Sementara itu situasi di dalam gudang.
Perempuan itu tampak menatap Salsa yang pingsan di hadapannya,ia tersenyum puas melihatnya. Ini adalah saat-saat yang ia tunggu untuk bisa melenyapkan Salsa.
"Ambilkan air," perintahnya. Salah satu dari anggota geng itu segera bergerak mengambilkan se ember air.
"Siram."
Byuurrr!!!
Se ember air di siramkan ke arah Salsa yang tengah pingsan dengan keadaan terikat di sebuah kursi,hal itu tentu saja membuat Salsa seketika tersadar dari pingsannya. Tubuhnya tersentak kaget ketika merasakan dinginnya air mengguyurnya,ia terbangun dan menatap bingung ke sekelilingnya bertanya-tanya di mana dia sekarang.
Hal terakhir yang ia ingat adalah dia dan Bian pergi ke taman,saat Bian pergi sebentar dia jalan-jalan tak jauh tapi kemudian ada sesuatu yang membungkamnya dari belakang dan membuatnya pingsan.
Dalam pikirannya Salsa menarik kesimpulan bahwa besar kemungkinan kalau dirinya saat ini tengah diculik,terbukti dengan tempat dia berada sekarang tampak sangat kumuh dan gelap,tubuhnya di ikat di sebuah kursi membuatnya tak bisa bergerak.
Salsa menatap panik melihat banyaknya orang-orang yang tak ia kenal sedang menatapnya dengan intens sekarang,jantungnya berdetak kencang karena ketakutan.
Sreek!! Plakk!!
Sebuah tangan menolehkan wajahnya untuk menghadap ke depan lalu kemudian sebuah tamparan keras mendarat di pipinya,membuat Salsa tertoleh ke samping dengan sudut bibir yang robek.
Salsa dengan kaku menatap ke arah orang yang sudah menamparnya tadi, dan saat dilihat ia melihat seorang perempuan berdiri menjulang di hadapannya. Ia mencoba melihat dengan jelas wajah perempuan itu,sedikit susah karena keadaannya sedang remang-remang.
Dan saat ia sudah bisa melihatnya dengan jelas,Salsa di buat terkejut melihat Putri berdiri di depannya menatapnya dengan angkuh.
"P-putri?" Ucapnya terbata-bata.
Ya. Perempuan itu adalah Putri. Gadis yang pernah Salsa lihat ingin di jodohkan oleh Bian.
Putri lah yang merencanakan penculikannya. Dari mulai mencari orang untuk menculik Salsa,tempat penyekapan yang jarang orang ketahui,dan rencana penyiksaan yang sudah tersusun rapih di kepalanya saat ini.
Semua itu ia lakukan karena merasa tidak terima Bian menolaknya hanya karena pemuda itu lebih mencintai Salsa daripada dirinya, ia merasa lebih pantas untuk Bian daripada bocah SMA yang entah darimana asal usulnya ini, Putri merasa lebih tinggi dan lebih sederajat dengan Bian.
"Ck! Apasih yang diliat Bian dari lu? Cantik, cantikan gue. Pinter,pinteran gue. Kaya,lebih kaya an gue. Terus apa yang bikin dia lebih milih lu dibandingkan gue,sedangkan gue ada jauh di atas lu! APA!?" ucap Putri diakhiri bentakan tidak terima.
Nafas Putri terlihat memburu karena menahan amarah, ia masih tidak terima dengan penolakan Bian yang menolaknya secara mentah-mentah tanpa mau meliriknya sedikit pun. Bahkan sejak hari dimana Bian mengamuk di kamarnya waktu mereka di jodohkan, mamah Bian yang dulu mendukung nya sekarang malah mengacuhkannya.
Dia sedari yang sedari dulu berusaha untuk menarik perhatian Bian. Mulai dari belajar memasak makanan kesukaannya, mencoba hal-hal yang di sukai Bian, bahkan masuk ke universitas dan jurusan yang sama dengan Bian supaya dirinya bisa setara dengan Bian.
Tapi apa? Semua usahanya sia-sia ketika dia mendengar Bian berpacaran dengan adik dari sahabatnya. Putri yang saat itu mendengarnya langsung mengamuk tidak terima, ia menghancurkan benda-benda yang ada di sekitarnya. Tapi dia mencoba menenangkan diri karena masih ada mamahnya Bian yang mendukungnya,tapi sekarang? Semuanya nol besar!
Bahkan saat dia mencoba untuk membuat citra Salsa buruk di mata Bian,pemuda itu tetap tidak berpengaruh malah berbalik ke dirinya sendiri yang malu.
Dan semua itu membuat dendam dan amarahnya menumpuk terhadap Salsa, orang yang ia anggap sebagai dalang atas terjadinya semua itu.
