Kondisi kamar apartemen Bian saat ini sangat berantakan karena amukannya tadi. Pulang dari cafe dirinya langsung masuk ke kamarnya dan mengamuk melempar barang-barang di sekitarnya.
Pikirannya sangat kacau saat ini,dirinya yang dulu bahkan lebih mementingkan untuk memikirkan tugas dan laporannya, tapi saat ini sedang pusing karena hubungannya.
Tidak terpikirkan olehnya sebelumnya kalau hubungannya akan berasa di fase ini,Bian mengira hubungannya akan selalu baik-baik saja karena dia berfikir sikapnya ke Salsa selama ini cukup untuk disebut pacar.
Setelah menelfon tadi Bian duduk termenung bersandar pada ranjangnya,matanya menatap kosong ke depan,dia dari tadi merenungkan sikapnya kepada Salsa.
Dirinya terlalu keras kepala,ingin selalu didengar tapi tak mau mendengarkan. Terlalu cuek,kadang juga terlalu posesif,terlalu mudah percaya perkataan orang lain daripada pacarnya sendiri.
Semua sikapnya itulah yang membuat Salsa muak terhadap nya dan dia terlambat menyadarinya. Bian sama sekali tidak sadar akan hal itu karena begitulah dia bersikap terhadap orang yang disayanginya.
Sekarang dia harus menunggu kapan Salsa mau menemuinya lagi,dia harus menunggu dengan sabar entah berapa lama itu Bian tidak tau akan sanggup atau tidak.
***
Sedangkan di rumah Salsa tepatnya di kamarnya.Wiya dan teman-temannya masih ada disana.
Sandi,Haikal,Wiya,dan Mada sibuk bermain game,sedangkan Saka dan Yohan ikut menatap layar laptop menonton bersamanya.
Salsa sedang menonton film 'uang panai' yang berasal dari Makassar,dia sudah menonton film ini beberapa kali tapi dia sedang ingin menontonnya lagi, Saka dan Yohan juga sedari tadi ikut menonton di sampingnya.
Sudah masuk pukul 9 malam,kamarnya masih ramai dengan suara-suara Wiya dan ketiga temannya yang bermain game. filmnya sudah selesai, Salsa sedikit merenggangkan tubuhnya yang pegal karena terlalu lama duduk.
Mengedarkan pandangannya melihat teman-teman Wiya. Saka dan Yohan sekarang sibuk dengan ponsel masing-masing.
"Kalian gak mau pulang?" Tanyanya,karena sudah hampir jam 10 malam tapi mereka masih betah di kamarnya.Sontak mereka menoleh serempak ke arahnya.
"Ngusir?" Ucap Mada.
Salsa hanya mendengus,dia kan cuman nanya bukan ngusir, "Aku cuma nanya," ketusnya.
"Kalau belum mau pulang mainnya di kamar bang Wiya aja jangan disini, aku mau tidur," ucap Salsa lagi,dirinya sudah mengantuk. Ia membereskan laptop dan bungkus makanan tadi sudah dibereskan oleh Saka.
"Tidur mah tidur aja," ucap Haikal santai,matanya masih fokus menatap layar ponselnya dengan jari bergerak cepat di atasnya.
Salsa berdecak, " ya kalian keluaaaar... Aku mau tidur,kalian berisik mainnya!" kesalnya,mereka main sangat berisik, bisa-bisa dia tidak tidur nanti.
"Tidur aja dek kita ga bakalan berisik lagi nih," ucap Sandi.
"Iya, tidur aja kita jagain" sambung Wiya.
"Emangnya aku bayi?" balas Salsa.
"Emang,masih suka nangis soalnya," ejek Mada. Salsa yang kesal melemparkan bantal ke arah Mada.
Bruk!
"Aduh!"
"Yes! Headshoot!" Bantalnya tepat mengenai kepala Mada, ponselnya sampai terjatuh dari tangannya. Tapi setelah itu Mada tak memberikan reaksi apapun dia malah memakai bantal itu dan mengambil posisi berbaring dan lanjut main game.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTUS ✔️
RomanceMakasih udah mampir Baca dari awal yah,jangan baca end nya dulu:) *** Salsa lelah dengan hubungannya, hubungannya dengan pacarnya juga dengan keluarganya. Haruskah ia menyerah? *** Rank: #1 boyfriend (020324) #1 boyfriend (180224) #1 boyfriend (260...