Setelah hampir seminggu di rumah sakit dunk akhirnya dapat pulang ke rumah, hari ini karena kedua orang tuanya masih ada di kota lain untuk urusan pekerjaan, dunk dijemput untuk pulang oleh joong dan pond kata joong dia butuh orang buat angkatin barang dunk emang asem joong.
" maaf ya ka pond udah ngerepotin " ucap dunk pada pond, mereka bertiga masih di dalam rumah sakit padahal dunk bisa jalan sendiri hingga mobil dan joong yang membawa barangnya namun kekeh nya joong tetap ingin memapah dunk yang kakiknya tak sakit sama sekali.
" gw sih gapapa dunk cuma kakak lo ini rese banget anjir, gw pikir lo sampe pake kursi roda taunya bisa jalan " Protes pond dengan menatap joong tajam.
" lo bilang sendiri mau jenguk dunk " balas joong.
" emang anjing ya lo " kesal pond.
Ketiganya menuju kediaman keluarga gaillard dengan pond yang menyetir, joong disebelah nya dan dunk di kursi penumpang belakang karena jika joong duduk berasama dunk sudah dijamin pond akan mengumpatinya lagi. Saat sampai di rumah barang bawaan mereka maid yang bawa dan joong segera membawa adiknya untuk istirahat di kamar sedangkan pond memilih untuk menonton tv di ruang tengah keluarga gaillard.
" kamu istirahat aja dulu nanti kalo waktunya makan dan minum obat kaka banguin " ucap joong sembari membantu dunk untuk mengambil posisi rebahan.
" makasih ka archen "
Setelahnya joong pergi meninggalkan dunk agar sang empunya dapat tidur sedangkan dirinya turun untuk menemui pond.
" ps yok " ucap joong mengampiri pond yang merebahkan tubuhnya di sofa.
" gass "
Pond dan joong menghabiskan waktu lebih dari tiga jam untuk bermain ps hingga pond memutuskan untuk kembali ke kostan nya dan tak berselang lama dari kepergian pond daddy dan papa joong pulang.
" adek udah di rumah joong? " joong menganguk baik dirinya dan kedua orang tuanya berada di ruang tengah.
" adek makan belum?" tanya mix lagi.
" masih tidur anaknya "
" yauda papa samperin aja sambil kasih dunk makan " mix berjalan menuju dapur mengambil bubur yang sudah maid masak untuk dunk juga segelas air putih.
Mix membuka pintu kamar dunk mendapati anak bungsunya tengah duduk dengan bersandar pada kepala ranjang dan memegang ponsel, mix mendekati dunk di samping ranjangnya.
" chat siapa dek? " yang ditanya mendongak melihat mix membawakan dirinya makan.
" phuwin pah katanya dunk kapan berangkat lagi " mix mengangguk mengambil posisi untuk duduk di kursi sebelah kasur dunk.
" nanti kalo adek udah mendingan badanya, perlu istirahat lagi dirumah " dunk mengangguk dirinya memang perlu istirahat lebih lama.
" makan dulu ya " mix mulai menyuapi dunk dengan perlahan meski dunk bilang dirinya bisa makan sendiri namun mix masih ingin menyuapi dunk.
" pintar sekali anak papa " ucap mix setelah selesai menyuapi dunk. Dirinya hendak memberikan dunk obat namun ia urungkan memilih untuk bangkit kembali ke dapur.
" papa panggilin kaka ya biar adek minum obat " ucapaan papanya membuat dunk menatap mix diam.
" it's okay sayang, tunggu ya " ucap mix mengelus surai dunk sebelum meninggalkan dunk dari kamarnya.
Setelah beberapa menit mix keluar dari kamar dunk, pintu kamar nya kembali terbuka menampilkan joong di pandangannya dengan santai berjalan menuju dunk.
" sudah mendingan?" yang ditanya mengangguk membuat joong tersenyum.
