" ayo pacaran "
Dunk terdiam masih menatap yang lebih tua dihadapannya, yang benar saja ka archen nya ini dunk cukup tahu diri untuk tidak memiliki hubungan lebih dengan joong.
" ka archen bercanda mulu " ucap dunk menutuskan kontak mata keduanya, mengambil ponsel disebelah badannya untuk mengalihkan perhatian dirinya dari ucapan joong.
Joong bangun duduk disebelah dunk yang masih berbaring dengan posel di depan wajahnya.
" kakak serius "
" maksudnya aku serius dunk "Dunk menengok melihat wajah joong yang menampakan keseriusan membuat dirinya turut bangun duduk bersila di depan joong. Berada disini dan masih hidup layak seperti sekarang saja dunk sangat berterimakasih kepada kedua orang tua angkatnya, memiliki hubungan dengan joong bukan perkara baik karena dunk yakin orang tuanya akan sangat kecewa dengan dirinya.
" dunk gabisa " ucap dunk sedikit menundukan wajahnya tak berani menatap mata sang dominan.
" kenapa? "
" aku yakin dunk juga punya perasaan yang sama " joong menunjuk dada dunk dengan telunjuknya.
" dia gabisa bohong dunk " ucap joong." aku.. Aku gasuka ka archen "
" bohong " jawab joong cepat.
" kita gabisa ka " ucap dunk menunduk.
" bisa, kita bisa kalo kita mau " dunk menggeleng cepat.
" kamu takut sama papa? Daddy? " dunk diam, memang benar dia harus tahu diri.
" dunk mau ke bawah, haus " dunk bangkit dari kasur nya berjalan ke arah pintu kamarnya.
" kaka yang tanggung jawab " ucap joong keras membuat dunk berhenti melangkah.
" kaka yang bakal minta izin ke papa, ke daddy buat ngerestuin hubungan kita, kaka janji " ucapnya lagi, lalu dunk kembali melangkahkan kakinya menuju luar ruangan turun ke bawah untuk meredakan haus nya, meski hanya alasan belaka.
Dunk meneguk air dingin ditangannya dadanya cukup bergemuruh dengan pernyataan sang kaka tiri, dia tahu bagaimana perasaan dirinya dan mungkin kaka tirinya namun pacaran dengan kaka tirinya sendiri menurutnya bukan solusi. Saat dirinya fokus dengan pikirannya sendiri pintu utama kediaman gaillard terbuka menampilkan mix dan earth yang membawa satu koper ditangannya.
" adeekkk " mix melangkah cepat menuju dimana dunk berdiri memeluk si bungsu erat menyalurkan rindu nya, bagaimana bisa dunk mengecawakan perasaan orang tua angkatnya.
Mix melepaskan pelukannya diganti dengan kecupan singkat di kepalanya oleh earth.
" joong mana? " tanya earth.
" di kamer adek dadd tadi habis nonton film " earth mengangguk paham lalu mengelus surai dunk pelan.
" main ps mau ga dek? " ajak earth membuat dunk mengangguk lalu keduanya berjalan ke arah ruang tamu, sedangkan mix memilih untuk membawa kopernya masuk ke kamar.
Dua jam lamanya earth dan dan dunk bermain ps hingga keduanya memutuskan untuk berhenti bermain.
" daddy curangg " ucap dunk lucu membuat earth terkekeh.
" daddy ga curang tuh adek aja ga jago " ucap earth iseng membuat dunk memanyunkan bibirnya.
" jangan nangis kan cuma game " ucap earth mengusap surai dunk perlahan justru membuat dunk meneteskan air matanya, melihat itu membuat earth panik bungsu nya menangis membawa dunk kedalam pelukannya.
" huaaaa "
" hiks hiks "" iya daddy minta maaf ya, besok kalo main lagi janji adek yang menang " ucap earth menenangkan.
Dunk menangis bukan karena game nya namun karena rasa bersalah dirinya terhadap kedua orang tuanya ini, dunk merasa bersalah sudah memiliki perasaan terhadap kaka tirinya sendiri padalah orang tuanya sekarang sangat bergitu menyayanginya.
" jangan nangis lagi " earth melepaskan pelukannya membantu dunk mengusap air matanya.
" iya hikss "
" minta joong temenin beli es cream ya biar ga sedih " tawar earth membuat dunk menggeleng.
" lohh kenapa? "
" mau tidur aja " ucap dunk pelan.
" yasuda adek naik ke atas ya tidur " earth membiarkan dunk pergi ke kamarnya, putra bungsu nya ini sungguh lucu.
Dunk masuk ke kamarnya masih gelap seperti dirinya meninggalkan kamar ini beberapa jam lalu, dunk enggan menyalakan lampu utama rungan tersebut karena dirinya hendak tidur daripada pikirannya terus memikirkan hal hal yang membuatnya rumit, dunk berjalan ke salah satu sisi kasurnya dengan perlahan karena minimnya cahaya, menaiki kasurnya lalu menyelimuti badannya sendiri. Dunk mulai memejamkan matanya, posisi badannya miring berharap mulai memasuki dunia tidurnya.
" sudah minumnya? " suara itu membuat dunk kaget apalagi tangan orang lain yang tiba tiba melingkar di area pinggangnya, dan bibir joong yang sangat dekat dengan telinga nya, astaga dunk tidak menyadari kehadiran joong dari tadi.
" kok lama turunn ke bawah nya hmm " suara joong ditelinga nya membuat dunk sedikit merinding, bagaimana tidak nafas joong dengan jelas mengenai daun telinga nya dan itu geli.
" daddy sama papa pulang " ucap dunk, sedangkan joong menyamankan posisi wajahnya di dekat wajah dunk sedangkan tangannya menarik pelan pinggang dunk agar menempel pada tubuhnya.
" pantesan, padahal mau pacaran yang lama "
Chup
Joong dengan mudah mengecup pipi dunk karena posisi nya.
" siapa yang pacaran " tanya dunk.
" archen sama dunk " ucap joong santai membuat dunk membalikan badannya menghadap joong dengan alis yang mengerut heran, bahkan tangan joong sama sekali tak lepas dari pinggang ramping dunk justru tersenyum simpul di depan yang lebih manis.
" kenapa hmm " tanya joong pelan posisi wajah dunk sedikit lebih rendah dibanding dengan dirinya.
" kita ga pacaran ya " ucap dunk kesal.
" emang iya? " tanya joong dengan ekspresi yang dibuat buat kaget membuat dunk semakin jengkel saja dengan orang dihadapannya ini.
" tau ah " ucap dunk ketus dengan muka cemberut membuat joong gemas mendorong pinggang belakang dunk kedepan hingga membuat dunk semakin menempel pada tubuhnya.
Chup
Dahi dunk pas mengenai bibir joong di depannya membuat joong terkekeh usahanya berhasil namun lain dengan dunk yang semakin dibuat kesal oleh sang dominan.
" KA ARCHEEEEEN "
" iya iya maaf " ucap joong terkekeh pelan melihat wajah dunk yang cemberut gemas sekali ingin rasanya mencium bibir tersebut namun ia urungkan.
" lepasssss " ucap dunk pada sang dominan namun permintaannya itu ditolak.
" ka archeenn lepasss " dirinya masih berusaha dengan mendorong tubuh yang lebih besar di depannya, namun usahanya gagal total tenaga joong jauh lebih kuat dari dirinya yang semakin memeluk erat pinggang yang lebih manis, menempatkan dagunya pada kepala si manis membuat dunk berhadapan langsung dengan leher yang lebih dominan, dunk dapat menciumnya aroma tubuh joong yang bercampur parfumn nya, maskulin dan dunk menyukainya.
" begini aja archen ngantuk " ucap joong sebelum menutup matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP BROTHER [JoongDunk]
Random" mau kaka gendong? " " kaki adek sakit " lanjutnya. yang ditanya diam masih terduduk disamping trotoar, yang sakit kakinya tapi kenapa hatinya ikut berantakan. " adek berat " jawabnya pelan hampir tak terdengar " kemaren lusa kaka juga gendong...