.
.
.Sudah beberapa hari sejak kenyataan dimana Freesya mengetahui agama asli Alvano.meski sudah berkali-kali Alvano menyatakan permohonan maafnya namun sama sekali tidak di tanggapi oleh Freesya.dirinya masih sangat kecewa dengan Alvano yang membohonginya.
Seribu satu cara Alvano lakukan agar Freesya dapat memaafkannya namun bagaikan angin lalu oleh gadisnya membuat Alvano frustasi.
Berkali-kali Alvano mendapati gadisnya tertawa bahagia oleh orang lain bukan dirinya.berkebalikan dari itu,Alvano hanya bisa menambah luka baru.
Seperti saat ini,didepan kediaman Freesya berjarak beberapa meter dari sana Alvano yang masih berada diatas motor ninja tanpa membuka helm fullfacenya menyaksikan Freesya berjalan dengan Atlas,yang Alvano ketahui sahabat gadisnya sejak kecil.
Freesya dengan atasan mukena abu-abu,celana kulot sebagai bawahan dan lipatan sajadah di lengan tangannya.Atlas yang mengenakan setelan baju koko abu-abu dan sarung hitam polos sebagai bawahannya,juga peci yang dikenakan dan sajadah yang tersampir di pundak kokohnya.
Lihatlah,mereka sungguh serasi.berjalan berdampingan keluar dari gerbang rumah besar yang sepertinya akan menuju masjid terdekat untuk melaksanakan solat berjamaah.
Alvano hanya dapat tersenyum getir melihatnya.
'jancok!hati mungil gue tersentil ya Tuhan' batin lelaki yang mengenakan hodie hitam juga celana jeans hitam.
Tidak seharusnya ia membawa Freesya masuk kedalam hatinya yang berbeda 180° dari keseharian gadis itu.
Entahlah,cinta kedua insan ini sungguh rumit hingga Tuhan tidak merestuinya.semesta saja tak ingin melihat mereka bersama.
Alvano hanya dapat menahan sesak di rongga dadanya melihat punggung gadis yang amat dirinya cintai semakin menjauh hingga menghilang dari pandangan.
Kedua telapak tangannya mencengkram erat stang motor,menyalakan mesin kendaraan roda dua tersebut dan menancap gas dengan laju kendaraan yang kencang.
Meninggalkan komplek perumahan Freesya dan pergi entah kemana.
...
Bunyi azan berkumandang terdengar hingga warga sekitar mendengarnya dari toa masjid yang dilantunkan oleh Atlas,seorang gus muda dan anak dari pemilik pesantren.bunyi azan memasuki indra pendengaran dengan suara yang candu ketika siapapun mendengarnya.
Panjang pendek yang membuat azan semakin indah didengar.
Para warga yang sering melaksanakan solat berjamaah sudah duduk manis di saff solat setelah melaksanakan berwudu.
"Laaillahaillallah"kalimat terakhir yang Atlas lantunkan di pengeras suara kemudian berdoa setelah azan.
Tak lama Atlas mengimami solat zuhur,gerakan solat dan lantunan ayat-ayat yang menyertai,hingga tiba pada gerakan terakhir solat.
Beberapa menit Atlas gunakan untuk berceramah di masjid dan ditanggapi dengan antusias oleh para orang yang berada di sana.
Freesya yang memandang bagaimana aura berwibawa dan tegas terpancar dari seorang Atlas.bagaimana penjelasan yang Atlas ucapkan bagi seseorang diantara mereka yang menanyakannya.