Joong mengambil obat dunk di nakas sebelahnya mulai memasukan obat obat tersebut kedalam mulutnya mencium dunk masih dengan posisi berdirinya sedangkan yang membutuhkan obat harus mendongak untuk mendapatkan obatnya, joong tak perlu menggigit bibir dunk dengan sendirinya dunk membuka mulutnya agar lidah sang kaka dapat masuk ke dalam mulutnya memindahkan obat obat untuk dia minum, karena posisi wajahnya yang mendongak membuat obat begitu saja merosot kedalam tenggorokannya sedangkan joong masih dengan ciumannya melumat bibir yang lebih muda menyesapnya meskipun pait yang ia rasakan namun joong menyukainya, posisi joong bahkan berlutut di kasur menghapit kedua paha dunk dengan tangan yang memegang ceruk leher adik tirinya memperdalam ciuman keduanya dengan memiringkan wajah satu sama lain. Semakin kasar gerakan lidah yang joong berikan semakin dunk meremas baju joong di pinggangnya hingga dirinya kehabisan nafas harus mendorong badan yang lebih besar agar berhenti.
" hah hahh hah "
Melihat wajah dunk yang masih lesu karena sakit dan nafasnya yang tak beraturan membuat joong hilang akal, gila kenapa dunk terlihat seperti menggoda dirinya setelah ciuman itu bahkan bibir dunk terlihat jauh lebih pink dari sebelumnya.
" one more "
" please "Tanpa menunggu jawaban adiknya yang terlihat bingung sembari mengatur nafas kembali kini bibir dunk kembali dicium oleh yang lebih tua, terasa lembut di awal namun semakin lama semakin terasa panas ketika ciuman yang lebih tua dapat balasan, bahkan tangan joong tak lagi di pipi yang lebih muda tangannya turun untuk masuk ke dalam baju yang dunk kenakan mengelusnya perlahan hingga naik menuju dadanya mencari apa yang bisa ia mainkan, menyengol puting yang lebih manis hingga mengeluh.
" aahhhh ka archenn "
Desahan yang lebih muda bukan menyadarkan joong justru membuat joong menginginkan lebih tanpa melepas ciumannya joong memainkan tangannya pada puting dunk dengan menjepitnya menggunakan kedua jarinya lalu ia gerak gerakan memberi sensasi sakit sekaligus nikmat yang dunk rasakan.
" emmhh aahhh henti kanhh aaahhh "
Joong melepaskan ciumannya membiarkan dunk mengambil nafas terlebih dahulu sedangkan dirinya mengangkat kaos yang dunk gunakan hingga dada tanpa melepas pakaiannya menatap puting yang ia mainkan tadi.
" AAAHHHH "
jongg memasukan puting dunk dalam mulut nya membasahi puting yang menegang karena permainan tangan joong yang sebelumnya membuat dunk berkali lipat merasa sensitif pada dadanya, joong melumatnya memainkannya dengan lidah dan menyesapnya kuat tangan nya ia gunakan untuk memainkan puting satunya sama seperti ciuman sebelumnya membuat dunk merasa gila dengan perbuatan kaka tirinya.
" eemmhhh aahhh "
" kaaa ar ahhh chenhhh gelihhh "
" aaahhh aahh"Joong melepaskan mulut nya pada puting dunk dapat dilihat jika puting dunk telah membesar akibat perbuatannya dan membuat warna putingnya merah, tanpa melihat wajah dunk kini joong kembali menyesap puting lainnya membuat dunk kembali kaget dengan perbuatan kaka nya bahkan puting yang baru saja joong isap kini joong mainkan dengan jari jarinya membuat sensasi listrik yang joong rasakan di tubuhnya, badannya kelojotan menerima perbuatan kakanya.
" aaahhhh aaahhh ka archeenhh "
" kaa sakitthhhh aahhh "
" ssstttt aahhhh "Kepalanya menggeleng keras seiring desahannya badannya tak bisa menerika perilaku lebih dari yang dominan dunk lemahh tubuhnya juga merasa aneh seperti meginginkan lebih.
Tokk
Tokk tokkk" dunkk temen kamu dibawahh katanya mau jenguk "
Dunk reflek mendorong kepala kakanya hingga melepaskan paksa mulut sang kaka dari putingnya membuat gesekan gigi joong pada puting dunk yang memberikan sensasi sakit namun nikmat.
" aaahhh "
" please stop dulu "Sorry ya baru up kemaren kemaren sibuk ga sempet lanjutin.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP BROTHER [JoongDunk]
Rastgele" mau kaka gendong? " " kaki adek sakit " lanjutnya. yang ditanya diam masih terduduk disamping trotoar, yang sakit kakinya tapi kenapa hatinya ikut berantakan. " adek berat " jawabnya pelan hampir tak terdengar " kemaren lusa kaka juga gendong...