"M-maksudnya?" Tanya Salsa terbata-bata. Tubuhnya menggigil kedinginan karena air tadi,ditambah dengan udara malam yang dingin juga.
"Lu masih nanya!?" Balas Putri marah.
"Maksud gue itu, KENAPA BIAN LEBIH MILIH LU SEDANGKAN GUE LEBIH BAIK!! KENAPA HAH!?" bentaknya.
"Gue dari dulu bertanya-tanya apa yang kurang dari gue,sampai-sampai Bian gak mau ngekirik gue sedikitpun yang udah berusaha mati-matian buat dapetin dia!"
"Dan lu!" Putri mencengkram dagu Salsa dengan kuat,membuat kukunya yang panjang melukai pipi Salsa.
"Lu yang baru datang ke kehidupan Bian bisa dengan gampangnya dapetin perhatian dia,yang selama ini gue damba-dambakan!" Putri menghempaskan wajah Salsa.
"K-kamu salah paham. Aku sama kak Bian udah gak ada hubungan apa-apa lagi," ucap Salsa lirih.
"Ya terus!? Itu ga ada bedanya,Bian masih gak mau sama gue! Bahkan dia lebih milih pergi darisini demi buat move on dari lu BANGSAT!" Teriak Putri marah.
Putri kemarin kembali mendatangi rumah Bian,tapi dia hanya bertemu dengan papahnya Bian. Saat ia bertanya Bian dimana, papahnya Bian menjawab kalau pemuda itu sudah tidak pernah pulang dan hanya tinggal di apartemennya saja. Katanya terakhir Bian menginjakkan kaki di rumahnya ya waktu mereka di jodohkan hari itu, besok-besok nya Bian tidak pernah kembali lagi.
Dan hal yang paling membuatnya kesal adalah papahnya Bian berkata supaya tidak datang lagi karena akan sia-sia,saat ia bertanya kenapa ternyata Bian ingin pindah ke negara lain.
Plak!
"Ini karena lu masuk ke kehidupan Bian!"
Plak!
"Ini karena lu Bian nolak gue!"
Plak!
"Ini karena lu ngdapetin apa yang harusnya gue dapetin dari Bian!"
Tiga tamparan berturut-turut di layangkan oleh Putri,tamparan yang begitu kuat sampai membuat Salsa mimisan.
Salsa menangis dalam diamnya merasakan sakit yang didapatkannya, dalam hati ia memakai dirinya sendiri dan bertanya-tanya kenapa harus dia yang mendapatkan semua ini. Apakah tidak cukup dengan penderitaan yang di deritanya?
Sreekk!!
Tarikan kuat kembali ia rasakan di rambutnya membuat kepalanya seketika mendongak, Salsa memejamkan matanya menahan rasa sakit yang ia rasakan.
"Ini gak seberapa sama sakit hati gue selama bertahun-tahun! Ini semua gak setimpal sama apa yang gue rasain! Dan lu harus rasain lebih dari itu semua!" Putri makin menguatkan tarikannya.
Sementara itu Bian yang melihatnya dari luar di buat khawatir dan takut kalau Putri melukai Salsa lebih dari yang ia lakukan sekarang, dia sedikit tidak menyangka Putri akan melakukan ini semua.
Bian tau kalau perempuan itu tidak sebaik dari yang kelihatannya,dia sudah tau sejak pertama kali perempuan itu mengajaknya berbicara. Bian selalu berusaha untuk menghindarinya tapi perempuan itu berhasil merayu mamahnya hingga terpengaruh dan berpihak padanya.
Dia tau kalau perempuan itu gila tapi dia tidak menyangka akan segila ini. Dengan panik dia kembali mengirimkan pesan pada Wiya agar segera datang karena keadaan Salsa yang saat ini sedang dalam bahaya, dia takut mereka terlambat menyelamatkan Salsa.
Tapi Bian dibuat terkejut saat ia kembali melihat ke dalam, ia melihat putri membawa sebuah pisau dan menatap Salsa dengan tajam, tatapannya begitu bernafsu untuk membunuh Salsa.
Jadi tanpa berpikir panjang Bian langsung menerobos masuk melalui pintu belakang gudang,ia berpikir untuk menyelamatkan Salsa terlebih dahulu sampai bantuan datang apapun itu resikonya. Karena Bian berpikir ini semua berawal dari dirinya, jadi jika terjadi sesuatu hal buruk pada Salsa,dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri.
"MATI!!"
"STOP!!!"
***
ANJAYYY
dapet gak feel-nya?
Write:11,06,24.
Pub:15,06,24.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTUS ✔️
RomanceMakasih udah mampir Baca dari awal yah,jangan baca end nya dulu:) *** Salsa lelah dengan hubungannya, hubungannya dengan pacarnya juga dengan keluarganya. Haruskah ia menyerah? *** Rank: #1 boyfriend (020324) #1 boyfriend (180224) #1 boyfriend (260...