Saat ini Salsa tengah berada di taman belakang rumah Mada. Setelah menangis tadi Salsa ditawari untuk beristirahat di kamar tamu tapi ia menolak dan memilih untuk ke taman belakang saja.
Salsa tadi juga sempat melihat keberadaan Wiya tapi ia langsung melengos pergi begitu saja, ia sedang tidak ingin bertemu keluarga nya saat ini.
Jadilah Salsa dibiarkan duduk sendirian di taman belakang, baik Mada ataupun Wiya tidak berniat untuk menganggu, keduanya membiarkan Salsa untuk menenangkan diri terlebih dahulu.
Sementara Wiya dan Mada mengawasi dari jauh karena takut Salsa akan berbuat sesuatu yang aneh atau membahayakan dirinya.
"Salsa kenapa? " tanya Mada setelah keduanya terdiam cukup lama.
"Gw tadi ketemu dia lagi jalan sambil ngelamun sampai-sampai gak nyadar kalau udah di tengah jalan, " sambung Mada.
Wiya menghela nafas dan mengusap kasar wajahnya.
"Kemaren pas pulang dari restoran gw berantem sama Salsa dan bego nya gw malah ngeluarin kata-kata yang bikin dia jadi sedih, " ucap Wiya mulai menceritakan kejadian kemarin.
"Salsa turun dari mobil terus pergi pake taksi gak tau kemana, dan baru pulang pas udah magrib tapi ternyata papa mamanya pulang kemarin jadilah dia dimarahin, padahal itu semua salah gw yang gak bisa nahan mulut."
Mada terdiam tak berniat memotong perkataan Wiya, ia akan menunggu ceritanya sampai habis.
Wiya menghela nafas sekali lagi.
"Salsa ngurung dirinya sendiri di kamar sampai pagi, dan puncaknya itu tadi pagi waktu sarapan."
"Ternyata tujuan papa dan mamanya pulang itu cuman untuk ngasih tau Salsa kalau mereka mau cerai."
Mada dibuat terkejut saat mendengarnya.
"Dan mereka sama sekali gak mikirin bagaimana perasaan Salsa, mereka cuman nyuruh Salsa buat mikir mau ikut siapa dan langsung pergi gitu aja, gw pun juga gak habis pikir sama pikiran mereka."
Wiya kembali meraup kasar wajahnya, ia merasa marah dan kecewa dengan om dan tantenya yang seolah tidak perduli dengan Salsa, dan hanya perduli dengan kepentingan mereka sendiri.
Mada terdiam setelah mendengar cerita Wiya, pantas saja Salsa tampak sangat kacau saat ia temui tadi ditambah lagi ia hampir kecelakaan kalau saja dia tidak cepat menolongnya.
Jangan lupakan kedatangan Bian yang tiba-tiba saja menarik dan menuduh Salsa yang tidak-tidak hanya karena melihat Salsa dan Mada berpelukan.
Haruskah Mada memberitahu Wiya soal Bian?
Mada melirik ke arah Wiya dan dapat ia lihat wajah sedih dan lelah sahabatnya. Bisa dia pastikan dari tatapan Wiya, sahabatnya itu sangat khawatir dan sedih dengan keadaan Salsa sekarang.
Lebih baik dia beritahu nanti saja kalau keadaan sudah membaik.
Sementara itu disisi Salsa, ia tengah melamun memikirkan banyaknya masalah yang ia terima akhir-akhir ini. Baik itu masalah dalam hubungannya dengan Bian dan juga masalah dengan keluarganya.
Salsa capek, ia lelah dan tak tau harus melakukan apa, semuanya terjadi secara tiba-tiba membuatnya kewalahan sendiri menghadapi nya.
Saat sedang asik melamun tiba-tiba saja ada sebuah tangan kecil yang menepuk lengannya diikuti dengan sebuah wajah lucu muncul di depannya.
Salsa mengerjabkan matanya melihat keberadaan adik Mada, ia dapat melihat wajah penasaran yang ditunjukkan oleh Cia menatapnya dengan mata bulat bersinar lucu.
"Kak calca kenapa nangis? " tanya Cia ,tangannya mengusap air mata yang mengalir di wajahnya tanpa dia sadari.
Oh Salsa tidak sadar kalau dirinya kembali menangis padahal kepalanya sudah pening karena kebanyakan menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTUS ✔️
RomanceMakasih udah mampir Baca dari awal yah,jangan baca end nya dulu:) *** Salsa lelah dengan hubungannya, hubungannya dengan pacarnya juga dengan keluarganya. Haruskah ia menyerah? *** Rank: #1 boyfriend (020324) #1 boyfriend (180224) #1 boyfriend (260...