18. Sakit Lagi

4.8K 253 2
                                    

Paginya dunk terbangun dengan kondisi demam tinggi, entah effect dari mimpi buruknya atau gimana yang jelas dunk mengigil dan demam tinggi lebih parah dari waktu ditinggal oleh papa dan daddy nya, orang rumah mengetahuinya ketika mix datang ke kamar dunk pagi ini.

" dunkk " mix membuka pintu memanggil si bungsu di kamarnya. Dilihatnya tubuh dunk yang hampir seluruhnya tertutup selimut dan rintihan kecil dari mulut si bungsu.

" DUNKK "
" dunk bangun dek "
" astagaa kamu kenapa si dek "

" papa "

" iya sayang ini papa " mix mengelus kepala dunk pelan, sakit hatinya melihat dunk merintih seperti itu.

" sakit pah "

" iya sayang adek sabar yaa kita ke rumah sakit " mix membenarkan posisi dunk hendak meninggalkan dunk di kamar dirinya akan memanggil suami nya untuk mengantar dunk.

" jangan ditinggal " ucap dunk semakin rintih, mix tidak bisa melihatnyaa sakit sekali rasanya.

" hikss iyaa papa ga bakal tinggalin adek " ucapnya terisak, mix memeluk dunk membiarkan dunk mengeluarkan semua rancauan nya, disela keduannya sama sama terisak joong masuk kamar dunk hendak mengajak sang adik untuk pergi ke kampus.

" adekk ayo ke kampus "
" lahhh papa kenapa? "

Joong lari menghampiri keduanya.

" pahh dunk kenapa? " tanya joong panik.

" papa gatau hiks tolongin dunk "

Joong segera angkat tubuh dunk dengan tangannya menggendong ala bridal style untuk dibawa ke rumah sakit.

" ayo pah ke rumah sakit " langkah kaki mix mengikuti joong yang tengah membawa anak bungsu nya menuruni tangga hingga bertemu earth di ruang makan sedang sarapan.

" dunk kenapa sayang "

" gatauu hiks " earth paham ia mengambil kunci mobil segera lari keluar rumah menyiapkan mobil nya.

Kini earth sedang menyetir dengan mix disampingnya dan joong yang memangku kepala dunk di kursi penumpang belakang.

" dad bisa lebih cepet ga? "

" sabar joong ini juga daddy udah cepet "

" takutt " joong mendengar setiap rintihan dunk ia membantu dunk dengn mengelus surai nya perlahan agar sedikit tenang sedangkan mix sedari tadi tak dapat menyembunyikan isakannya.

Sesampai nya di rumah sakit dunk langsung di bawa ke IGD sedangkan yang lain menunggu di luar berharap dunk tidak apa apa.
Setelah hampir satu jam dunk dalam igd sekrang dirinya dipindahkan dalam ruang rawat.

" keluarga pasien? "

" saya daddy nya dok "

" silahkan ikut saya kita bicara di dalam "

" joong ikut "

Earth dan joong mengikuti dokter ke ruangannya dan mix pergi untuk menemani dunk.

" silahlan duduk tuan "

" apakah anak tuan pernah ke psikiater sebelumnya? " earth mengangguk

" anak tuan sepertinya butuh obat penenang dalam dosis rendah, mungkin tuan sendiri yang paham kondisi mental anak tuan seperti apa, trauma yang pernah di alami anak tuan membuat dirinya terkadang tidak dapat mengontrol emosi di situasi tertentu efeknya gangguan kecemasan dan gangguan tidur "
" mungkin ada hal yang membuat dirinya mengingat masa trauma nya sehingga tidak dapat mengontrol dirinya sendiri dan jatuh sakit "

Earth diam entah apa yang membuat dunk mengingat masalalu nya.

" apakah obat penenang yang dokter maksud akan berlaku jangka panjang? "joong bertanya.

" tidak tuan, ini hanya karena kondisi pasien yang seperti itu jadi perlu adanya kontrol eksternal dan internal termasuk obat ini, peran orang terdekat juga sangat berpengaruh untuk kesahatan mental pasien "

---

Earth dan joong telah keluar dari ruangan dokter, joong menuju ruang rawat dunk sedangkan earth akan mengurus administrasi penanganan dunk terlebih dahulu.

Joong membuka pintu ruang rawat dunk melihat sang papa yang duduk memegang tangan dunk, papanya sudah tak lagi menangis meski sembab di mukanya masih terlihat jelaas.

" pah " mix menoleh melihat joong yng mendekat.

Joong dapat lihat wajah pucat adiknya dengan bantuan alat pernapasan pada hidungnya dan infus di salah satu tangannya. Joong berdiri di sebelah dunk di sebrang sang papa, mengelus surai adiknya pelan.

" bangun dong dek " ucapnya pelan.

---
Sudah tiga jam joong duduk menunggu dunk disamping tempat tidurnya, papanya pulang pusing terlalu lama menangis dan daddy nya pergi kerja.

" adekk bangun dong " joong mengecupi tangan dunk berharap sang empunya ingin membuka mata dirinya tak boleh menangis meski sedih melihat adik nya terbaring lemah.

Saat joong sedang mengelus punggung tangan dunk, jarinya bergerak membuat joong menegakkan badannya menatap dunk di depannya yang mulai membuka mata, joong langsung memanggil dokter untuk memeriksa dunk, setelah dokter datang dirinya berdiri membiarkan dokter untuk memeriksa adiknya.

" alat bantu pernapasannya sudah bisa dibuka tuan, keadaan pasien sudah cukup baik namun jangan diajak bicara terlalu serius dan obatnya tolong diminum ya tuan "

Joong mengangguk setelah dokter pergi dari ruangan dunk dirinya kembali ke sisi dunk, memberi yang lebih muda air untuk diminum lalu duduk disamping dunk mengelus punggung tangannya perlahan.

" adek laper? "tanya joong pelan dan dijawab gelengan oleh dunk.

" pusing " tangan joong mengelus dahi dunk pelan.

" adek makan yaa " joong berdiri membantu dunk untuk duduk bersandar.

Joong mengambil bubur yang dibawa suster sebelumnya, menyendoknya untuk disuapi ke adiknya.

" aaaaa " dunk diam saja tak selera makan.

" nanti kaka bawa adek beli es cream kalo adek pinter makannya " bujuk joong.

Dunk menghabiskan setengah mangkok dari buburnya tapi dunk tetap tak ingin minum obat.

" adek mau obatnya ditaro di mulut kaka dulu baru mau minum obat ? " dunk diam dirinya tetap tak mau minum obat.

Joong tak punya pilihan dirinya memasukan obat obat yang harus dunk minum kedalam mulut nya lalu mendekatkan wajahnya pada sang adik mulai mencium adik tirinya hingga mau membua mulut setelah nya joong mendorong obat obat dalam mulutnya menggunakan lidahnya hingga berpindah ke mulut dunk membuat dunk harus menelan obat tersebut.

" pahittt " ucap dunk setelah ciuman nya dilepas.

" minum " dunk menerima gelas dari joong lalu meminumnya menghilangkan rasa pahit.

STEP BROTHER [JoongDunk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang