10

3.6K 116 1
                                    

"Sasha."

Panggilan itu membuat semua orang yang ada dimeja menoleh ke arah sumber suara.

Saat melihat orang yang memanggilnya membuat mood Salsa langsung drop kembali, wajahnya berubah kecut melihat kehadiran Bian.

Bian akhirnya menemukan Salsa setelah berkeliling mencarinya kemana-mana penampilannya sangat berantakan dengan keringat bercucuran,padahal tujuannya ke cafe ini untuk membeli minum sejenak tapi dia malah menemukan Salsa yang bersama dengan teman-teman nya.

"Sasha," panggil Bian sekali lagi saat melihat Salsa tak menghiraukannya. Bian berjalan mendekati mereka dia berdiri menatap Salsa dengan sendu.

"Sha.." panggilnya lirih, Salsa mendengus sebal mendengar nya moodnya untuk memakan es krim traktiran Mada jadi hilang. Menghembuskan nafasnya dengan kasar,dia menatap malas ke arah Bian.

"Apaan? Ngapain disini? Gak bareng sama temen lu yang paling terpercaya itu?" Sinis salsa bahkan dia menggunakan kata 'lu' kepada Bian.

"Aku minta maaf udah gak percaya sama kamu," ucap Bian.

"Cih! Gak usah minta maaf kalau diulang ,basi!" Salsa berdecih sinis,dia tidak mau melihat wajah Bian saat ini, kepalanya menunduk memainkan jari-jari Sandi di sebelahnya. Wiya dan ketiga temannya hanya diam tak ingin ikut campur masalah keduanya.

"Kita bicara berdua yah? Kita selesaiin masalah ini sama yang kemarin,aku mohon..." mohon Bian.

Menghela nafasnya dengan kasar Salsa pun mengangguk malas,dia juga ingin menyelesaikan semuanya dengan cepat.

Salsa berdiri dari duduknya, "Aku keluar dulu bentar ya Abang," pamitnya ke Wiya, sepupunya itu hanya mengangguk membiarkan Salsa menyelesaikan masalahnya.

"Kita bicara di luar aja," ucap Salsa yang di ikuti dengan cepat oleh Bian.

Salsa mengambil duduk di bangku luar cafe yang memang disediakan,Bian ikut duduk di sebelahnya. Wiya dan yang lainnya masih bisa melihatnya dari dalam, Salsa sengaja karena dia takut kalau Bian akan berbuat kasar kepadanya.

"Mau ngomongin apa cepet! aku gak punya waktu," ucap Salsa setelah keduanya terdiam cukup lama.

"Aku minta maaf," ucap Bian kembali meminta maaf.

"Udah bosan dengernya," balas salsa dengan malas.

"Aku sadar kalau sikapku bikin kamu gak nyaman,aku terlalu keras kepala dan gak pernah dengerin apa maumu,aku terlalu cuek sama keadaan kamu sebagai pacar," ucap Bian , diam-diam Salsa menghapus air matanya.

"Aku sadar kalau kamu capek sama sikap aku,tapi aku mohon jangan minta putus,karena aku gak bakalan biarin itu terjadi," sambungnya.

"Kita bisa perbaiki semuanya dari awal kalau kamu mau,aku bisa ubah sikapku."

Salsa menghela nafasnya, "Kita putus aja ya kak," ucapnya tiba-tiba membuat Bian diam membeku.

"Kamu ngomong apa sih!? Aku udah bilang kita bisa perbaiki sama-sama bukan malah minta putus!" Ujar Bian ,dia sudah mengatakan kalau tidak mau putus.

"Aku capek kak! Aku capek! dan kurasa juga sifat kita gak cocok sama sekali," sambung Salsa.

"Nggak! Aku gak mau!" Seru Bian tak terima.

"Trus mau kamu apa!? Aku capek!" Sentak salsa, airmata nya kembali menetes.

"Aku mau kita perbaiki sama-sama,kita mulai semuanya dari awal,kamu bilang apa yang harus aku perbaiki nanti aku perbaiki bukan putus kayak gini."

"Yang perlu diperbaiki itu ya diri kamu sendiri,kamu seharusnya introspeksi diri sadari sikap kamu ke aku bagaimana yang bisa bikin aku capek sama kamu!" Suara salsa sudah bergetar karena menangis.

PUTUS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang