3 🌻

35 13 6
                                    


Pagi hari yang cerah seperti masa depan author. hari-hari berlalu, dan sekarang Linn tengah duduk bosan di bangkunya. Dia melihat Ralu tengah bermain game di ponselnya.

Karena para guru sedang rapat tiba-tiba, para siswa diberikan jam kosong. Sekarang Linn benar-benar tidak tau harus melakukan apa.

Novelku ketinggalan, batin Linn dengan nada sedih.

Linn menatap Ralu yang masih memainkan gamenya itu. Linn mengalihkan perhatiannya kearah lain, tidak ada yang spesial di dalam kelasnya. Hanya terlihat keramaian kelas.

Linn memutuskan untuk memainkan ponsel miliknya dengan bosan. Hal itu tidak membantu Linn untuk menghilangkan rasa bosannya.

"Kamu tau gak? Aku pernah lihat ada boneka yang gerak sendiri di lorong sekolah!" Terdengar suara seorang perempuan di bangku depan Linn, tengah membicarakan hal horor dengan temannya.

Linn yang mendengarkan hal itu, mulai menguping pembicaraan mereka.

"Eh beneran? Aku juga pernah! Ada boneka di lantai lorong lagi duduk sambil natap aku!" Gadis lainnya menjawab ucapan perempuan di depan bangku Linn.

Cerita mereka berlanjut, hingga tanpa sadar Linn terlalu fokus pada cerita mereka dan tak menyadari Ralu sudah selesai memainkan gamenya. Lagi pula sejak kapan di lorong sekolah ada boneka, pikir Linn.

"Linn," panggil Ralu.

Linn menoleh kearah Ralu. "Ya?" tanya Linn pada Ralu.

"Kamu tau? Dulu di Desa Krystallo ada kerajaan besar yang berdiri, Kerajaan Krystallo namanya." Karena Ralu tidak mendapatkan topik yang bagus, jadi dia memutuskan untuk membahas tentang kerajaan.

Linn menaruh ponselnya di meja dan fokus pada cerita Ralu.

"Aku pernah denger nama kerajaan itu di pelajaran sejarah." Linn mengingat ingat materi sejarah saat dia kelas tujuh dulu.

"Dulu kerajaan itu jadi kerajaan dengan sihir terhebat. Namun karena itu, ada penyihir yang menyalah gunakan kekuatan."

"Aku gak tau cerita ini, kamu dapat cerita ini dari mana? Loh, kok tidur sih." Linn menatap datar pada Ralu yang telah tertidur di bangkunya.

Ralu adalah orang yang sekali menutup matanya langsung bisa tertidur, Linn menghela nafasnya dan kembali ke kegiatan awalnya, yaitu memainkan ponselnya.

Bel jam istirahat telah berbunyi, Linn dan Ralu tengah berada di taman belakang sekolah. Sebelumnya mereka sedang berkeliling sekolah, lalu berhenti di taman belakang sekolah karena tempatnya bagus.

"Kamu udah nemuin ekskul yang cocok gak?" tanya Linn pada Ralu.

Ralu berpikir sejenak. "Aku bakal masuk ekskul drama."

Linn menatap Ralu dari atas sampai bawah. "Kamu, masuk ekskul drama? Beneran?"

Bagaimana Linn bisa percaya, Ralu adalah orang yang suka tidur dan bermain game, bagaimana bisa Ralu memutuskan masuk ekskul drama.

"Iya, mau nyoba."

Linn tidak menyangka, Ralu akan menjawab pertanyaannya dengan kalimat itu.

Kertas pendaftaran ekskul, sudah diberikan satu hari yang lalu, kertas itu akan dikumpulkan nanti setelah jam istirahat selesai. Setiap siswa harus masuk setidaknya satu ekskul. Linn sudah memutuskan untuk masuk ke dalam ekskul menggambar.

"Kamu ikut ekskul menggambarkan?" tebak Ralu yang tepat sasaran.

Linn menganggukkan kepalanya. "Tebakanmu benar."

EDELSTENEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang