap wajah ketiganya satu persatu mencoba menggali ingatannya tentang dimana dia bertemu dengan ketiganya.Dan beberapa saat kemudian akhirnya Bian berhasil menemukannya.

Bian ingat, sepasang paruh baya di hadapannya saat ini adalah sahabat mamahnya semasa SMA, om Dani dan Tante Tia, dan perempuan yang memeluknya tadi itu adalah anak mereka namanya Putri.

Mengapa mereka disini? Yang Bian tau mereka itu adalah orang bandung kenapa bisa ada dijakarta?

"Bian?" Tanya Dani.

Bian tersadar dari lamunannya, "O-oh? I-iya om saya baik, om apa kabar?" Ucapnya membalas sapaan Dani.

"Saya baik kok," balas Dani.

"Kalian kesini ada perlu apa?" Tanya Bian.

Ya,sebenarnya tidak ada salahnya juga sih mereka disini karena bisa jadi kan mereka sedang liburan keluarga lalu mampir ke restoran untuk makan.

"Loh? Mamah kamu gak ngasih tau? Katanya udah janji," ucap Tia.

Bian menatap bingung, dia memang berjanji bertemu disini dengan mamahnya hanya saja dia tidak tau kalau mamahnya mengundang orang lain.

"Saya-"

"Bian." Suara mamahnya terdengar di telinga Bian. Ia menoleh dan melihat mamahnya yang berjalan ke arahnya bersama dengan papahnya juga.

"Mah, pah," sapa Bian.

"Ternyata kamu udah sampai duluan, mamah kira bakalan telat," ucap mamahnya.

"Kebetulan bang Saka sama bang Haikal makan-makan disini juga," balas Bian sembari menunjuk ke arah meja teman-temannya.

Dapat ia lihat juga Salsa yang menatapnya dengan pandangan seolah bertanya ada apa, yang sebenarnya Bian juga tidak tau jawabannya.

Salsa melihat Bian menunjuk ke arah mereka membuat orang tua Bian menoleh ke arah meja mereka.

Dapat Salsa liat papah Bian yang menatapnya dengan senyuman, beda lagi dengan mamahnya Bian yang memberikan tatapan datar ke arah Salsa lalu melengos begitu saja.

PUTUS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang