.
.
.Tanpa berlama hari ini kegiatan ujian dan ulangan kenaikan kelas sudah selesai.lima hari berturut-turut mereka berkelahi dengan isi otak untuk hasil yang selama ini mereka pelajari.
Tentu saja sekarang ini menjadi hari yang di tunggu-tunggu bagi mereka.karna beberapa hari kedepan sekolah libur.
Sama halnya dengan Freesya yang malam ini sedang maraton wattpad ditemani sang HTS lewat viddio call.
Miris sekali hubungan mereka.
"Adduuuhhh baper dong guee"pekik Freesya berguling-guling di kasur queen sizenya.
Sementara Alvano yang melihat jelas gadisnya yang sedari tadi tidak jelas,bahkan sampai mengabaikan dirinya ia pun mendengus kasar.
'tantrum lagi ni bocah' ucap Alvano di sebrang.
Freesya yang mendengar dengan jelas melirik tajam kearah laptop yang menampakkan wajah tampan Alvano.
'baca apaan si?sampe aku di kacangin gini hmm?' tanya Alvano ketus.
"Baca masa depan gue!"jawab Freesya ikut menanggapinya dengan ketus.kemudian kembali membaca di aplikasi oranye itu dengan raut wajah yang berubah 180° dari sebelumnya,bahkan sekarang gadis itu kembali tersenyum-senyum.
'esyaa!!liat sini dong!!lama-lama cemburu juga aku sama cowo-cowo fiksi kamu itu!' kesal Alvano mengalihkan pandangan.
"Utututu cayang,cu amay cii cowo aku ini,kenapa?"tanya Freesya yang kali ini memfokuskan pada laptop dan mematikan layar ponselnya.
Membawa laptop berlogo appel kedalam pangkuannya,gadis itu bersandar pada sandaran ranjang.
'kamu,udah minta izin sama tante nata?' ujar Alvano mencoba menurunkan egonya.
Freesya sempat berpikir beberapa saat"minta izin apa?"bingung gadis itu.
'ckk!!kamu gimana si sya-
"OH IYA IYA!!aku inget,minta izin buat nikah besok kan?"ucap Freesya bercanda membuat Alvano ingin sekali mengarungi gadis itu dan melemparnya ke danau.
"Eh enggak-enggak,heheheh tadi itu bercanda ealah al.iya kok aku inget,tapi belum minta izin sama mamah"lanjut Freesya saat melihat wajah Alvano yang sudah seperti ingin menerkam mangsanya hidup-hidup.
'izin dong!aku aja lagi berusaha bujuk bunda biar di izinin ini"sahut Alvano.
"Iyaiyaiya,yaudah aku tutup telfonnya dulu,bayy"
Tanpa menunggu persetujuan dari orang disebrang sana Freesya mematikan vidio call yang dirinya hubungkan ke laptop.
Gadis cantik berbalut baju tidur pendek bermotif pinguin lengkap dengan sendal bulunya itu keluar dari kamar menuju ruang tengah.
Menghampiri kedua orang tuanya dengan sang abang yang menidurkan kepalanya pada pangkuan Natasha dengan rambut yang diusap lembut olehnya,sementara Adinata menyuapkan kripik pada Langit.
Apa-apaan ini??mereka bertiga sedang menonton bola tanpa sepengetahuannya?!dan apa lagi yang Freesya lihat?mereka sudah seperti keluarga cemara tanpa beban seperti dirinya.
Gadis itu menuruni anak tangga dengan langkah kaki yang di hentak-hentakkan kesal.
Atensi mereka bertiga mengarah pada si bungsu yang menampakkan raut wajah kesal,kedua tangan yang terlipat di depan dada,dan mata yang menatap tajam.
"Eh sayang,kirain udah tidur"ucap Natasha menyambut kedatangan sang putri,wanita paruh baya itu menepuk sofa disampingnya berharap Freesya duduk disana.