.
.
.
Keesokan harinya gadis cantik bernetra hazle menuruni anak tangga dengan langkah kakinya.seragam putih abu yang terpakai rapi di tubuh gadis itu juga ransel cream yang tersampir di pundak kanannya.Freesya berhenti berjalan didepan tubuh tegas Alvano yang berada di depan pintu rumahnya.laki-laki dengan pakaian putih yang keluar dari celana abu,satu tangan yang dimasukkan saku celana,ransel hitam di pundak kiri,juga rambut yang sengaja diacak.
"Kenapa telat bangun?"tanya Alvano dengan dingin.
Freesya menelan salivanya kasar.gadis itu bingung harus menjawab apa.haruskah dirinya jujur jika semalam dirinya maraton drakor hingga subuh tadi?
"Emm,semalem abis maraton drakor hehee"lirih Freesya tak berani menatap netra tajam Alvano.
"Gara-gada drakor kamu juga ngga bales chat aku?"tanya Alvano mengintimidasi membuat gadis didepannya ketakutan dibuatnya.
"Maaf"cicit Freesya.
Alvano menghembuskan nafasnya berat kemudian telapak tangannya meraih lengan sang gadis dan menggandengnya menuju dimana motor lelaki itu terparkir.
Alvano menaiki motor diikuti Freesya yang sedikit kesusahan karna mengenakan rok panjang sebagaimana ditentukan.setelah Freesya berhasil menaiki motor tinggi milik Alvano dengan bantuan lelaki itu langsung saja motor yang dikendarai Alvano melesat membelah jalan raya.
Dengan kecepatan yang lumayan kencang karna sudah dipastikan mereka berdua akan terlambat datang ke sekolahan.
Jalanan yang sudah banyak pengendara turut menjalankan aktifitasnya masing-masing.Freesya semakin mengeratkan cengkramannya pada pakaian Alvano ketika lelaki itu menambah kecepatan laju kendaraannya.
Beberapa menit perjalanan akhirnya motor yang dikendarai Alvano tiba di sekolah.seperti yang diduga,pintu gerbang tinggi sudah tertutup rapat tidak membiarkan siapapun murid yang terlambat datang diizinkan masuk.
Freesya yang masih duduk di boncengan motor menunduk,merasa bersalah.
"Kak,maafin aku.gara-gara kesiangan bangum kita jadi telat kesekolah"ucapnya.
"Gapapa,lain kali kalo jadwalnya sekolah jangan begadang sampe subuh!"tegur Alvano yang diangguki Freesya.dari kaca sepion Alvano tersenyum tipis ketika melihat tingkah gadisnya.
"Sekarang gimana?"tanya Freesya.
"Kita serahin diri ke guru piket"jawab Alvano hendak turun dari motor namun ditahan Freesya.
"Kamu yakin?"ucap Freesya ragu.
"Kenapa enggak?kita harus tanggung apa kesalahan kita yang udah diperbuat"seru Alvano tenang.
Senyum manis terukir di wajah cantik Freesya,"nggak salah aku jatuh cinta sama kakak"ujar Freesya.
"Kita nggak salah kan kalo saling mencintai?"monolog Alvano membuat wajah berseri Freesya seketika pudar.
"Mungkin kita cuma dikasih kepercayaan buat saling mencintai tapi juga larangan untuk saling memiliki"lirih Freesya yang masih dapat didengar Alvano dengan jelas.
"Takdir kita sangat rumit hingga semesta saja tidak mengizinkan untuk saling bersama"ujar Alvano mencengkram erat stang motor.
"Kita hanya diperbolehkan singgah sementara sebelum dipaksa berpisah"tutur Freesya.
"HEY KALIAN!!jam segini baru sampai di sekolah,MAU JADI APA HAH?!"teriakan tersebut berasal dari Bu Rina,salah satu guru kiler di sekolah ini.
Alvano menepikan motornya kemudian turun dan berjalan mendekat kearah guru tersebut diikuti Freesya disampingnya.