13. perth

3.6K 191 2
                                    

Paginya joong terbangun terlebih dahulu dengan kepala yang sangat pusing efek mabuk semalam, sialan memang pond dan yang lainnya semalam membuat dirinya betul betul mabuk. Joong melirik ke arah bawah dilihatnya dunk dalam dekapan tubuh joong entah bagaimana dirinya bisa tertidur di sofa dengan dunk begini.

Joong mengelus surai dunk yang berada di pelukanya wajah tidur dunk dari atas sangat menggemaskan menurutnya, menyentuh hidung dunk beralih ke pipinya bahkan ke bibir pinknya hingga sang empunya mengeluh merasa terganggu dengan sentuhan sentuhan joong.

" eungg " dunk sedikit menggeliat dalam pelukan joong dengan tangan joong memegangi pinggang belakangnya takut adik nya terjatuh.

" morning "
Cup

Ucap joong melihat dunk membuka matanya menengok kearah wajahnya lalu mengecup dahi dunk sekilas.

" eemmnhh " dunk kembali mencari kenyamanan dipelukan sang kaka.

" masih ingin tidur hmm? " dunk mengangguk joong dapat merasakannya jika sesuatu yang menempel di dadanya bergerak.

" badan ka archen bau alkohol "

" yaudah bangun " lagi lagi dunk menggeleng membuat joong tersenyum gemas.

Sudah dua puluh menit sampai akhirnya dunk mau bangun diikuti oleh joong namun efek kepalanya yang masih pusing membuat dirinya mendudukan kembali badannya ke sofa.

" aahhh "

" ka kenapa? " dunk panik pasalnya ia tak tahu bagaimana efek dari mabuk.

" pusing de, di kamar kaka ada pereda mabuk di laci nakas bisa tolong ambilin ?" dunk mengangguk lalu sedikit berlari menuju kamar kaka nya dan kembali dengan barang yang diminta.

---
Hari ini joong ga ada kelas jadi dia stay di rumah setelah nganterin dunk ke kampus, kepalanya masih lumayan pusing kalo dipikir pikir, club di thailand ga buruk juga bagi joong ga jauh bedalah sama yang di tempat nya dulu cuma budaya nya aja yang bikin vibes nya jadi agak asing buat joong ga sebebas di barat.

Joong tiba tiba kepikiran soal omongan dokter jimmy, memangnya dunk punya trauma apa dimasa lalu nya, apa joong telfon papanya saja buat tanyain masa lalu dunk. Joong mengambil ponselnya menghubungi sang papa penasaran

" halo joong, adek sakit lagi? "

" ngga pa, adek udah sembuh "
" joong mau tanya pa "

" kenapa? "

" trauma dunk di masa lalu itu seperti apa pa?"

" dunk gapapa kan joong?" papanya ini selalu khawatir dengan dunk, anaknya kan dia.

" gapapa dunk lg kampus, joong gada kelas jadi di rumah "

" papa kira dunk kenapa napa "
" jadi gini joong "

Mix menjelaskan bagaimana dirinya dan earth bertemu dunk hingga dirinya berniat mengangkat dunk sebagai anak bungsu nya, dari situlah mix juga menceritakan bagaimana kondisi dunk sebelum bertemu dengan mix hingga kembali ke thailand. Joong shock mendengarnya untuk seorang lelaki yang polos seperti adiknya bahkan mengalami hal yang begitu berat di hidupnya, bahkan joong sendri tak tahu apa yang menjadi ketakutan dunk karena dunk selalu bersikap ramah dan ceria.

" jadi dunk dulu dijual pa? "

" iya joong "

" papa pernah bawa dunk ke psikiater? " mix mengangguk meski tak dapat dilihat joong.

" waktu baru sampai thailand daddy dan papa bawa dunk ke psikiater takutnya ada hal yang mengganggu mental dunk "
" untung nya terapi yang dilakuin dunk banyak membantu dunk untuk lebih baik mental nya, cuma ya gitu joong ketika ada suara ledakan, tembakan atau hal yang serupa kaya petir dunk masih ngerasa takut mungkin itu juga yang dimaksud dokter jimmy "
" dunk juga punya phobia gelap dari kecil joong, dunk pernah cerita ke papa waktu ada pemadaman listrik di rumah sebelum kamu dateng ke thailand dunk nangis sampe tidur bareng papa "

Kini joong paham dengan trauma yang dunk rasakan waktu sakit kemarin, badannya yang lelah ditambah phobia dan petir yang menggelegar waktu dunk menangis itu yang membuat badan dunk jadi lemah dan sakit.

Joong menhabiskan banyak waktu untuk mendengarkan cerita mix soal adik tirinya setidaknya dirinya tahu bagaimana ketakutan dunk dimasa lalunya.

---
Dunk berada di kelas club debatnya sekrang setelah tidak hadir karena sakit ia juga harus mengejar materi dan skill debatnya selain materi di kampus.

" jangan dipaksa nanti sakit lagi "

" ngga fourth ''

" lo pengen banget ikut lomba debat? " dunk mengangguk fourth tau ambisi dunk untuk ikut lomba debat tingkat universitas di bangkok memang sangat tinggi.

" yaudah lanjutin lagi belajarnya nanti, nanti gw bantu kalo lo minta bantuan dunk mending ayo cabut udah mau gelap "

" yauda ayo gw beresin ini dlu fou "

Keduanya keluar dari ruangan club debat tapi tak ingin langsung pulang, malam ini fourth dan dunk sengaja ingin main ke caffee tempat phuwin kerja part time, dunk juga sudah bilang ke kaka tirinya akan pulang malam.

Baru saja dunk dan fourth memasuki caffee tempat phuwin bekerja, suasana nya ramai sekali mungkin karena salah satu caffee yang cukup terkenal di daerah ini dan konsep caffee yang menarik untuk kaum muda juga memberikan daya tarik tersendiri. Baik fourth maupun dunk tak mau mengganggu kegiatan phuwin yang sedang bekerja setelah selesai memesan dan mengambil apa yang mereka pesan keduanya tengah mencari meja kosong karena malam minggu dan suasana yang ramai cukup sulit untuk mereka menemukan tempat kosong disini.

" dunk fourth " dunk dan fourth menoleh melihat seseorang melambaikan tangan pada mereka berdua.

" perth "

" lo kenal juga? " fourth mengangguk

" temennya mark "
" yok sana aja gabung susah cari tempat "

Dunk dan fourth berjalan menghampiri perth tak ada pilihan lain selain gabung dengan perth karena suasana yang ramai.

" sendiri lo? " tanya fourth ketika baru saja duduk.

" iya biasa nongkrong disini enak buat nugas " benar juga beberapa fasilitas disini juga cocok untuk anak kuliahan yang nongkrong sambil mengerjakan tugas.

Ketiganya mengobrol, bercanda dan menikmati suasana caffee di malam minggu hingga jam menunjukan pukul setengah sepuluh, dunk ingin pulang takut kaka nya mencari dirinya lagipula dirinya juga sudah lama duduk di caffee ini. Dunk menengok jam tangannya hendak pamit pada kedua temannya.

" fourth perth gw balik dluan ya "

" ayo sama gw " tangan perth membereskan barang barangnya diatas meja.

" gausaa perth gw naik ojek aja "

" gapapa santai gw juga mau pulang "
" ayo "

Dunk mengalah mengikuti langkah perth lagipula perth tak buruk dia juga tak jahat buktinya tadi mereka bisa nongkrong bareng cuma kadang mulut nya manis aja kaya buaya.

Perth menyetir motornya menuju rumah dunk dengan arahan seseorang yang duduk dibelakangnya.

" thanks ya perth udah anterin gw " ucap dunk tangannya memberikan kembali helm yang perth pinjamkan selama di jalan.

" santai aja "
" gw pulang dulu "
" bye cantikk"

Setelah kepergian perth barulah dunk berbalik untuk masuk kerumahnya.

" astaga! Ka archen ngagetin tau ga "

" itu siapa? " dunk menengok maksud kakanya itu perth kah.

" perth, temen dunk "

" bukannya temen adek itu phuwin sama fourth ?" dunk memutar matanya malas.

" kan temen adek ga duaaa doang ka archen "
" ka archen kenapa di luar? "

" ko temen kamu bilang cantik cantik sih modus itu dek "

" emang begitu kali mulut nya ka"
" ka archen kenapa di luar? "

" jangan deket deket dek buaya itu "

" ka archen kenapa di luar "
" dari tadi dunk tanyaa "

" ohh tadi mau jemput kamu ga pulang pulang, taunya sama buaya darat " ada ada saja mulut kaka tirinya ini.

" ayo masuk ka "

STEP BROTHER [JoongDunk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang