Keesokan harinya,Salsa terbangun pukul setengah 7 pagi dan langsung mandi bersiap pergi ke sekolah.
Saat membereskan buku-bukunya untuk hari ini sebuah notifikasi muncul di ponselnya yang baru ia hidupkan sebelum mandi tadi.
Salsa melihatnya, itu adalah notif dari Bian. Salsa tak menghiraukannya dia malah memblokir nomor Bian karena sedari tadi sejak dinyalakan, ponselnya tak berhenti berbunyi karena Bian mengiriminya pesan terus-menerus.
Keluar dari kamar menuju dapur terlihatlah Wiya yang sedang membuat sarapan,sepertinya Abang sepupunya itu ada kelas pagi hari ini makanya bangun cepat.
"Pagi bang."
"Pagi."
Salsa mengedarkan pandangannya mencari keberadaan orang tuanya yang mestinya sudah pulang subuh tadi, "Papa sama mama mana bang?" Tanyanya ke Wiya sambil melahap sandwichnya.
Wiya berhenti sejenak,ia kembali meletakkan sandwichnya ke atas piring lalu menatap ke arah Salsa, "Makan dulu baru Abang kasih tau," ucapnya.
Salsa hanya mengangguk dan mulai memakan sarapannya,Wiya juga begitu.
Tak lama keduanya sudah selesai sarapan.
"Jadi?" Tanya Salsa kembali.Wiya menghela nafas terlebih dahulu
"Tadi malam om sama Tante telfon Abang,katanya mereka baru bisa pulang seminggu lagi-"
"HAH!?" Salsa langsung saja berseru kaget mendengarnya.
"Kok gitu!? Mereka janjinya hari ini udah pulang! Kenapa nambah seminggu!?? Dan lagi kenapa gak telfon atau ngirim pesan ke aku juga? Kenapa cuman bang Wiya?" Marah Salsa.
"Dek tenang...." Wiya berusaha menenangkan Salsa karena adik sepupunya itu sudah terlihat sangat emosi.
"Tenang!? Tenang Abang bilang!? Mereka udah setengah bulan bang gak pulang-pulang! Yang diurus cuman kerjaan terus anaknya di lupa! Aku ngerti kok kerjaan mereka itu baik buat nolongin orang tapi kalau gini jadinya mereka kayak gak punya anak!" Ucap Salsa dengan emosi menggebu-gebu.
"Minggu pertama mereka bilang masih ada yang harus di urus dan janji pulang Minggu depannya aku terima, tapi udah lewat seminggu mereka malah bilang harus tinggal seminggu lagi?! What the-"
Salsa tak bisa melanjutkan ucapannya dia ingin menangis rasanya,dia sudah muak dengan orang tuanya yang hanya bisa berjanji dan berjanji.
Dengan perasaan emosi Salsa langsung melangkah keluar dari rumahnya tak memperdulikan panggilan Wiya yang menyuruhnya untuk berangkat bersama.
"Dek! Dek! Salsa! Tunggu!" Panggil Wiya yang tak di tanggapi oleh Salsa.
Wiya menghela nafas pasrah,dia tidak menyangka respon Salsa akan seperti ini. Biasanya tidak separah ini,adik sepupunya itu biasanya hanya merespon cuek tapi sepertinya sekarang, Salsa mengeluarkan semua uneg-uneg yang ditahannya sedari dulu.
Cepat-cepat Wiya membereskan bekas makan keduanya dan menyambar tas dan kunci motornya untuk menyusul Salsa berharap adik sepupunya itu belum jauh.
Bukan apa,Wiya khawatir karena jarak sekolah Salsa dari rumah itu sangat jauh bila berjalan kaki dan lagi jam segini biasanya bus sudah tak banyak yang lewat.
Setelah mengunci pintu rumah Wiya langsung bergegas melajukan motornya untuk menyusul Salsa segera.
Sedangkan di sisi Salsa,dia saat ini sedang berada di halte menunggu bus atau kendaraan lainnya yang bisa ia gunakan untuk berangkat ke sekolah.
Perasaannya masih belum stabil,emosi dan kecewa masih menguasai dirinya, dia bisa saja memarahi orang yang mengajaknya berbicara saat ini.
TIN! TIN!
"Kiw-kiw! Adek cantik ngapain sendirian disini?" Suara klakson motor terdengar disusul suara godaan.
Salsa mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang sudah melemparkan godaan kepadanya,dan ternyata orang itu adalah Mada salah satu sahabat Wiya yang juga sudah ia temui tadi malam.
"Kak Mada," gumam Salsa.
"Kenapa masih disini? Udah mau setengah 8 gak telat? Atau emang sengaja pengen dihukum?" Tanya Mada melihat sekilas ke jam tangannya.
"Nunggu bus," jawab Salsa pelan.
"Wiya mana? Kenapa gak nganterin?" Tanya Mada sekali lagi.
"Gak tau!" ketus Salsa memalingkan wajahnya.
Mada mengangkat sebelah alisnya,ada masalah apalagi anak ini? Baru saja semalam Salsa bergalau ria, terus sekarang malah marahan dengan Wiya.
Mada menggelengkan kepalanya, "Yaudah, sini kakak anter nanti telat," ajaknya.
Salsa melihat ke arah Mada mempertimbangkan ajakan Mada kepadanya,dia ingin menolak tapi sudah telat,mau terima dia juga nggak enak.
"Udah, jangan banyak mikir,ayo naik! nanti kamu dihukum sama pak Yanto!" Ujar Mada menyebut nama guru BK di sekolah Salsa.
Mendengar nama guru BK yang garang disekolahnya sontak langsung membuat Salsa berdiri dari duduknya dan naik ke boncengan Mada.
Mada hanya tersenyum kecil melihat nya,"Maaf yah, kakak gak bawa helm double."
"Gapapa kak,ayo berangkat."
Setelah itu motor Mada melaju ke sekolah Salsa.
Tak jauh dari mereka ada Wiya yang sedari tadi memperhatikan interaksi keduanya. Tadi saat dia menemukan Salsa ia ingin menghampirinya, tapi saat mau menghampiri, temannya itu keburu datang duluan,jadi Wiya biarkan saja.
Setelah melihat Salsa yang berangkat dengan selamat ke sekolahnya Wiya pun melajukan motornya pergi ke kampus nya.
Kembali lagi ke sisi Salsa dan Mada yang saat ini berada di atas motor.
Tak ada percakapan di antara keduanya. Salsa yang memang sedang tidak mood berbicara,sedangkan Mada hanya diam karena mengerti kalau mood Salsa sedang tidak baik jadi dia diamkan saja .
Tak lama motor Mada sampai di sekolah Salsa.
Salsa turun dari motor Mada dan berdiri menghadap ke sahabat Abang sepupunya,"Makasih yah kak," ucapnya.
Mada mengangguk sambil tersenyum,tapi yang terlihat hanya matanya saja karena sedang memakai helm full face.
"Masuk gih, udah bel tuh."
"Iya kak, hati-hati yah,dah!"
Salsa melambaikan tangannya sambil berjalan masuk ke dalam sekolahnya, dibalas oleh Mada yang terus menatap ke arah Salsa sampai adik sepupu temannya itu menghilang dari pandangannya.
Setelah Salsa tak terlihat di matanya Mada pun melajukan kembali motornya.
Tak jauh dari gerbang sekolah Salsa sebuah mobil hitam dimana berisi satu orang melihat interaksi Mada dan Salsa. Orang itu adalah Bian.
Bian sudah berada disana sebelum sekolah dimulai,niatnya ingin melihat Salsa karena nomornya di blokir,pesan yang ia kirim ke semua sosmed Salsa tak dibalas sama sekali.
Tapi hasil menunggunya malah membuatnya melihat sesuatu yang membuatnya sakit hati dimana Bian melihat kalau Salsa yang notabennya masih pacarnya di bonceng oleh laki-laki lain selain dirinya dan Wiya. Dan yang membuat Bian lebih sakit dia mengetahui siapa laki-laki yang membonceng Salsa,dia hafal betul dengan motor Mada yang ada stiker club motornya.
Bian menghela nafasnya.Sedari tadi malam dia terus berpikir agar Salsa bisa memaafkannya dan membuat hubungan keduanya kembali membaik.
Baiklah mari kita pikirkan itu lagi nanti,Bian melajukan mobilnya pergi dari sana karena dia masih punya kewajiban sebagai seorang mahasiswa yang tak bisa ia tinggalkan.
***
Hai hai
Gimana?Janlup votmen!
Bye-bye fever!🖐️
Pub:22,01,24.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTUS ✔️
RomantikMakasih udah mampir Baca dari awal yah,jangan baca end nya dulu:) *** Salsa lelah dengan hubungannya, hubungannya dengan pacarnya juga dengan keluarganya. Haruskah ia menyerah? *** Rank: #1 boyfriend (020324) #1 boyfriend (180224) #1 boyfriend (260...