Saat ini salsa sedang berada di taman yang cukup jauh dari apartemen Bian.
Setelah berjalan cukup lama tadi,dia yakin saat ini Bian tengah mencarinya setelah mengetahui yang sebenarnya,ditambah tadi dia mendapatkan pesan spam dari Bian yang hanya ia lihat tidak dia balas sama sekali.
Mendudukkan dirinya di bangku taman dibawah pohon yang cukup rindang, Salsa lelah ditambah dia lapar sekarang, tadi dia baru memakan satu suap tapi dirinya langsung dituduh sama Bian mana dia belum sempat minum juga lagi.
Sekarang dia hanya membawa ponselnya saja dengan baju yang ia pakai dari apartemen Bian tadi dipadukan dengan sendal kodoknya. Salsa memilih menghubungi Wiya menyuruh sepupunya itu untuk menjemputnya,mendial nomor Wiya yang langsung diangkat saat deringan pertama.
"Halo sa kenapa?"
"A-Abang..." entah kenapa Salsa mau menangis saat mendengar suara Wiya di ujung sana,matanya berkaca-kaca dadanya begitu sesak mengingat sikap Bian tadi.
"Eh?! Kamu kenapa?" Wiya panik mendengar suara adik sepupunya itu yang terdengar bergetar menahan tangis.
"Hiks! Bang Wiya bisa jemput adek gak?"
Wiya tambah panik,kalau Salsa sudah menyebut dirinya dengan sebutan 'adek' berarti sepupunya itu benar-benar sedang butuh seseorang di dekatnya.
"Kamu jangan nangis,kirim lokasi kamu sekarang Abang jemput," ucap Wiya.
"Hiks! Iya." Panggilan terputus,dengan terisak-isak Salsa mengirimkan lokasinya kepada Wiya.
Sedangkan Wiya yang saat ini berkumpul dengan teman-temannya di cafe, panik mencari kunci motornya, temannya juga ikut panik melihat nya.
"Kenapa? Salsa kenapa?" Tanya Yohan , dia tadi mendengar percakapan Salsa dan Wiya,ia juga mendengar suara bergetar dari Salsa tadi.
"Salsa nangis,gw mau jemput dia dulu sekarang," ucap Wiya,ketika dia menemukan kunci motornya dia langsung bergegas pergi dari sana bersamaan juga dengan Salsa yang mengirim lokasinya.
"Yaudah hati-hati bro," ujar Mada.
"Si Bian ngapain lagi sih sampai Salsa nangis" ujar Sandi. Mereka semua tau hubungan Bian dan Salsa ,sering kali juga Salsa menghubungi Wiya yang sedang berkumpul bersama mereka mengadu kepada sepupunya itu tapi tidak sampai menangis seperti tadi.
Wiya melajukan motornya ke lokasi yang dikirimkan Salsa dan untungnya tidak jauh dari cafe tempatnya berkumpul.
Saat sampai di taman dia memarkirkan motornya dengan asal,dengan panik dia berkeliling mencari Salsa, untungnya beberapa saat kemudian dia menemukan adik sepupunya itu sedang menangis di bangku taman.
Segera dia menghampiri Salsa dan langsung memeluknya dengan erat. Salsa yang merasakan seseorang dengan parfum yang bergitu dia hapal memeluknya saat,ini tambah mengeraskan tangisannya.
"Hiks! Abang Wiya..." tangisnya mengadu.
"Ssttt....iya, Abang disini,nangis aja sepuasnya Abang tungguin," ucap Wiya menenangkan,dia mengusap-usap punggung adik sepupunya.
Salsa menuruti perkataan Wiya dan menangis sepuasnya mengeluarkan beban pikirannya yang selama ini dia tahan sendiri.
"Hiks! Bang Wiya... bang Wiya... hik!" Salsa sampai cegukan karena menangis,Wiya semakin tidak tega mendengarnya.
Dalam hatinya Wiya memaki orang yang sudah membuat Salsa menangis seperti ini,dalam pikirannya sudah terpikirkan satu nama yang kemungkinan membuat Salsa menangis seperti ini.
Ada 10 menit Salsa menangis dia perlahan menghentikan tangisannya masih dengan Isakan kecil keluar dari mulutnya,Wiya dengan perlahan melepaskan pelukannya mengusap wajah Salsa yang sembab.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTUS ✔️
RomanceMakasih udah mampir Baca dari awal yah,jangan baca end nya dulu:) *** Salsa lelah dengan hubungannya, hubungannya dengan pacarnya juga dengan keluarganya. Haruskah ia menyerah? *** Rank: #1 boyfriend (020324) #1 boyfriend (180224) #1 boyfriend (260...