42

1.2K 37 2
                                    

"STOP!"

Teriakan Bian menggema dengan keras membuat orang-orang yang ada di dalam gudang tersebut mengalihkan perhatian kepadanya, Putri yang melihat keberadaan Bian pun melotot terkejut, ia tidak akan menduga kalau Bian akan ada disini.

Anggota geng yang ada di dalam gudang tersebut langsung bersiaga dan mengepung Bian.

"B-Bian?" Ucap Putri terbata-bata.

"Put jangan gila! Buat apa lu lakuin semua ini hah!?" Bentak Bian tak habis fikir.

"Aku ngelakuin ini karna kamu! Biar kamu sadar kalau aku lebih baik daripada dia!" Balas Putri dengan menunjuk ke arah Salsa.

Bian menatap ke arah Salsa yang juga sedang menatapnya dengan pandangan berkaca-kaca, Salsa diam-diam menangis senang karena melihat keberadaan Bian di sini.

"Nggak bakalan ada yang berubah sama perasaan gw sama lu Putri," ucap Bian yang membuat Putri merasa kecewa.

"Kenapa?" Tanya Putri lirih.

"Kenapa!? Aku yang duluan kenal sama kamu! Aku selalu berusaha buat bisa selalu ada di dekat kamu, aku belajar banyak hal yang kamu suka biar kamu bisa ngeliat aku! Bertahun-tahun aku ngejar-ngejar kamu kayak orang gila, tapi satu kalipun kamu nggak pernah ngekirik aku!"

"Se enggak pantas itukah aku buat kamu? Aku udah berusaha sekeras mungkin buat dilihat sama kamu tapi nggak berhasil. Terus tiba-tiba dia datang, rebut semua perhatian kamu yang dari dulu aku pengen. Semua yang harusnya aku dapat dari dulu tiba-tiba aja di rebut sama dia! Orang baru di hidup kamu!"

Putri menangis mengingat semua perjuangan nya selama ini yang sia-sia, semua usaha dan waktu yang ia korbankan selama ini tidak ada artinya di mata Bian.

"Gw minta maaf buat semua itu," ucap Bian meminta maaf.

"Gw ngelakuin itu semua supaya lu nggak terlalu berharap lebih sama gw yang nggak bisa bales perasaan lu." Bian dari dulu sebenarnya sudah melakukan berbagai macam hal supaya Putri sadar dan tidak lagi mengejarnya, hanya saja tampaknya gadis itu sama sekali tidak mengerti dan tidak menyerah.

Bian merasa semakin ia tolak semakin keras juga tindakan Putri untuk mendapatkan nya, ia merasa tidak perlu di perjuangkan sekeras ini, masih banyak laki-laki lain yang lebih baik daripada dirinya.

"Plis Putri sadar... Gw tau lu bukan orang yang jahat dan gak bakalan ngelakuin hal yang gak baik, masih banyak laki-laki di luar sana yang lebih dan pantas buat lu daripada gw. Jadi gw mohon, please berhenti." Bian berusaha membujuk Putri dengan lembut, ia takut jika dia bertindak gegabah Salsa akan terluka.

Dia harus sebisa mungkin mengulur waktu sampai Wiya dan polisi datang, karena meskipun Bian melawan dia tidak akan bisa menang melihat jumlah mereka yang banyak.

Putri tampak terdiam setelah mendengar perkataan Bian, dia dengan perlahan menurunkan tangannya yang memegang pisau. Air matanya mengalir deras, begitu sedih rasanya saat tidak ada harapan sama sekali untuknya bersama dengan Bian.

Dengan perlahan Bian berjalan mendekati Putri walaupun agak was-was karena para anggota geng itu masih mengelilinginya. Putri masih menangis tersedu-sedu di samping Salsa, tapi sedetik kemudian dia mengangkat wajahnya dan menatap tajam ke arah Bian.

"Iya bener. Kamu taunya aku bukan orang yang jahat, tapi kalau aku nggak bisa dapetin kamu,orang lain juga nggak boleh dapetin kamu! Dan demi wujutin itu aku bakalan jadi orang yang jahat seperti yang kamu bilang!" Ucap Putri membuat Bian di serang rasa panik.

Lalu kemudian dengan gerakan tiba-tiba...

Jleb!

Putri menusukkan pisau yang di tangannya ke perut Salsa, menancapkannya dengan dalam membuat seteguk darah keluar dari mulut Salsa.

PUTUS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang