17•||MEMBAIK

4 4 0
                                    

.
.
.

"Ga kemana gue cuma mau unboxing lo-

Plak...bughhh

Tamparan dan pukulan Freesya berikan pada punggung dan kepala Alvano yang terbalut helem.tak hanya sekali bahkan Alvano hampir tak dapat menyeimbangkan laju motornya.

"Ssshh queen!lo mau mati?"gerutu Alvano.

"Bowleh"sahutnya tanpa beban kemudian menghentikan pukulan digantikan dengan binar amta melihat pemandangan indah didepan sana.

Sungai jernih yang mengalir deras dari hulu ke hilir,beberapa pohon mangga yang tak tinggi dan juga berbuah lebat,rerumputan hijau yang terurus ditambah langit sore berwarna jingga kekuningan disertai birunya langit dan sinar matahari yang hampir tenggelam.

"Wooaaahhh"seru Freesya setelah Alvano menghentikan motornya kemudian turun lebih dekat menuju sungai.

"Suka pemandangannya?"tanya Alvano yang sudah berdiri disampingnya dengan pancingan dan sebuah ember kecil.

"Suka"jawabnya mengangguk seperti anak kecil.

"Kamu suka mancing?"

"Hmm suka"

"Suka ngga sama orang disamping kamu?"tanya Alvano sekali lagi dengan menatap Freesya dari samping.

"Suka"seru Freesya tanpa sadar, jawaban tersebut membuat Alvano mati kutu.niatnya ingin menjahili gadis didepannya.

"Gue juga suka sama lo"lirih Alvano namun masih dapat didengar olehnya.

Mereka berdua berjalan mendekat dan duduk di batu besar sampung sungai yang tersuguh langsung buah dari pohonnya.Alvano mengaitkan cacing pada pancingannya kemudian melempar kail tersebut yang langsung tenggelam pada air.

Sambil menunggu umpannya termakan oleh ikan Alvano duduk menyamping memperhatikan Freesya yang menikmati angin berhembus menerpa kulit wajahnya.

"Maaf"ucap Alvano tiba-tiba membuat Freesya menatapnya.mereka saling melempar tatapan beberapa detik hingga Freesya mengangkat satu alisnya.

"Gue minta maaf"ucap Alvano sekali lagi.

"Buat?"bingung Freesya kemudian dikejutkan oleh Alvano yang memeluknya erat.meletakkan dagunya di ujung kepala Freesya,lama dari itu Alvano mulai terisak sehingga dirinya mengusap lembut punggung Alvano.

"M-maaf,waktu itu gue gajadi berangkat bareng lo karna gue langsung pergi setelah ngeliat lo sama cowo lain mana pake ngasih bunga,maaf juga karna ngga balesin chat lo,tapi waktu lo minta jemput gue langsung otw ke halte dan disana gue liat lo digendongan cowo yang sama gue juga liat kalian pelukan erat dari ujung jalan.disana gue kehujanan tapi gue tetep ikutin lo dari belakang buat mastiin lo selamat sampe rumah,gue liat lo peluk dia waktu dimotor dan jujur gue iri.setelah itu gue pulang kerumah dan malemnya gue demam makannya gaberangkat dua hari.gue juga minta maaf udah dorong dan kasar sama lo,gue masih gabisa jagain lo"ucap Alvano panjang kemudian mengurai pelukan dan mengusap kasar air mata yang menggenang.

"Jadi kakak cemburu liat aku sama atlas?"tebaknya dijawab angggukan lucu oleh Alvano dengan bibi mengercut.

"Dia itu cuma sahabat aku,sahabat dari bayi tapi dia baru kembali dari pesantren yang ada di jakarta setelah kurang lebih sepuluh tahun kita ngga ketemu"jelas Freesya kemudian menyenderkan kepalanya pada pundak Alvano.

"Lo tenang aja sekarang yang ada di hati gue cuma alvano meski statusnya gue digantungin haha"ucapnya tertawa hambar.

"Ngode biar ditembak?"

"Hehe"kekeh Freesya.

"Gue juga minta maaf soal ini,gue belum bisa buat lo lebih dekat dengan ikatan cinta karna suatu hal yang gabisa ditembus tapi walaupun begitu You are mine and I am only yours"tekan Alvano  diakhir kalimatnya.

WIR SIND ANDERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang