35. Maaf

2.2K 141 6
                                    

Tangan joong menggenggam erat salah satu tangan dunk yang masih terbaring di bangkar rumah sakit, dunk masih di ugd karena belum ada tindakan untuk pindah ke ruang rawat. Joong menatap dunk dengan rasa lega namun sakit bercampur aduk melihat kondisi dunk sekarang, meskipun dokter bilang jika adik nya nya tidak papa hanya syok dan lemas akibat kejadian tadi namun joong tetap tak tenang sebelum dunk membuka matanya. 

" adekk " suara mix yang baru datang membuat joong menengok ke arah pintu untung saja ruangan ugd tak memiliki pasien lain selain dunk dan joong yang mengabari earth terkait kondisi dunk namun tak mengira jika earth memberi tahu mix juga.

Plakk

" kamuu ini kenapa sih ga bilang papa, tau ga jantung papa hampir copot denger dunk diculik terus kamu bisa bisanya mikir mau nyelametin dia sendirian, kalo dunk terlukaa gimana, kalo kamu juga terluka gimana, kenapa sihh gapernah mau bilang papa " ucap mix panjang lebar pada putra sulungnya.

" sakit tau pa "
" joong cuma gamau papa kawatir aja "

Plakk

" bodoh kesal sekali papa sama kamu joong " joong hanya mengusap lengannya yang sudah dipukul dua kali oleh sang papa.

" dunk gimana joong? " pertanyaan earth membuat joong menatapnya.

" gapapa dadd kata dokter lemes aja sama syok nanti juga sadar " earth mengangguk paham.

" dugaan temen mu itu bener? " pertanyaan earth membuat joong mengangguk.

" iya dadd temen joong kesini bawa polisi makannya dunk bisa selamat "

Setelah lima belas menit ketiganya menunggu dunk akhirnya dunk sadar membuat joong kembali memanggil dokter untuk memeriksa keadaan dunk lagi.

" pasian tidak papa dan tak perlu rawat inap. Pasien bisa pulang namun tidak dianjurkan untuk berkegiatan terlebih dahulu sebelum kondisinya stabil, saya akan berikan resep untuk ditebus agar kondisi pasien cepat pulih "

" baik dok terimakasih "

" kamu kesini naik apa? " tanya earth

" naik mobil mark dadd, motor joong ditinggal di apart ga jauh dari sini "

" kamu ambil motor aja sekalian tebus obat, adek sama papa sama daddy "

" iya pah "

Joong kembali pada apart perth mengambil motornya sedangkan mix dan earth membawa anak bungsu nya kembali ke rumah. 

Setelah sampai di kediaman keluarga gaillard mix dan earth membawa dunk ke kamarnya anak bungsu nya perlu istirahat lebih entah hanya perasaan mix saja atau memang iya jika dunk terlihat semakin kurus membuat dirinya jadi sedih melihat anak bungsu nya yang terus terusan mengalami situasi buruk.

" adek istirahat yaa " mix menaikan selimut pada tubuh dunk.

" pah ka archen mana? " ucap dunk pelan.

" lagi ambil obat buat adek nanti juga kaka dateng bentar lagi " dunk mengangguk pelan tubuhnya masih merasa sangat remuk setelah diikat semalaman di kursi hingga membawa matanya terpejam sampai tertidur.

Ketika dunk membuka matanya mendapati mix masih di depannya.

" pah " mix dengan sigap membantu dunk untuk bersandar pada punggung ranjang lalu memberikan dunk segelas air, disaat itu juga pintu kamarnya terbuka menampilkan joong dengan nampan ditangannya.

" papah dipanggil daddy " joong melangkah mendekat ke arah dunk dan mix.

" adek papa mau kerja dulu, adek jangan lupa makan sama minum obatnya yaa kalo joong nakal pukul aja pake gelas " ucapan mix membuat joong memutarkan matanya malas sedangkan dunk tertawa ringan.

" cepet sembuh anak papah "

Cup

Setelah kecupan yang mix berikan pada dahi dunk mix pergi meninggalkan kamar si bungsu, dirinya dengan sang suami harus segera kembali ke pekerjaan masing masing.

" masih sakit?" tanya joong saat sang papa sudah pergi dari kamar adiknya.

" sudah mendingan ka "

" makan dulu ya " joong duduk di kursi dekat dengan ranjang dunk membawa semangkuk bubur ditangannya yang diterima lahap oleh yang lebih muda.

Setelah makan dan drama minum obat yang kalian tau bagaimana itu telah selesai joong menatap dunk menggenggam tangan yang lebih muda membuat dunk bingung.

" maafin kakak ya "
" maaf kaka gabisa jaga kamu "
" kaka udah ingkar janji sama kamu "

Joong mengucapkannya dengan menunduk memilih menatap tangannya yang menggenggam tangan dunk.

" ka archen " joong mendongak melihat dunk yang kini menatap dirinya.

" ka archen makasih ya "
" makasih sudah jaga dunk "
" makasih sudah sayang sama dunk kaya adik kaka sendiri "
" makasih sudah nolongin dunk "

Dunk tersenyum dalam setiap kalimatnya membuat joong menatapnya intens, bagaimana orang di depannya ini justru mengucapkan terimakasih atas kesalahan dirinya dibanding dengan rasa marah pada joong yang melupakan janji nya. 

" ka archen nangis? " tangan dunk ia bawa ke wajah yang lebih tua membuat tautan tangan diantara keduanya lepas. 

" kok nangis kan yang minum obat adek " ucap dunk lagi.

" maaf " ucap joong lagi.

" adek maafin karena ka archen ga salah " ibu jarinya mengusap pipi joong menghapus setiap tetesan air mata yang joong keluarkan.

Cup

Dunk mencium salah satu sisi pipi kaka tirinya membuat joong tersenyum simpul meski matanya masih menggenangkan air mata.

" biar ka archen ga sedih " ucap dunk bibirnya ditarik keatas membuat senyum diwajahnya. 

" satunya? " joong dengan sengaja memberikan salah satu sisi pipi yang belum mendapatkan kecupan membuat dunk terkekeh.

Cup

" masih sedih? " tanya dunk lalu mendapat gelengan dari yang lebih tua dengan senyuman andalannya.

Tampan.

STEP BROTHER [JoongDunk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang