Linn dan Ralu sudah berkeliling beberapa kali di ruangan kecil dan berantakan itu, hanya ada satu cara untuk keluar, yaitu melewati pintu. Sayangnya pintu itu terkunci dari luar.
"Gudang," celetuk Ralu dengan singkat.
Linn baru menyadarinya, termpat berantakan yang tak terurus, kotor dan sempit. Sepertinya Linn tau di mana tempat ini berada.
"Kita masih di sekitar sekolah ya?" tanya Linn.
"Gudang ini penuh barang-barang sekolah yang udah rusak dan gak terpakai," jelas Linn, Ralu menganggukkan kepalanya setuju.
Terdengar suara langkah kaki mendekat dari luar ruangan, lalu pintu ruangan itu terbuka. Linn dan Ralu mengalihkan perhatiannya ke pintu itu.
Mata Linn terbuka lebar saat dia melihat laki-laki yang memiliki iris hijau. Laki laki yang dulu menjadi kakak kelas disekolahnya dulu.
"Kak Noe? Kak Noe yang pernah jatuh dari atas po–" Ucapan Linn terhenti karena tersela oleh laki-laki ber-iris hijau itu.
"Ya! waktunya kita berkenalan!" Jika Noe– laki-laki itu tidak menyela ucapan Linn, bagaimana tanggapan teman-temannya nanti.
"Maaf ya kita malah ngurung kalian di sini," ucap seorang perempuan yang memiliki dua warna iris mata yang berbeda.
"Silahkan duduk dulu, maaf agak kotor, kita gak punya tempat lain." Perempuan itu duduk disalah satu kursi yang ada disana.
Linn dan Ralu duduk pada tempat duduk mereka saat awal sadar dari pingsannya. Dua orang laki-laki yang datang bersama perempuan tadi juga duduk di salah satu bangku yang tersisa.
"Kita mau ngajak kalian gabung di sini! Kalian juga nemuin permata aneh itukan?" jelas perempuan itu.
Linn dan Ralu saling bertatapan lalu menghadap ke arah perempuan itu dan menganggukkan kepala mereka.
"Kenalin aku Ola, cewek tercantik di sekolah ini! aku bisa ngendaliin boneka! tapi kadang bisa sampai ngendaliin manusia. Kalian pasti ingin tau tentang mataku!" ucapnya dengan nada percaya diri, Ola adalah seorang perempuan yang memiliki semangat tanpa henti. Matanya yang memiliki dua warna iris berbeda itu membuat beberapa orang tertarik untuk mendekatinya.
Iris mata sebelah kanan milik Ola berwarna cokelat, sedangkan iris mata sebelah kirinya berwarna hijau. Mata milik Ola terlihat indah. Ola bukanlah sosok pendiam, dia sering menggoda siswa laki laki di sekolah, jika laki-laki itu sesuai dengan tipenya, dia akan menjadikan laki-laki itu pacarnya.
"Heterochromia?" tanya Ralu setelah melihat mata milik Ola. Ola mengangguk, ucapan Ralu benar.
"Percaya diri banget, omong-omong aku Noe Gestara, aku bisa gunain pedang yang di aliri suatu hal dari dalam tubuhku ini," Disela-sela ucapannya, Noe memunculkan sebuah pedang berwarna perak dan memantulkan cahaya biru tua.
Iris mata hijau milik Noe memancarkan keberanian yang sangat kuat, Noe adalah seorang siswa laki-laki yang diincar para siswa perempuan untuk menjadi pacar mereka. Dengan wajahnya yang terlihat sempurna itu Noe selalu menggoda hampir setiap perempuan yang ditemuinya. Berbeda dengan Ola, Noe tidak pernah berniat untuk menjadi pacar mereka.
"Aku Zev Diegra, aku bisa jadi hewan, jadi kalau ketemu hewan matanya merah, mungkin itu aku," ucap siswa laki-laki yang memiliki rambut berwarna hijau tua itu.
Laki-laki dengan wajah yang terlihat tidak peduli dengan sekitarnya itu adalah Zev. Sifatnya yang judes, percaya diri, tidak peduli dengan orang lain, membuat dirinya terlihat sombong. Ditambah lagi dengan kasusnya yang sering bolos pelajaran dengan cara melewati taman belakang sekolah yang sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDELSTENEN
FantasíaMenggunakan sihir hitam dan melakukan perjanjian dengan iblis adalah hal yang salah. Seorang penyihir berhasil melakukan perjanjian terkutuk dan membuat masalah di masa depan. Linn dan teman-temannya bertugas menggagalkan rencara penyihir itu *** Ma...