joong pulang setelah berjam jam meladeni jane untuk belanja memang gila cewe satu ini joong dibawanya seperti mengelilingi mall lima puluh kali sampe capek kaki joong.
" gila lo jane mati rasa kaki gw " joong duduk di sofa ruang tengah nya, melihat itu jane terkekeh bagi perempuan mengitari mall pulihan kali untuk belanja adalah hal yang biasa saja.
" thanks ya joong gw keatas dulu " jane meninggalkan joong sendirian, dirinya berjalan ke arah kamar dunk untuk unboxing belanjaannya.
Setelah meluruskan kaki sejenak joong tiba tiba ingat dengan dunk, dirinya harus membawa adik manis nya membeli es cream. Joong langsung berdiri menuju kamarnya hendak mengajak dunk namun joong justru tak menemukan apapun di kamarnya.
Joong mencari ke setiap sudut rumah namun tak menemukan dunk, dan saat dirinya mencoba menghubungi yang lebih muda justru suara ponselnya ada di atas kasur joong, sungguh ceroboh sekali adik nya ini, joong yang tak tahu harus bagaimana karena tak punya nomor teman teman dunk dirinya memilih menghubungi kedua orang tuanya dulu mungkin saja dunk izin ke keduanya.
" halo pah "
" kenapa joong "
" udah pergi bareng jane nya? "" udah pah, oh iya pah dunk izin ke papah ga? "
" izin apa? "
" dunk ga bilang dia pergi? "
" maksudnya gimana joong "
" joong pergi sama jane dan dunk di rumah tapi pas pulang dunk gada pahh tp ponselnya di kasur joong " mix menghela napas kasar dan joong dapat dengar itu.
" cari adik kamu papah gamau tau sebelum papa pulang dia harus di rumah "
" iya pah "
---
Dunk telah sampai di caffe yang menjadi tempat kerja phuwin dirinya menggunakan bus untuk sampai di caffee, dunk memesan cheesecake dan es cream tujuannya adalah membeli es cream, dunk mengambil tempat duduk tak jauh dari pandangan phuwin dan saat dirinya ingin mengambil ponselnya dunk ternyata lupa untuk membawanya pasti tertinggal di kamar kaka tirinya, itu bukan masalah untuk dunk dia hanya perlu menikmati makanan di depannya kan.Phuwin masih sibuk bekerja karena cukup ramainya pengunjung, selama kerja phuwin tak memegang ponselnya dirinya akan fokus melayani setiap pelanggan yang datang jika ada waktu senggang phuwin akan menghampiri dunk.
" lo sendirian aja? " phuwin datang ke kursi dunk setelah dianggap caffee tak lagi cukup ramai. Yang ditanya mengangguk.
" bosen di rumah sendirian " dunk tetap memakan es cream nya.
" emang keluarga lo pada kemana? " tanya phuwin lagi membuat dunk menatap phuwin.
" papa sama daddy kerja, ka archen lagi pergi sama jane "
" jane? " dunk mengangguk.
" temen ka archen tapi matannya juga " ucap dunk santai.
" lahh bisa gitu mantan nginep dirumah mantannya? " tanya phuwin bingung.
" bisa kali phu orang tua mereka rekan bisnis juga " jelas dunk mulai kembali menyuap es cream nya.
" biasa yang begitu ujung ujung nya dijodohin tuh " ucapan phuwin membuat dunk berhenti menyuap es cream nya dirinya tak pernah berpikir sejauh itu, namun saat dirinya akan bertanya lebih lanjut phuwin justru kembali ke tempat kerja nya.
" gw balik lg dunk caffee mulai rame nanti gw samperin lagi kalo sepi " ucap phuwin menepuk pundak dunk singkat lalu melangkah pergi.
--
Joong cukup panik karena perginya dunk dirinya mencari ke mini market dekat rumahnya dan tempat es cream biasa dia dan dunk pergi namun juga tak menemukan dunk. Dunk juga sudah meminta pond menelfon phuwin untuk menanyakan kepada phuwin namun tak ada jawaban apapun dari phuwin, jika pulang dan dunk tidak ada di rumah juga dia bisa dipukul habis habisan oleh papa nya.Joong memilih untuk menghampiri kosan mark niatnya bertemu fourth teman dunk itu mungkin satu satunya cara dia menemukan dunk hari ini. Saat sampai di kosan mark yang juga lingkup kostan off joong dapat melihat mark dan off sedang merokok di halaman kostan nya lalu joong menghampiri keduanya.
" tumben lo kesini ga bilang " off melihat kehadiran joong terlebih dahulu lalu joong mengambil posisi duduk di dekat off.
" cari fourth gw " kini mark yang menatapnya bingung.
" lahh lebih aneh lagi ini mah " ucap mark.
" lo masih dendam fourth pernah bikin adek lo mabok?" tanya mark.Joong menggeleng mengambil satu batang rokok milik off lalu membakarnya menghisap batang rokok tersebut sebelum menghembuskan asapnya. Joong bukan tipe yang merokok hanya terkadang lingkungan nya banyak yang merokok jadi joong sesekali mencobanya.
" cari dunk, dia pergi pas rumah kosong ga izin ga bawa ponsel " joong kembali menghisap benda nikotin itu.
" dunk ga main kesini " tanggap mark.
" gw mau tanya lokasi caffee tempat kerja phuwin kali aja adek gw main kesana "
" phuwin yang mau digebet pond? " pertanyaan off mendapat anggukan dari joong.
" fourth lagi laudry baju lo tunggu aja nanti juga anaknya dateng " ucap mark memberi tahu.
Setelah menghabiskan tiga batang rokok fourth datang memggunakan motor nya lalu mengambil posisi duduk dekat mark.
" eh ada ka joong, dunk mana? " tanya fourth yang baru sampai, joong menekan sisa rokoknya dalam asbak menatap fourth.
" dia malah lagi nyari dunk " ucapannya dipotong duluan dengan mark.
Fourth bingung kan dunk gada disini.
" kan dunk ga disini mark " ucap fourth.
" gw mau tau alamat caffee tempat phuwin kerja " fourth mengangguk lalu memberikan alamat pada joong yang membuat joong langsung berdiri dari duduknya.
" gw cabut ya, thanks "
" tiato lo " teriak off.
--
Joong baru saja sampai di caffee yang fourth maksud, pandangannya mengitari ruangan caffee mencari keberadaan dunk, joong dengan mudah menemukan phuwin yang berdiri di balik meja kasir sedangkan dirinya memerlukan beberpa menit sebelum menemukan dunk tengah duduk sendirian."ka archen " dunk memanggil joong ketika mendapati kaka tirinya berada di dekatnya.
" kamu kenapa ga bilang ke orang rumah pergi kesini " ucap joong mengambil duduk di sebelah dunk.
" dunk lupa hehehe ponsel dunk ketinggalan " ucap dunk tanpa dosa membuat joong menghela nafas.
" kenapa ga nunggu kaka sih "
" ka archenn lamaa dunk bosen nunggu sendirian " benar juga dirinya meninggalkan dunk terlalu lama pasti dunk bosan.
" yaudah ayo pulang " ajak joong karena melihat makanan yang dunk pesan sudah habis namun saat dirinya berdiri dunk masih duduk di tempatnya.
" kenapa? " joong bertanya.
" adek ga bawa uang hehehe ka archen bayarin ini yaa " ucap dunk sambil tersenyum membuat joong kembali duduk menatap apa yang ada di meja meski hanya menyisakan tempat makan yang kosong.
" kiss dulu " joong sedikit memajukan bibirnya mencondongkan badannya ke arah dunk, awalnya dunk diam saja namun wajahnya kini mendekat hendak mengecup bibir kakanya agar mau membayarinya makanan yang sudah ia makan namun saat wajahnya sudah sangat dekat hanya menyisakan tiga cm sebelum bibirnya menyentuh bibir yang lebih tua dunk kembali memundurkan wajahnya membuat joong kecewa.
" ka archenn bau rokokkkk " ucap dunk menutup hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP BROTHER [JoongDunk]
Random" mau kaka gendong? " " kaki adek sakit " lanjutnya. yang ditanya diam masih terduduk disamping trotoar, yang sakit kakinya tapi kenapa hatinya ikut berantakan. " adek berat " jawabnya pelan hampir tak terdengar " kemaren lusa kaka juga gendong...