Joong berkendara dengan cepat tak memikirkan sekitar nya pikirannya hanya satu, dunk. Ia bersyukur karena membawa motor jika saja mobil yang ia bawa sudah dijamin dirinya akan kepalang kesal menabrak segala hal di depannya.
Saat sampai di rumah sakit joong langsung berlari menuju ruang ICU demi apapun joong tak ingin mendengar berita buruk hari ini, joong menemukan mix yang terduduk di lantai depan ruangan ICU dengan nangis tersedu dan badan gemetar, joong langsung penghampiri sang papa membawanya kedalam pelukan joong membiarkan papa nya menangis dalam dekapannya. Setelah sepuluh menit joong rasa keadaan mix sudah membaik dirinya melepaskan pelukannya pada mix memegang kedua bahu sang papa untuk dibawa berdiri.
Joong dapat lihat wajah putih papanya kian memerah dengan mata yang sembab entah sejak kapan mix menangis.
" are you okay? " tanya joong pada papanya yang ditanya hanya diam sudah tak sanggup lagi bicara kepalanya pusing karena menangis.
Joong melepaskan tangannya pada bahu mix dirinya ingin melihat dunk, ingin memastikan keadaan dunk terlebih dahulu meski hanya dari tembok kaca dirinya ingin melihat adiknya, baru selangkah joong maju belum melihat apa yang ada di ruang ICU tubuh mix tiba tiba jatuh, mix jatuh pingsan. Joong melihat papanya tergeletak di lantai sontak panik.
"pahh "
" paa bangun paa, astaga "Joong segera membawa tubuh sang papa menuju ruang UGD sedikit berteriak meminta tolong para suster untuk segera menangani papanya, joong membiarkan tubuh papanya pada bangkar UGD memilih menunggu di luar ruangan, pelilipis nya ia pijat rasanya berkali lipat lebih pusing dari sebelumnya. Joong menguhungi daddy nya agar papa nya bisa ditemani ketika sadar nanti.
" halo dadd " suara joong terdengar begitu parau tak seperti biasanya.
" dad papa pingsan "
" HAH "
" yang bener kamu, kenapa? "" aku gatau, papa sekarang di UGD "
" okay daddy ke rumah sakit sekarang "
" dadd " earth dapat mendengar jika suara putra sulungnya bergetar.
" dunk dadd "" dunk kenapa joong? "
" hikss joong gatau dad "
" dad joong ga berani liat dunk "
" gimana kalo dunk "" sssttt kamu tenang dulu, biarin papa di ugd dan coba liat keadaan adik mu seperti apa "
Tak ada jawaban dari joong hanya ada suara nafas menahan isakan, joong tengah menunduk menelfon daddy nya dengan perasaan campur aduk, joong tidak mau jika dunk pergi namun joong juga tidak berani melihat dunk sekarang.
" joong kmu denger daddy kan "
" iya dad "
---
Earth langsung meninggalkan pekerjaaannya, membawa mobilnya ditengah ramainya kota bangkok, jam jam segini memang keadaan jalan pasti ramai sial sekali harusnya tadi dia pakai motor karyawannya saja.Saat jalanan mulai lenggang earth akan menyetir secepat mungkin, dirinya yakin mix pasti membutuhkannya, namun tiba tiba mesin mobilnya mati. Earth turun dari mobil dengan helaan nafas kasar, kenapa sih tidak mendukung situasi darurat seperti ini pikir nya. Tak ingin menunggu montir menyelesaikan tugasnya, earth memilih menelfon seseorang untuk mengurusi mobilnya yang mati mesin sedangkan dirinya mengendarai ojek online agar cepat sampai rumah sakit.
Setelah sampai di rumah sakit earth segera pergi ke ruang UGD dirinya menemukan mix yang masih dengan kondisi pingsan ditemani oleh salah satu suster.
" maaf sus saya suaminya " setelah bicara hal tersebut sang suster pergi meninggalkan earth dan mix
--
Joong melangkahkan kaki kembali ke ruang ICU ia melihat dari tembok kaca yang menembus ruangan dunk, dia dapat melihat dunk masih terbaring lemah tanpa keberadaan dokter dan suster di skitarnya. Apakah dunk baik baik saja?" dengan keluar ga pasien? "
" ah iya dok saya kaka nya " ucap joong setenang mungkin.
" adik saya gapapa kan dok? "" pasien tidak papa tuan " satu kalimat yang membuat joong lega dirinya terduduk di salah satu kursi di luar ruangan tersebut.
" pasien hanya kejang efek dari demam tingginya "
" namun saya juga belum bisa pastikan kapan pasien sadar "Setidaknya joong dapat dengar jika dunk tidak papa sudah sangat cukup untuk dirinya.
" apakah kemungkinan sadarnya kecil dok ?"
" itu tergantung bagaimana tubuh pasien merespon obat obat yang diberikan "
Joong mengangguk lemah, setelahnya dokter pergi meninggalkan joong yang kini kembali menatap dunk dari kaca, suara langkah kaki membuat joong menengok kearah sebelahnya papa dan daddnya menghampiri.
" papa gapapa? " tanya joong
" papa gapapa sudah diberi obat, gimana adikmu? " pertanyaan mix membuat joong kembali menengok ke arah dunk yang diikuti oleh papa dan daddy nya.
" dokter bilang apa? " tanya earth.
" gapapa dad efek deman tingginya "
" tapi dokter juga ga ngejamin dunk bangun "--
Setelah bergantian menemui dunk di dalam ruangan ketiganya kembali ke rumah kediaman gaillard. Sebetulnya joong memaksa untuk tetap tinggal namun daddynya melarang tak ingin lebih banyak lagi anggota keluarga nya yang tumbang.Malam ini joong tidak tidur di kamarnya, joong tidur di kamar dunk dirinya merindukan adiknya, melihat sekitar kamar adiknya yang terlihat lebih bersih dan polos dari dirinya tak ada hal hal yang dipajang hanya foto dunk dengan mix dan earth yang dunk sendiri tak tahu kapan foto itu diambil.
Joong merebahkan tubuh nya di kasur dunk, mencari kenyamanan di kasur sang adik dengan wangi yang joong kenal, wangi entah parfume atau wangi khas dari adiknya hingga membuat joong tertidur.
![](https://img.wattpad.com/cover/358788527-288-k302437.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP BROTHER [JoongDunk]
Random" mau kaka gendong? " " kaki adek sakit " lanjutnya. yang ditanya diam masih terduduk disamping trotoar, yang sakit kakinya tapi kenapa hatinya ikut berantakan. " adek berat " jawabnya pelan hampir tak terdengar " kemaren lusa kaka juga gendong...