39

868 40 0
                                    

Seusai makan siang, Salsa dan Bian pun melanjutkan perjalanan mereka dan sampai di tempat tujuan saat pukul 2 siang. Dan ternyata Bian membawa Salsa ke taman bermain yang menjadi tempat kencan pertama mereka dulu, walaupun waktu itu Salsa yang memaksa agar mereka bisa pergi.

Salsa bahkan masih ingat wajah datar Bian yang ia ajak hari itu,sepanjang hari wajah Bian hanya menunjukkan raut datar tanpa ekspresi membuat Salsa mengira kalau Bian tidak menikmati kencan pertama mereka dan marah pada dirinya yang sudah memaksanya padahal saat itu Bian cukup sibuk dengan kuliahnya.

Maka karena rasa bersalah saat Bian mengantarnya pulang, sebelum masuk ke dalam rumah Salsa meminta maaf pada Bian karena sudah memaksanya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Tapi yang Salsa tidak tahu yang sebenarnya adalah Bian juga sangat menikmati kencan pertama mereka hari itu, hanya saja dia tidak pandai menunjukkan ekspresi yang seharusnya ia keluarkan, ia tidak tahu ingin berekspresi seperti apa karena ini pertama kalinya dia melakukan hal selain belajar dan sekolah.

Kehidupan Bian terlalu monoton untuk sekedar mencari hiburan di taman bermain. Dan karena merasa sedikit merasa bersalah Bian mengirimkan pesan pada Salsa agar tidak perlu repot-repot meminta maaf dan tidak usah khawatir karena Bian tidak keberatan akan itu semua.

Ya itulah kencan pertama Salsa dan Bian. Dan kencan-kencan mereka selanjutnya tidak akan jauh dengan belajar bersama di cafe ataupun di perpustakaan kota. Salsa hanya mengikuti apa yang Bian mau, meskipun dirinya sebenarnya menginginkan hal lain untuk kencan mereka tapi tidak apa asalkan Bian senang Salsa ikut senang.

"Hei!" Panggilan Bian membuat Salsa kembali tersadar akan lamunan masa lalunya, ia menoleh ka arah Bian yang berdiri di sampingnya sambil memegang tiket masuk.

"Kenapa? Ada yang dipikirin?" Tanya Bian. Salsa hanya tersenyum kecil lalu menggeleng.

"Yaudah ayo masuk," ajak Bian. Ia mengulurkan tangannya agar dipegang, Salsa sempat terdiam menatap uluran tangan Bian lalu sesaat kemudian meraihnya.

Oh iya, alasan Bian yang membuatnya terfikir untuk datang kemari karena ia ingin menebus ucapan minta maaf Salsa yang tidak perlu ia terima hari itu. Ia ingin membayar semuanya,bukan hanya lewat pesan saja seperti yang ia lakukan hari itu tapi dengan perbuatannya sekarang.

Keduanya bermain dengan perasaan senang yang sangat berbeda saat mereka pertama kali ke taman bermain yang sama. Keduanya bahkan tak sadar bermain sampai langit berubah menjadi orange, matahari sudah terbenam.
.
.
.
Kembali ke beberapa menit yang lalu saat Wiya baru saja sampai di tempat teman-temannya berkumpul. Ia dengan lesu mengambil duduk di sebelah Mada yang tengahemakan kuaci.

"Kusut banget tu muka, belum di seterika kah?" Ucap Yohan saat melihat wajah temannya itu tampak kusut.

"Gapapa, cuman lagi mumet aja," balas Wiya.

"Udah dari tadi di sini?" Tanya Wiya.

Kelima temannya mengangguk mengiyakan.

"Gak setia kawan. Kok gak ngajak gw."

"Yeeeuu mana kita tau kalau lu bisa, kan lagi jagain Salsa," balas Haikal.

"Gimana keadaan Salsa sekarang?" Tanya Sandi,memberikan sebungkus ciki kepada Wiya.

"Baik."

"Trus? Anaknya sekarang dimana? Lu tinggalin sendirian?" Ucap Saka.

"Justru gw yang ditinggalin sendirian, anaknya lagi keluar sama Bian makanya gw samperin lu pada kesini," ujar Wiya.

Kelima temannya tampak mengernyit heran.

"Bian? Buat apa? Bukannya mereka udah ketemu sama bicara berdua kemarin?" Sahut Sandi heran.

PUTUS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang