46. Hubungan Tanpa Status

2.1K 134 10
                                    

Jangan khawatir

Meski papahnya bilang begitu sudah satu bulan lebih joong tak menampakan diri di rumah bahkan keberadaannya saja belum ada yang mengetahui, bagaimana dunk bisa baik baik saja, dirinya hanya tak ingin jika joong mengalami hal hal yang tak mengenakan.

Mix tak mulai banyak bicara di rumah, meski begitu dapat dunk lihat jika mix memaksa untuk membuat keluarganya stabill dengan tetap membangun komunikasi di dalamnya, masih dengan senyum yang selalu ia tampilkan namun tak dapat menutupi wajah lelahnya, lelah karena pekerjaannya dan keluarganya sendiri.

Dunk sendiri jika sendirian akan sering melamun, memikirkan dimana dan bagaimana keadaan kaka tirinya namun sampai saat ini dunk sama sekali tak menerima informasi terkait kakak tirinya itu, dunk hanya bisa sesekali memasuki kamar sang kaka tirinya untuk melepas rindu, seperti sekarang dirinya berada di depan pintu kamar yang sudah ditinggal oleh yang punya lebih dari satu bulan lalu, membuka pintu tersebut perlahan.

Tak ada yang berubah sejak joong meninggalkan kamar ini, semua barangnya masih pada tempat semula. Dunk berjalan ke arah nakas panjang depan kasur tersebut melihat beberapa action figure koleksi joong hingga foto yang ia pajang disana, foto dirinya dan joong yang tengah tersenyum, foto itu diambil random oleh sang papah ketika keluarga mereka pergi ke turki, dunk tersenyum masih sangat merindukan sang kakak.

Dunk kini berjalan ke arah kasur joong, kasur yang biasa joong tempati untuk tidur dan dirinya sesekali, dunk merebahkan diri di kasur tersebut memejamkan mata sejenak mengingat setiap kenangan kenagan dirinya dan joong hingga tak terasa dibawalah dunk sampai alam tidurnya. 

---
Disisi lain pond sedang berada di caffe tempat phuwin bekerja, masih berusaha memenangkan hati lelaki cantik nya itu, pond sibuk dengan tugasnya selagi menunggu phuwin tidak sibuk yang kemudian akan menghampirinya. Suasana caffee tidak terlalu ramai karena memang bukan weekend.

Ketika keadaan caffee yang cukup sepi phuwin menghampiri pond yang tengah duduk dengan ipad di depannya. 

" gimana tugas nya ka? Selesai? " tanya phuwin  setelah duduk di samping pond melihat yang lebih tua masih fokus pada layar di depannya. 

" dikit lagi phu " jawab pond singkat. Pond melepaskan pandanganya pada cahaya layar di depannya, menatap phuwin dengan tersenyum yang berada di disampingnya.

" cantik banget sih phu " ucap pond membuat wajah phuwin memerah malu.

" apaan sih ka " ucap phuwin dengan senyumnya mengalihkan pandangannya dari pond.

" kamu kerja sampe jam berapa phu? " phuwin melihat jam tanganya, tak lama lagi.

" satu jam lagi kak "

" pulang sama aku ya " phuwin mengangguk tersenyum, sejak dekat dengan pond, sosok inilah yang sering menemani dirinya bekerja berakhir mengantar pulang phuwin ke condo nya, memang sih belum ada hubungan apa apa  pond perlu meyakinkan lebih keseriusannya pada phuwin.

" ka aku balik ke kerjaan dulu ya " pond mengangguk membuat phuwin kembali melakukan pekerjaannya. 

Pond menatap phuwin dari belakang, tersenyum melihat pujaan hatinya,  kira kira kapan phuwin akan luluh kepadanya, ditengah senyum nya perhatian pond teralihkan pada nada dering diponselnya, nomor tak dikenal.

" halo " sapa pond namun disebrang tak memberikan jawaban apapun.

" halo " sapa pond lagi. 

" pond " kaget, pond kenal dengan suara itu.

" joong? " tanyanya memastikan.

" iya hahaha " suara joong tertawa ringan dapat didengar jelas oleh pond.

" ANJIR LO "

" sstt jangan berisik bego "

" lo dimana bangsat, orang orang nyariin lo "

" gw aman pond, tp jangan kasih tau siapa siapa gw hubungin lo "

" maksud lo? "

" pond nanti gw kirim alamat gw ceritain kalo lo dateng "

" ribet amat lo "

" yaudah si, gw sibuk pond nanti gw hubungin lagi, inget yaa jangan kasih tau orang lain "

" iya iyaa "

" byee "

Panggilan ditutup begitu saja, keyakinan pond akan keadaan joong yang baik baik saja benar namun bingung apa yang sedang joong lakukan saat ini, agak laen emang temannya satu ini.

--

Bohong

Sudah hampir empat bulan pond menunggu pesan yang joong maksud namun tak ada satu pesan pun dari nomor yang terakhir menghubunginya itu, beberapa kali pond coba untuk menghubungi nomor itu atau hanya memberi pesan singkat namun tak ada satu jawabanpun..

" asu lo joong bikin pikiran aja " ucapnya pada seorang diri. 

" kenapa kak? " tanya phuwin,  pond memang berada di gedung condo phuwin sedang menjemput gebetanya itu, iya sudah dekat berbulan bulan namun tak kunjung pacaran, kasian pond untung sabar. 

" ehh gapapa phu,  ayo berangkat " ucap pond memberikan helm nya pada yang lebih muda.

Baik pond dan phuwin sudah sering pergi berdua kemana mana seperti ke kampus, tak heran jika banyak orang yang mengira keduanya pacaran namun selalu dibantah oleh phuwin jika keduanya belum memiliki hubungan kesana. 

Pond memarkirkan motor tinggi nya lalu membantu phuwin melepaskan helm yang ia pakai, di sebelahnya ada fourth yang baru saja datang.

" cieee yang deket doang jadian kagakk " ucap fourth membuat helm yang phuwin yang baru dilepas pond dipakainya untuk memukul helm yang masih fourth gunakan.

Taakkk

" anjing pond " keluh fourth.

" mulut lo tuh " jawab pond.

" emang bener kan wlee " ucap fourth lagi sebelum lari dari hadapan keduanya.

Kurang asem memang fourth ini.

Pond mengantarkan phuwin terlebih dahulu hingga depan fakultas nya meski sudah phuwin tolak namun tetap saja pond kan ingin terlihat effort dimata pujaan hati,  kali aja bulan depan bisa jadi pacar kan.

Setelah selesai dengan phuwin, pond menuju kelasnya sendiri baru saja duduk dan mengeluarkan ponsel nya dosen sudah masuk kelas saja padahal pond ingin mengirim pesan pada phuwin dahulu, namun ketika melihat layar ponsel nya menyala pond melihat notifikasi itu,  notifikasi yang ia tunggu tunggu.

sorry pond gw sibuk banget,  kelar lo ujian bisa dateng ke JAG Company di Chiang mai alamatnya di xxxx

" bangsat jauh amat "

STEP BROTHER [JoongDunk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang