6

3.4K 115 2
                                    

Kembali lagi ke masa sekarang.

Ke esokan harinya Salsa terbangun pukul setengah 6 pagi,dia langsung mandi dan memakai seragamnya yang ada di apartemen Bian.

Memang ada beberapa lembar bajunya disini,ini bukan baju yang ia bawa dari rumah tapi baju-baju yang ada disini itu semuanya Bian yang beli,bahkan seragamnya lengkap ada disini juga jadi bisa dibilang Salsa tidak perlu khawatir soal pakaian jika sewaktu-waktu dia dipaksa menginap oleh Bian.

Jadi jika dia menginap dan besoknya dia harus sekolah Salsa tidak perlu repot-repot pulang mengambil seragamnya,dia hanya perlu meminta tolong kepada Wiya untuk membawakan buku pelajarannya hari itu ke apartemen Bian.

Sepertinya yang dilakukannya tadi malam,dia meminta tolong kepada Wiya untuk membawakan buku mapelnya hari ini dan di iyakan oleh Abang sepupunya itu karena sudah terbiasa,bayangkan seberapa sering Salsa menginap di apartemen Bian sampai-sampai Wiya sudah terbiasa dengan semua itu, padahal abang sepupunya itu cukup protektif kepadanya.

Salsa dan Wiya itu sama-sama anak tunggal,dan semenjak Wiya menumpang tinggal di rumahnya karena jarak kampus Wiya dan rumah salsa itu dekat,dan karena memang keduanya sudah akrab sedari dulu dibandingkan dengan sepupu mereka yang lain jadilah keduanya makin lengket dan sudah seperti saudara kandung.

Oke, kembali lagi ke keadaan sekarang, pukul 6 pagi Salsa sudah rapih dengan seragamnya,dia tinggal menunggu Wiya datang membawakan bukunya, Salsa juga rencananya mau ikut Wiya saja dia sedang tidak ingin berbicara ataupun berinteraksi dengan Bian saat ini takut kembali emosi.

Ceklek!

Pintu kamar terbuka menampilkan Bian dengan raut datarnya,di tangannya ada kresek berisi dua porsi bubur ayam yang ia beli tadi.

"Wiya sudah di luar," ucap Bian datar, Salsa yang mendengar itu pun dengan cepat membereskan barang-barang nya ,mengambil tas nya dan berjalan keluar menghampiri Wiya. Tapi saat di pintu kamar tangannya ditahan.

"Kenapa pagi banget?" Tanya Bian, karena tumben sekali sepupu pacar nya sekaligus sahabatnya itu datang sepagi ini,biasanya Wiya baru datang jam setengah 7 tapi sekarang baru jam 6 pagi dan Wiya sudah datang.

"Aku yang nyuruh," jawab Salsa, dia yang menyuruh Wiya supaya datang lebih cepat dari biasanya.

"Kenapa?"

"Mau aja." dengan acuh Salsa pun kembali melangkah meninggalkan Bian yang terdiam di pintu kamar.

"Bang Wiya, " panggil Salsa kepada Wiya yang saat ini sedang duduk di sofa apartemen Bian sambil memainkan ponselnya. Wiya mendongak melihat ke adik sepupunya itu,dia berdiri dan memberikan paper bag berisi buku mapel Salsa hari ini.

"Makasih Abang,"ucap Salsa.

"Iya sama-sama."

Salsa pun memasukkan buku-bukunya ke dalam tas,dia susun dengan rapih supaya nanti kalau dia mau mengambil sesuatu di dalam tasnya dia tidak perlu repot mencarinya.

"Udah mau berangkat?" Tanya Wiya , pasalnya semalam adik sepupunya itu berkata kalau ingin diantar olehnya saja.

Salsa mengangguk, "iya."

"Sarapan dulu," ucap Bian mendekat ke arah keduanya.

"Gak usah,aku sarapan di sekolah aja," tolak Salsa.

"Sasha,jangan buat aku marah pagi-pagi begini," ujar Bian ,masih pagi-pagi Salsa sudah membantah ucapannya.

"Apaan sih?? Siapa juga yang bikin kamu marah,aku cuma gak mau sarapan disini aja pengennya di sekolah," ucap Salsa sedikit kesal, siapa juga yang buat Bian marah,emang Bian nya aja yang baperan.

PUTUS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang