9•||CALON MAMER

4 4 0
                                    

.
.
.

Hari-hari telah berganti kini Alvano dan Freesya semakin dekat seperti perangko baik di sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.apalagi semenjak Alvano memilih pindah ke sekolah ini hanya untuk bertemu dirinya lebih lama.

Bahkan sekarang mereka berdua mengacuhkan para sahabat mereka.Alvano dan Freesya duduk berhadapan hanya terhalang dengan meja yang berada di kantin sekolah.bel istirahat berbunyi beberapa menit yang lalu.

"Dimakan!"perintah Alvano melirik kotak bekal yang dirinya bawakan untuk gadis itu.Alvano lebih memilih bangun pagi untuk membuatkan Freesya sarapan daripada melihat sang gadis memakan makanan yang tidak sehat.

Sementara Freesya hanya mengaduk-ngaduk nasi berlauk ayam goreng,sayur hijau,dan tersedia salad buah di wadah yang berbeda,serta satu botol susu.

"Kak all"rengek Freesya dengan tatapan sendu.

"Gue mau beli syomay!!"ucapnya karna sedari tadi ketiga sahabatnya terus saja memamerkan makanan yang tampak sangan lezat dari batagor,cilok,seblak,mie ayam yang dibeli sahabatnya.

"Nggak!lo makan itu aja,4 sehat 5 sempurna"seru Alvano mengacak rambutnya membuat yang lain mendengus sebal.

"Gue gamau 4 sehat 5 sempurna tapi kalo 4 sehat 5 milyar gapapa deh gue terima"ketusnya.

Dalam diam Freesya mencoba meraih sambal yang ada di atas meja yang terdapat di setiap meja yang berada di kantin dari saus,sambal,dan kecap.

"Cih nglunjak"celutak Hilya yang berada di sampingnya.

Dan hap...dirinya menuang beberpa sendok dalam kotak bekal yang diberikan Alvano hingga 5 sendok banyaknya.

Saat dirinya menyendokkan nasi kedalam mulut Alvano menahan pergerakan tangannya.

"Katanya gamau,sini gue makan!"ucapnya dengan penekanan disetiap kalimatnya.Freesya mematung,mengapa Alvano mengetahui hal tersebut?

Sejujurnya Alvano sudah mengetahui sejak Freesya mengambil satu sendok pertama."yahhh kok gitu?ini udah mau kok kak"jawabnya.

"Apaan?inget lo punya maag akut sya.gue gamau lo sakit"hawatir Alvano mengambil kotak bekal yang telah teracuni bumbu pedas.

"Cielah babang alva dedek juga mau dong di posesif'in"genit Rayyan mengedip-ngedipkan matanya.

"Ew,jijik gue dengernya"Aurora bergidik mendengar penuturan dari Rayyan.

"Buat apa di posesif'in kalo hubunganya masih di gantung?"

Jeder...kretek-kretek.

Bagai bunyi kilat yang menyambar keras setelah Falishaa si mulut paling pedas mengatakan itu.

'sebenernya gue udah dari lama pengen jadiin lo cewe gue tha.tapi gue juga ga bisa menentang kepercayaan' batin Alvano.

"Susah kalo bed-hmpp"ucapan Aldi tertahan ketika Alvano menyuapkan sesendok penuh nasi dan ayam goreng yang semula untuk Freesya.

Walau pedas menjalar di mulutnya Aldi tetap mengunyah hingga menelan makanan tersebut saat melihat tatapan membunuh dari Alvano.

"Huh....hah....pedes anjing!!air mana air?"tanyanya entah pada siapa Aldi asal mengambil minum yang berada paling dekat dan meminumnya.

"Bangsat,main ambil-ambil sembarangan minum gue"cerca Aurora.

"Ekhem ada bau-bau abis ciuman meski ngga dari sumbernya nih"ucap Rayyan.
Aurora dan Aldi hanya memutar bola matanya malas.

Sementara Freesya tak memperdulikannya dia menyuapkan salad hingga mulutnya penuh dan diulang hingga makanan tersebut habis tak tersisa kenudian membuka tutup taperwer untuk meminum susu milo yang dirinya suka.Freesya masih memikirkan ucapan Lisha barusan.memang benar dirinya tak mempunyai hubungan apapun dengan Alvano namun tak usah di perjelas memangnya tidak bisa?

WIR SIND ANDERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang